01

100 4 0
                                    

Seiring berjalannya waktu, Lino makin hari makin murung karena tidak ada sosok ibu disampingnya...

"Assalamualaikum Lino, kak Gita datang." Salam Gita yang memasuki rumah sempit milik Lino itu.

"Lino...?." Panggil Gita kepada Lino. "Astaghfirullah Lino kamu kenapa panas banget." Kaget Gita karna badan Lino panas.

"Lino gak papa kak." Jawab Lino yang lemas.

"Gak papa gimana kamu aja panas kek gini, ayo kita kerumah sakit sekarang." Panik Gita.

"Gak usah kak, udah biasa kek gini." Jawab Lino lemas.

"Gak ada penolakan, Ayo ikut Kaka." Ucap Gita yang menggandeng tangan Lino.

__

Lino dan Gita sudah sampai kerumah sakit.

"Kak Lino gak mau kerumah sakit kak, Lino trauma." Rengek Lino.

"Hilangin rasa trauma kamu Lino, sekarang kamu diperiksa dulu." Balas Gita yang panik.

Lino pun dimasukan keruang UGD.

"Bund, Lino takut bund, Lino trauma karena bunda pernah disini bund." Gumam Lino dalam hati.

Gita yang berada diluar UGD ia langsung menelpon para sahabat Lino untuk mengabari Lino sedang diopnama.

Para sahabatnya itu pun sampai kerumah sakit dan ia melihat Gita yang mondar mandir dimuka ruangan UGD.

"Kak." Panggil ollan dan Gita menoleh ke sumber suara itu.

Mereka langsung menghampiri Gita yang sedang duduk dikursi itu.

"Gejala Lino kenapa kak?." Tanya Aran.

"Tdi aku baru datang tiba tiba Lino gak sadarkan diri, aku pegang jidat dia suhu tubuhnya panas banget, aku panik dan langsung bawa dia kerumah sakit." Ucap Gita menjelaskan.

"Keknya anaknya masih merindukan bundanya." Balas Cornelio.

"Bisa jadi, tuh anak susah banget ikhlasin nya." Jawab ollan.

"Yah gimana mau ikhlasin dodol, bundanya yang gak pernah main tangan dan gak pernah bentak itu adalah bunda terbaik yang pernah ada." Jawab Cornelio.

"Kak, kamu tau tentang Tante Ida?." Tanya Aran.

"Tau dia nampar Lino kan?." Jawab Gita.

"Iya aku gedek banget, Lino gak salah apa apa ditampar, apa gak kesal coba." Jawab Aran yang masih kesal.

"Kasian yah jdi Lino, udah ditinggal bapaknya disaat umur 8 tahun, ditinggalkan bundanya lagi, dan dia hidup sendiri tanpa dampingan keluarga." Ucap ollan kasihan kepada Lino itu.

"Kenapa kak Gita bawa aja kerumah kamu kak?." Tanya Aran.

"Kamu tau sendiri kan dek, papah aku sama ayah dia musuhan, ini aja aku diam diam buat jenguk Lino." Jawab Gita.

"Iya juga yah, kasian dia." Jawab Cornelio.

Dokter spesialis keluar dri ruangan UGD dan mereka pun menoleh kearah dokter tersebut.

"Gimana keadaan adik saya dok?." Tanya Gita.

"Loh kamu Kaka Lino toh, bukannya Kaka Lino udah meninggal 3 tahun yang lalu?." Heran dokter tersebut.

Gita mendengar ucapan dokter itu pun terkejut, dan ia juga baru ingat bahwa Lino mempunyai Kaka perempuan yang paling ia sayang, sayangnya Kaka Lino itu meninggal karna terkena penyakit anemia aplastik.

"Saya Kaka angkat Lino saja om." Jawab Gita spontan.

"Ohh saya kira kakanya Lino hidup kembali, jdi keadaan Lino hanya kelelahan saja dan banyak pikiran, tapi tolong bilang ke dia bahwa jangan terlalu bawa berpikiran, bisa terkena penyakit nantinya." Saran dokternya kepada sahabat Lino dan Gita.

SENJA TERBENAMWhere stories live. Discover now