BAB 2

639 17 0
                                    

Malam harinya Eleora hanya diam dan merenung di atas tempat tidur tanpa ingin melakukan sesuatu. Eleora masih tidak percaya jika akan terjadi seperti ini kehidupannya. Gadis itu tidak menangisinya, karna untuk apa? Toh, semua sudah terjadi percaya tidak percaya Eleora harus percaya. Hanya saja Eleora takut jika disuruh menjadi budak nafsu pria angkuh itu apalagi hingga nyawanya sampai melayang sebelum waktunya.

Tak terasa memikirkan itu semua membuat Eleora mengantuk. Dengan pelan dia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Belum lama Eleora memejamkan kedua matanya, Eleora merasakan pergerakan kasar dan juga terburu-buru dari seseorang. Eleora juga merasakan jika baju yang dia pakai disobek paksa. Eleora pun membuka kedua matanya cepat dan lebar-lebar supaya dia bisa melihat apa yang sebenarnya terjadi padanya.


"Jangan memberontak atau aku akan menyiksamu sekarang!" Bentak Raffael dengan keras.

Ternyata Raffael yang mengganggu tidur beberapa detik Eleora. Eleora ingin berteriak kencang tapi setelah mendengar bentakan Raffael membuat nyali Eleora lenyap seketika. Dan sekarang tubuh Eleora terekspos jelas di hadapan Raffael. Malulah yang dirasakan Eleora sekarang tapi sepertinya Raffael tak memandanginya seperti layaknya pria yang tengah terpesona dengan objek indah di hadapannya, melainkan senyuman miring serta tatapan tajam tanpa ekspresi yang Raffael tunjukkan ke Eleora.

Raffael langsung membuka resleting celananya dan mengarahkan miliknya ke milik Eleora. Dengan kasar Raffael membuka selangkangan Eleora lebar-lebar supaya miliknya bisa masuk.


"Kau sempit sekali, Jalang!" Geram Raffael sambil tetap memasukkan miliknya ke milik Eleora tanpa peduli rasa sakit yang dirasakan gadis itu.


"Saaakitthhh..tolonghh..janganhh lakukanhh inihh padakuhh..!!" Rintih Eleora dengan air mata yang mengalir di pipinya.


"DIAAMM!!!" Bentak Raffael yang tengah emosi.

Raffael tetap memaksakan miliknya itu untuk cepat masuk ke milik Eleora tanpa memedulikan Eleora yang tengah menangis tersedu-tersedu merasakan sakit di kewanitaannya.

Eleora sekarang ini persis seperti korban pemerkosaan yang sangat keji. Sekarang miliknya dipenuhi oleh milik Raffael yang besar. Tentu Eleora semakin menangis. Menangis bukan karena kesakitan lagi tetapi meratapi keperawanannya yang telah diambil pria di hadapannya ini secara paksa dan tidak manusiawi.

Parahnya lagi Raffael melakukannya dengan kasar dan cepat tidak tahu aturan ditambah tangan kekar Raffael meremas kuat-kuat buah dada Eleora yang menggiurkan para kaum Adam.

"Jangan pernah mendesah di depanku!" Ancam Raffael sambil tetap memaju mundurkan miliknya.


Eleora hanya mampu mencengkeram bantal saat pergerakan Raffael mulai liar dan agresif. Raffael juga menghisap kedua buah dada Eleora kuat-kuat dan kasar secara bergantian sambil menamparnya dengan keras membuat Eleora menangis dalam diam.

Aksi bejat Raffael malam ini membuat Eleora seperti sampah. Dia sangat kotor dan menjijikkan. Tubuh dan aset berharga yang dia jaga selama ini harus direnggut paksa oleh manusia yang tidak bisa memanusiakan manusia. Eleora berharap jika selesai Raffael melakukan tindakan asusila padanya dia langsung meninggal saja.

Dia tidak ingin menjadi budak nafsu pria yang tidak punya hati nurani tersebut. Setelah 1 jam lebih dengan posisi seperti itu, Raffael langsung menarik tubuh Eleora dengan kasar bahkan rambut panjang Eleora juga ikut ke tarik. Kali ini Raffael ingin berganti gaya. Pria itu akan memakai gaya favoritnya.


"Menungging!!!" Bentak Raffael.


Eleora mau tak mau harus menurut saat Raffael membentaknya lagi. Walaupun dirinya takut, Eleora tetap tidak bisa memberontak kepada pria angkuh itu. Raffael mulai menampar pantat Eleora lalu memasukkan lagi miliknya secara paksa yang membuat Eleora menjerit tertahan. Raffael memaju mundurkan pergerakannya itu dengan cepat dan meremas buah dada Eleora tanpa ampun.

Dirasa jika Raffael telah sampai pada puncak kenikmatannya, tanpa berpikir panjang Raffael langsung menambah temponya lalu menyemburkan cairannya di dalam rahim Eleora dan tidak memperdulikan apa yang terjadi nantinya. Setelah itu, Raffael mengambil botol yang berisi air lalu meminumnya sampai habis tanpa melihat Eleora lemas tidak berdaya di hadapannya.


~°~°~°~°~°~


Eleora membuka kedua matanya secara perlahan lalu melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul 10.00 WIB. Eleora tak terkejut karna tubuhnya sangat lemas sekarang akibat semalaman Raffael menggempurnya tanpa ampun. Eleora saat ini merasakan jika dirinya sekarang tengah telanjang bulat hanya selimut yang membungkus tubuhnya.

Dia juga merasakan nyeri dan perih di kewanitaannya. Tubuhnya juga terdapat lebam terutama di kedua buah dadanya, kedua lengannya dan juga perutnya. Raffael memang tidak punya belas kasihan kepadanya. Memang benar Raffael tidak menyiksanya tapi sikap kasarnya semalam membuat Eleora sakit karena diperlakukan layaknya hewan.

Mengingat kejadian itu air mata Eleora berhasil mengalir kembali setelah semalam keluar tanpa henti. Bisa dipastikan mata Eleora membengkak sekarang karna terlalu banyak menangis.

"Ayah...hikss...hikss...Ele kotor ayah....tidak a-ada yang bisa di ba-banggakan lagi dari Ele...hiksss...Ele bukan perawan lagi hikksss...hikss..." Isak Eleora.

Sedangkan dilain tempat, Raffael tengah sibuk dengan urusannya bersama para sahabat-sahabatnya yang juga termasuk ke dalam Mafia. Raffael tidak memikirkan bagaimana kondisi Eleora saat ini yang dia pikirkan hanyalah menyelesaikan urusannya sehingga jika dirinya pulang, Raffael bisa langsung menggempur tubuh Eleora yang luar biasa panas itu.

"Kau kenapa Raf?" Tanya Bams saat melihat Raffael tengah tersenyum miring.


"Aku menebak jika sahabat kita satu ini tengah mengalami sex yang luar biasa tidak seperti sebelumnya." Ujar Kean.


"Apa kau menemukan jalang lagi? Jika melihat auramu saat ini bolehlah kau membagi jalangmu itu kepadaku. Aku tidak sabar ingin melakukan berbagai macam gaya sex dengannya." Tutur Zio sembari membayangkan macam-macam gaya sex.


"Kalau itu kau bisa melakukannya dengan Selena, bung!" Ketus Bams membuat Zio cemberut kesal.

"Kalian memang benar, aku menemukan jalang baru yang masih perawan dan juga nikmat. Tapi jangan pernah kalian berani menyentuhnya. Karena dia sudah menjadi budak nafsuku yang mungkin dengan jangka waktu setahun. Setelah itu kalian bisa menyentuhnya sepuas kalian!" Ungkap Raffael.

Genta yang mendengar itu hanya geleng-geleng kepala sambil meminum wine-nya.


"Itu jangka waktu yang lama dari sekian jalang yang pernah tidur denganmu, Raf! Oh, amazing sekali kawan-kawan." Kata Zio dengan heboh.


"Apa dia begitu spesial, dude?" Tanya Bams membuat Raffael menatapnya datar tanpa ekspresi.

"Dia tidak ada yang spesial. Aku hanya ingin balas dendam dengannya setelah dendamku terbalaskan aku akan melepaskannya!" Jawab Raffael.


"Kau punya dendam?" Tanya Genta yang sedari tadi diam.


"Ya, dendam yang sangat harus aku balaskan. Nyawa harus dibayar dengan nyawa!" Jawab Raffael sorot matanya dipenuhi dengan kebencian.

Mengingat momen 10 tahun yang lalu, sanggup membuat Raffael memanas. Dendam yang selama ini dia pendam sudah sangat cukup untuk dibalaskan. Nyawa harus dibayar dengan nyawa. Sebelum Raffael membuat targetnya mati ditangannya sendiri, Raffael akan terus menyiksa Eleora. Setelah semuanya selesai barulah Raffael akan membebaskan Eleora.


"Sepertinya sekarang kita harus mengurus hal lain yang jauh lebih penting kawan-kawan!" Kata Bams dengan muka serius.

"Ada apa?" Tanya Kean penasaran.


"Si tua bangka itu beraksi lagi. Sekarang dia sama anak buahnya mulai bermain penggelapan uang pajak pemerintah. Itu sama saja dia mau mengambil uang masyarakat." Jawab Bams dengan kesal.


"Nggak usah terlalu lama. Pistolku sudah tidak sabar untuk menembak si tua bangka itu. Ayo berangkat!" Ucap Raffael membuat Bams Cs menurut.

××××

JANGAN LUPAA SPAM BINTANG YAAQ

KING MAFIA MY HUSBAND [full version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang