PART 1

17 5 0
                                        

SELAMAT MENGETAHUI

-

-

-

Diary ini dimulai dari kisah 12 tahun yang lalu. Menyedihkan!!

Aku 4 bersaudara. Kakak ku, Abang ku, aku, dan adik laki-laki ku. Abang ku adalah sosok laki-laki yang begitu aku cintai setelah Ayah, aku lebih dekat dengan dia daripada kakak perempuanku.

Dan Abang ku juga begitu menyayangi ku, ku dengar dari cerita mamah, dulu Abang malah tidak masuk sekolah satu bulan karena ingin menjagaku yang masih kecil. Aku begitu disayangi Abang ku bukan??

Dulu Abang selalu mengajariku mengerjakan PR, dulu aku selalu mengikutinya bermain bersama teman-teman sebayanya, dan dia tidak keberatan. Dulu kami selalu berbagi uang jajan, makanan, dan apapun itu.

Setiap libur sekolah, Ayah dan Mamah pasti mengantarkan aku dan Abang ku ke rumah Nenek yang lumayan jauh jaraknya. Kami akan berlibur di rumah Nenek untuk beberapa Minggu. Itu sangat indah!!

Hingga, pada 12 tahun yang lalu, tepatnya di bulan Desember. Aku dan Abang ku berlibur di rumah nenek. Saat itu aku kelas 1 SD dan Abang ku kelas 4 SD.

Di rumah nenek, juga ada Abang sepupu kami yang jumlahnya lebih dari 1. Aku begitu bahagia saat itu, menjadi perempuan satu-satunya yang bermain bersama Abang-Abang ku. Pada malam itu, Abang ku dan Abang sepupuku yang lebih tua bermain bersama. Tetapi mereka berdua tidak mengajak Abang sepupuku yang lebih muda untuk bermain juga. Istilahnya tidak kawanan.

Lalu Abang ku dan Abang sepupuku yang lebih tua berbisik kepadaku. "Dek, jangan kawani Kiki."

Aku melihat Abang sepupuku yang lebih muda, ya, namanya Riski. Tapi kami memanggilnya Kiki.

Ada raut sedih di wajah Abang sepupuku itu, mana mungkin aku tega tidak mengawaninya. Jadi aku memutuskan untuk bermain berdua dengan Abang sepupuku yang lebih muda, dan Abang ku bermain kejar-kejaran bersama Abang sepupuku yang lebih tua.

Pagi hari, tepatnya hari Jum'at. Kalau hari Jum'at, ada pekan atau pajak didekat rumah nenek. Itu adalah hari yang sangat di nanti, pasalnya akan banyak makanan yang dibeli nenek ataupun Ayah angkat ku yang kebetulan tinggal di rumah nenek juga.

Sebelum pergi ke pajak, Ayah angkat ku memberi uang lima ribu rupiah kepada aku dan Abang ku untuk kami bagi dua.

"Ini dek dua ribu, nanti gopek lagi ya," kata Abang memberiku dua ribu, dan menjanjikan gopek lagi setelah dia pulang bermain.

Setelah menerima uang, aku ikut ke pajak bersama kakak sepupuku. Beberapa menit berlalu, aku pun merasa lelah karena harus mengikuti berbelanja. Hingga, suami kakak sepupuku datang dan menjemputku untuk pulang karena aku memang aku sudah sangat lelah. Sebelum pulang aku beli es krim terlebih dahulu.

Sampai di rumah Nenek, aku dan suami kakak sepupuku asik bersantai diteras rumah. Abang iparku duduk dikursi, sedangkan aku asik berdiri sambil makan es krim. Kami melihat mobil-mobil dijalan lintas macet karena pajak yang ramai, kebetulan rumah Nenekku di pinggir jalan lintas.

Tidak beberapa lama, Abang ipar masuk kedalam rumah, dan aku masih setia berdiri menikmati es krim dengan tatapan tidak lepas dari mobil-mobil yang lewat.

Hingga jalanan sudah tidak macet lagi, aku melihat sesuatu terlempar dan mendarat tepat dipinggir jalan lintas depan rumah Nenek. Aku melihatnya, jelas sekali!

Aku berjalan mendekat. "Abang ku!" Ucapan itu keluar dari mulutku yang tersumpal es krim.

"Abang ku!" Kata itu kembali terucap sehingga es krim dari mulut ku jatuh ke tanah.

DIARY PENULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang