BAB 5

195 25 2
                                    

happy reading all;)
































"jangan pernah kasar kepada perempuan!" tegas nya. lelaki yang berusia 42 tahun itu bernama jinan,bisa dibilang dia adalah papa dari Adel dan flora.

"pah jelas jelas dia bikin kak flora celaka!" isaknya

lelaki itu menoleh ke arah Ashel,ashel melihat tatapan Jinan membuat kakinya bergetar dan ketakutan.

"apa benar kamu mencelakai anak saya?" ucapnya pelan

"o-om saya berani bersumpah om saya tidak ada sama sekali niat buat celakai kak flora om"

Ashel menunduk dan mencoba menahan air mata nya namun ashel dan dengan itu setetes air mata mengalir membasahi pipinya,takut?, ashel benar benar takut pada saat itu,ia takut flora kenapa kenapa.

"kamu siapa nya flora?"

"s-saya temanya om,kita pernah ketemu beberapa hari yang lalu,tadi kak flora ngajak saya buat main ditaman om, katanya dia bosan dirumah makanya saya mau diajak main om" ucap Ashel penuh hati hati

"baiklah,maaf perilaku anak om ya." ucap jinan dengan senyum yang tulus dan menepuk pundak ashel pelan.

Jinan pergi dari hadapan mereka berdua karna Jinan harus mengurus pengobatan flora,Jinan begitu peduli tentang flora karna flora lah yang membuat ia semangat untuk melanjutkan hidup, ketika ia ditinggal sama orang yang ia cintai untuk selama lamanya.

ashel beranikan diri melangkah mengarah ke Adel,Adel begitu tampak khawatir dan cemas dengan saudara kandungnya itu,air mata Adel lolos membasahi pipinya,ia begitu takut untuk ditinggal kedua kalinya, ashel menyodorkan kain kecil yang berwarna biru itu,yang pernah Adel kasih ke ashel di kala ashel menangis di atas gedung sekolah itu.

"maaf udah bikin kamu cemas" ucap Ashel sembari memberikan kain itu.

adel mendengar itu menatap wajah ashel yang begitu sayu ketika panik

"lo mending pergi dari hadapan gue,dan satu lagi jangan pernah lo datang dihadapan kakak gue lagi,karna lo bukan siapa siapa dia,lo datang makin merusak semua suasana!" ucap Adel dengan amarah nya dan menepis kain yang ada ditangan ashel.

Ashel mendengar itu justru membuat hatinya sakit tapi mau gimana juga ashel tetap harus mengalah,Adel ada benarnya ashel cuma orang yang baru dikenal oleh flora tetapi kenapa bisa seakrab itu padahal mereka baru berkenalan beberapa hari yang lalu. Ashel turun dari anak anak tangga dan ia menangis disepanjang jalan dia begitu sakit hati dengan omongan Adel,belum juga luka sembuh kini malah dilukai lagi dengan perkataan orang yang menganggap dia hampir membunuh saudara kandungnya itu.

Adel kini masih mencemaskan dan dia masih menunggu kabar dari dokter, Jinan kembali dimana ruangan ICU itu masih belum juga membukaan suara, Jinan melihat sekitar nya dan melihat ke Adel

"dimana gadis itu?"

"gak tau pa,tadi dia udah pergi gitu aja"

"kenapa kamu menuduh dia jika flora seperti ini?"

"pa aku memantau ka flora dari kejauhan,aku gak bakal pernah membiarkan kak flora kenalan sama orang yang tidak pernah kita kenal sebelumnya,dan dia memberikan minuman dingin ke kak flora,kan kak flora tidak boleh minum yang dingin dingin pa---" ucapnya terpotong

"cukup reva!,kamu jangan pernah menuduh seseorang yang kamu tidak akan pernah tau tentang penyakitnya flora,kamu urus aja dunia kamu yang ugal ugalan itu,kamu fikir papa tidak tau kegiatan kamu diluar sana!,kamu bukan Reva yang papa kenal dulu!,apa yang membuat kamu jadi keras kepala ini Reva!" ucap jinan emosi

Adel mendengar itu membulatkan matanya,ia terkejut apa dikatakan oleh sang papa

"papa tau kamu hancur semenjak kepergian mama kamu,papa juga tau kamu menjadi seperti ini karna wanita jalang yang kamu cintai itu yg merusak semua fikiran kamu,dan kamu tau apa tujuan papa menjodohkan kamu sama muthe,karna dia pantas buat kamu reva, kamu tidak ada abis abis nya melupakan perempuan itu dia sudah berkeluarga reva kamu harus sadar itu"

"pa asal papa tau aku jadi seperti ini karna papa juga,papa juga tidak pernah ada disaat Reva sedih,dan papa lebih memperhatikan kak flora dibanding aku,aku tau kak flora sakit aku tau pa aku ngerti,tapi papa bisa kan adil buat aku?,bahkan aku udah nurut semua apa yang papa mau, aku kurang apa lagi pa,dan masalah aku tidak ada kaitannya dengan Chika jadi aku mohon sama papa jangan pernah membawa orang itu dimasalah kehidupan aku pa" ucap Adel gugup dan mengeluarkan airmata nya lagi. Adel pergi dari hadapan Jinan dan meninggalkan halaman rumah sakit itu.

entah kenapa jika membawa Chika hatinya serasa sakit padahal wanita itu tidak ada kaitannya dengan masalah kehidupan keluarga mereka, Adel dulu sangat mencintai Chika bahkan ia begitu hancur mendengar kabar tentang Chika, jujur jika ditanya gimana perasaan dia saat ini tentang Chika? Adel tidak pernah menghapus perasaan nya tentang Chika, perasaan dia masih sama seperti 3 tahun yang lalu itu,Adel tidak pernah membuka hatinya buat siapa pun itu, dia akan tetap menunggu kabar dari chika.

Adel melajukan mobilnya ia tidak peduli dengan kendaraan yang hampir ia membahayai kendaraan lain banyak kelakson dan cacian yang Adel dapat namun dia tidak menanggapi nya dia tetap membawa mobil nya dengan kecepatan tinggi.kini tiba lah dimana lokasi yang Adel kunjungi, ia berjalan dan berdiri didepan hadapan batu nisan sang ibu nya. ia duduk dan mengelus batu nisan itu dan nangis senangisnya Adel mengungkapkan bahwa seburuk itu adel Dimata sang papa, tidak lama dari itu disana ia memeluk kuburan itu tanpa dia sadari dia tertidur disana.

Disaat hujan turun pun adel tidak sadar dari tidurnya hujan itu membasahi semua tubuh Adel dan percikan tanah dikuburan itu mengotori jaket hitam milik Adel, seseorang berjalan dan menghalangi hujan itu mengenai tubuh Adel yang masih tertidur pulas.seseorang itu adalah muthe.

Adel merasa tubuhnya tidak dibasahi oleh hujan lagi ia membuka matanya perlahan dan melihat disekitar nya, dia melirik seseorang yang sedang memegangi payung berwarna hitam itu, Adel melihat orang itu berdiri dan memeluk muthe begitu erat,payung yang awalnya ditangan muthe kini payung itu jatuh ketanah dan mereka kehujanan berdua disana. Adel menangis dipeluk sang pacar pura pura nya itu.

"d-del?, u okey?" ucap muthe lembut

"izinin aku meluk kamu kali ini." ucapnya didalam pelukan itu

muthe mendengar itu jantung nya saat ini sedang berdisko.


















































































VOTE!!!!
Dua remaja dua cerita

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dua Remaja Dua cerita [DelShel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang