Bab 5

609 17 1
                                    

Selama 2 minggu Eleora dirawat di rumah sakit dengan Angella yang selalu menemaninya. 5 hari yang lalu Raffael sempat menjenguk Eleora bersama wanita cantik bertubuh seksi yang sangat dikenali oleh Angella. Entah kenapa hati Eleora mendadak sakit saat melihat Raffael asyik berciuman bibir dengan wanita lain tepat di depan kedua matanya.

Tetapi Eleora sebisa mungkin tidak akan mempunyai rasa untuk pria kasar yang kejam itu karena pria itulah Eleora menjadi seperti ini.


Sejak saat itu Raffael tidak pernah berkunjung lagi. Angella sangat muak dengan kembaran bajingannya dan juga wanita jalang yang tidak tahu diri itu. Bagaimana tidak muak? mereka berdua datang ke rumah sakit hanya berniat memamerkan cumbuan-cumbuannya saja, tidak untuk menanyakan kondisi Eleora.

Alhasil, Angella melarang keras bahkan mengancam mereka berdua untuk jangan ke rumah sakit jika mereka hanya ingin bercumbu saja. Kalau masih keras kepala, Angella berniat untuk membawakan Polisi serta TNI supaya berjaga di depan pintu ruangan Eleora. Dan benar saja ancaman Angella ampuh. Dua orang berwujud setan itu tidak berkunjung kembali.


"Eleora, bagaimana kondisimu sekarang?" Tanya Angella saat masuk ke dalam ruang rawat Eleora.

"Lumayan." Jawab Eleora begitu lirih. Angella meletakan buah-buahan yang dia bawa tadi ke atas nakas lalu duduk di kursi yang berada di samping ranjang Eleora.


"Kata Valerie besok kau sudah diperbolehkan pulang. Apa lebam-lebam ditubuhmu sudah lebih mendingan?"

"Lebamnya sudah tidak separah waktu itu tapi masih belum sembuh. Dan ngomong-ngomong, kau tahukan kak Angella aku tidak punya rumah selain rumah ibuku. Sayangnya, dia sudah menyuruhku untuk ikut dengan pria kejam itu. Sekarang aku tidak tau mau pulang ke mana."


"Kau harus rajin-rajin memberi obat untuk kesembuhan lebammu itu. Soal rumah, bagaimana jika kau tinggal di apartemenku saja?" Ucap Angella sembari tersenyum lebar.


"Dia tetap tinggal di Mansionku, Angella!" Kata Raffael yang sudah berada di belakang Angella.

Angella menoleh ke arah Raffael dengan tatapan tajam serta sinis sedangkan Eleora membuang muka. Dia takut untuk melihat wajah Raffael apalagi bayang-bayang sikap kasar Raffael padanya membuat Eleora tertekan nyaris depresi.

"Kau kenapa kesini! Apa kurang jelas omonganku waktu itu, ha!" Geram Angella yang tidak digubris Raffael.

"Kau pulang bersamaku sekarang!" Titah Raffael begitu dingin ke Eleora tanpa memperdulikan Angella.


"Kau ini apa-apaan! Eleora belum boleh pulang, babi!" Amuk Angella.


"Angella, kakak tidak punya waktu untuk berdebat denganmu." Balas Raffael lalu menarik tangan Eleora tetapi dengan cepat Angella menepis kasar tangan Raffael.

"Kau bisa tidak jangan kasar sama Eleora! Eleora itu sakit gara-gara pria sialan sepertimu, bajingan!" Sentak Angella yang sudah sangat marah dengan Raffael. Bukannya marah Raffael malah merangkul Angella.

"Kau kenapa marah-marah seperti ini, hm? Ini urusan kakak sama dia. Jadi, kau jangan ikut campur urusan kakak. Oke, sayang?" Ujar Raffael.


"Kak Angella, sudahlah tak apa. Aku akan ikut pulang bersamanya sekarang." Lerai Eleora tanpa melihat wajah Raffael.

"Eleora, kau yakin mau pulang dengan pria sialan seperti ini? Kau masih butuh banyak waktu untuk istirahat. Lagi pula aku tak percaya jika kau akan baik-baik saja bersama dia!"


"Kau pikir kakakmu ini pemakan manusia apa! Kalau dia mau bersamaku kau jangan menghasutnya, Angella."

"Diam kau anjing!"

Angella pun membantu Eleora duduk di kursi roda lalu mulai mendorongnya keluar dari ruang rawat disusul Raffael di belakangnya. Beberapa detik kemudian, Angella berhenti tanpa menoleh ke belakang. Dia sudah sangat malas melihat wajah Raffael yang ingin sekali Angella banting.

"Kau urus biaya administrasinya. Aku sama Eleora duluan ke Mansion-mu!" Ketus Angella lalu mulai berjalan pergi meninggalkan Raffael bersama Eleora.


Sesampainya di Mansion, Angella langsung mengantarkan Eleora ke kamar tamu yang ditempati Eleora waktu itu. Tentu saja kamar tersebut sudah bersih dan rapi tidak seperti saat kejadian Eleora hampir kehilangan nyawanya. Angella pun membantu Eleora merebahkan diri di atas ranjang lalu menyelimuti tubuh wanita malang tersebut.

"Sekarang kau istirahatlah. Tenang saja aku dan Arnold akan menginap di sini untuk berjaga-jaga." Kata Angella sembari tersenyum.

"Terima kasih ya kak. Kau sangat baik kepadaku." Balas Eleora yang berusaha untuk tidak menangis.

"Sudahlah, kau tidak perlu berterima kasih kepadaku. Aku hanya ingin kau tidak dilecehkan Raffael kembali."


"Dia bukan hanya cantik tapi hatinya seperti malaikat. Beruntung sekali kak Arnold mendapatkan wanita seperti kak Angella." Batin Eleora.

"Sebentar ya, aku mau menemui Arnold dulu. Nanti aku kesini lagi." Ujar Angella lalu pergi dari kamar Eleora.


Setelah Angella pergi, Eleora memandang pintu yang tertutup itu dengan tatapan kosong. Memori di mana keperawanan Eleora di renggut paksa oleh Raffael dan siksaan fisik dari pria itu saat memperkosanya menghantui Eleora kembali. Kejadian itu membuat Eleora sangat ketakutan dan nyaris gila.

Eleora lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya berharap memori itu berhenti menghantuinya dan tak lupa Eleora menutup kedua telinganya. Bayangan itu bukannya berhenti menghantui malah membuat Eleora semakin tertekan dan ketakutan. Eleora menangis sejadi-jadinya di dalam selimut yang menutupi tubuhnya.

"JANGAN.... TOLONG... JANGAN... LAKUKAN..ITU...PADAKU.." Teriak Eleora sambil menangis.

"JANGAN...INI.. SAKIT.. KU MOHON.."


"JANGAN.. AYAH.. TOLONG.."

"SAKIT.. TOLONG.. JANGAN.. LAKUKAN.. ITU..PADAKU.."

Angella dan Arnold yang mendengar teriakkan histeris dari Eleora itu langsung berlari menuju kamar tamu untuk menemui Eleora. Sampainya di kamar, Angella langsung menyibak selimut yang menutupi tubuh Eleora lalu memeluk wanita itu.

"Kau kenapa, El. Kenapa kau menangis dan berteriak?" Tanya Angella dengan cemas sambil mengusap lengan Eleora.

"A-aku...takut...Kak.." Jawab Eleora dengan lirih. Bahkan nyaris tak terdengar suaranya.

"Ssst...tenanglah. Ada aku dan Arnold yang menjagamu di sini." Ujar Angella.

Angella mengusap-usap lengan Eleora untuk memberikan ketenangan. Sampai dirasa Eleora sudah mendingan dan tidur, Angella dan Arnold turun ke bawah untuk mencari Raffael. Ini sudah sangat membuat Angella kesal. Bisa-bisanya Raffael begitu kejam ke wanita tidak bersalah seperti Eleora. Bahkan wanita itu masih terlalu muda untuk mendapatkan perlakuan tak manusiawi dari Raffael.

++

BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KING MAFIA MY HUSBAND [full version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang