Chapter 28

7.7K 549 8
                                    


Flashback

Biel baru saja Pulang, Ia tengah training Di perusahaan Papa nya, Saat ia membuka pintu terlihat Banyak orang di ruang tamu Biel berpikir mungkin itu teman Bisnis papa nya.

Dengan langkah santai Biel berjalan ke arah kamar tapi belum sempat ia menginjak Tangga Suara mama nya mengalihkan Pandangan Biel.

"Biel sini nak!" Biel menurut Ia mendekati Papa serta mama nya di ruang tamu.

"Iya... Kenapa ma?" Mirna tersenyum, ia menuntun Biel untuk duduk di tengah dirinya dan sang suami.

"Kenalin...Ini Nela..dan Orang tua nya tante Ningsih dan om Ganjar.." Biel mengangguk Hormat Ia menyalim kedua tamu Papa nya itu.

"Oh jadi ini anak nya jeng.." Celutuk Ningsih Menatap Biel, Mirna mengangguk ia ikut tersenyum menatap Ningsih.

"Gimana?" Ningsih Mengangguk, lalu ia menatap Anak perempuan di samping nya.

"Bisa kita bicarakan sekarang?" Tanya Ganjar, Seperti nya orang tua ini tidak suka basa-basi.

Erwin, Papa Biel mengangguk," Lebih cepat lebih baik." Mereka Mengangguk, Biel tidak Tau maksud papa nya itu yang ia pikirkan mungkin masalah Bisnis?.

"Jadi Biel...kamu Akan papa jodoh kan dengan anak pak Ganjar.." Biel menatap Diam papa nya, Apaa?? Jodohin??? Yang bener aja ini udah Bukan jaman siti Nurbayan Pikir Biel.

"M-maksud papa?" Mirna mengusap Punggung Anak nya itu.

"Sayang.... Duluu kakek kamu dan kakek Nela itu berteman dan mereka sepakat Untuk menjodohkan Cucu mereka." Terang Mirna, Biel menggeleng Ia berdiri dari duduk nya.

"Tapi Ma! Kakek sudah gak ada dan artinya perjodohan itu juga udah gak ada!" Biel ingin pergi dari Sana tapi Suara papa nya membuat Ia tidak bisa berkutik.

"Itu wasiat kakek.. Mau berdosaa kamu?" Ujar Erwin, Biel mendengus dengan berat hati ia kembali duduk Di samping mamanya.

"Seperti nya nak Biel tidak keberatan, Kalo kamu Nela?" Tanya Ganjar, Ia menatap Putri semata wayang nya itu.

"Iya yah Nela mau." Jawab Nela tanpa ragu, Biel menatap Curiga Nela, Kenapa wanita Itu terlalu Mudah menerima Pikir Biel.

"Baguss...Kalo gitu Acara nya minggu depan." Putus Erwin Mendapatkan tolakan Dari Biel.

"Papa......Itu terlalu Cepat....Biel mauuu Acara Nya saat Biel selesai training Di perusahaan papa." Erwin berpikir sejenak lalau mengangguk.

"Kalo begitu 2 Minggu lagi. Setuju?" Mereka Mengangguk mantap Berbeda dengan Biel yang Mengangguk Lemah.

"Maafin gue." Batin Nela menatap Sendu Biel.

******

1 Jam sebelum acara pernikahan, Nela tengah menangis meraung raung di kamar pengantin nya, Dengan Alat pengecek kehamilan.

"Hiks...Gakkk mungkin...Hikss..." Ia terus meremat alat itu sampai seseorang masuk ke dalam kamar nya, Ah ternyata itu MUA nya.

"Mari kaak." Nela mengangguk Ia menghapus air mata menyimpan Alat itu di bawah Bantal Milik nya, Ia segera mengikuti MUA itu untuk merias wajah nya, Karena Waktu sebentar lagi.

Ningsih Masuk untuk melihat Anak nya yang tengah di rias, Ia duduk di tepi kasur Nela, Dan tidak sengaja Menyenggol Bantal Nela, Bantal Yang ia gunakan Untuk menyembunyikan Alat pengecek kehamilan itu.

Tuk

Suara benda jatuh mengalihkan Antensi Ningsih ia mengambil benda itu, Dan betapa Terkejut dirinya saat mendapati benda yang tidak asing bagi nya itu.

Duda cantik { B x B} END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang