08; Bukber

1.7K 261 29
                                    

Para anak OSIS dan perwakilan anak anak PMR sekarang ada di rumah Fritzy, mereka membantu menyiapkan semua nya dari membungkus satu persatu takjil nya sampai membagikan nya, mereka pengen mandiri aja

"Ada yang bisa ibu bantu anak anak? Siapa tau kalian kesusahan" Tanya Marsha lalu duduk di samping Fritzy yang sedang memasukkan takjil nya di kantung plastik. "Nggak papa kok bu, ini udah cukup kok ibu ngawasin aja udah cukup kok" Jawab Fritzy

"Oh ya nanti kita akan dibantu sama pak polisi karena nanti bagi bagi takjil selalu akan buat macet dan susah menyebrang nya, kalian jangan main main di tengah jalan ya" Nasihat Marsha

"Iya bu!"

"Lin anak anak tadi pada kemana? Kok pada ngilang semua" Tanya Leon

"Hmm katanya sih mau ngambil jas mereka sama beli kembang api buat nanti, mungkin bentar lagi mereka sampek kok lagian mereka kalo di sini nggak bakal ngapa ngapain kok" Jelas Oline

"Oline, tangan kamu nggak papa? Nanti kamu bisa kok cuma lihat doang tidak perlu membantu memberikan takjil takjil ini" Tanya Marsha khawatir

"Nggak papa kok bu, yang sakit kan yang kiri bukan yang kanan tapi nanti saya bantuin cuma sedikit sedikit saja sama bunda belum dibolehin tangan nya digerakin keras keras" Marsha mengangguk lalu meletakkan semua bungkusan takjil itu di dalam kardus yang lebih besar

"Assalamu'alaikum and Shalom semuanya" Ucap Nafa dengan nada keras, sampai semua orang di ruangan sebesar itu kedengeran. "Waalaikumsalam, kalian lama sekali abis darimana saja?" Tanya Marsha

"Ambil jas sama beli kembang api bu nanti kan buka bersama di rumah Oline kalo nggak ada kembang api nggak seru tau nggak bu, jadi maka dari itu kita beli dulu deh bu" Jawab Sean sambil membawa kresek berisikan banyak kembang api di dalam nya

"Yang penting Oline nggak ikut main aja terserah kalian, awas aja lo kalo ikutan main mau kena lagi ha?" Marah Ribka membuat Oline sedikit takut. "Iya nggak lagi lagi deh" Sahut Oline

Semuanya sudah selesai dan jumlah takjil nya ada 500, dan kemungkinan satu orang satu jadi mungkin hari ini saja akan selesai dalam waktu satu jam lebih beberapa menit saja. Oline nggak ikutan bagiin takjil tapi dia bantuin dokumentasi bersama beberapa tim dokumentasi lain nya

"Nanti jangan lupa hasil video sama foto nya di edit terus dimasukin ke instagram seperti biasanya, abis ini kalo udah selesai kalian bisa beli jajanan kok tapi jangan di makan langsung nanti di rumah ku aja" Ucap Oline

"Hmm makasih kak"

"Oline, untung saja saat kamu memimpin kamu lebih baik daripada ketua OSIS yang dulu, ya memang dia dulu sangat adil dan bisa diandalkan hanya saja anggota nya yang pasif dan kamu bisa merubah nya, kamu harus bisa ngajarin ketua OSIS yang baru nanti" Ucap pak kepala sekolah, Oline mengangguk

"Makasih pak, karena dukungan dari bapak juga organisasi ini semakin maju dari tahun kemarin pak, makasih juga atas dana nya pak jika bapak tidak ada mungkin kami hanya menyediakan tak sampai 500 takjil" Pak kepala sekolah tertawa pelan lalu memukul pelan bahu Oline

"Ya ya semangat terus ya, bapak yakin dengan pencapaian mu selama di OSIS dan akademik mu bisa mengantarkan mu ke kampus yang kamu impikan"

"Aamiin"

"Oh ya adik mu juga sangat tegas ya meskipun kalian kembar tapi sifat kalian hampir berbanding terbalik, kamu kalem tapi adik mu sangat tegas apalagi dengan anggota yang tidak bertanggung jawab" Pandangan Oline sekarang tertuju ke arah adik nya, dia memang tidak mirip dengan Ribka dari wajah maupun sifat

Wajah Oline ikut Daniel sedangkan wajah Ribka ikut Indah, sifat mereka pun juga berbeda, sifat Ribka seperti Daniel yang dulunya sangat tegas sedangkan Oline sangat kalem seperti Indah sekarang, hanya saja kadang dia juga seperti Daniel

TERAWIH, ORINE [End]√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang