One and Only
Itoshi Sae
_______________Times
***
"Sa, ganti baju aja bentar aku cariin bajunya" [Name] menyuruh sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk.
Sae hanya mengangguk lalu ia masuk ke kamar mandi kecil yang ada di ruang tamu itu. Di dalam kamar mandi, ia memegangi pinggiran wastafel dan wajah Sae seketika merona.
'Tahan Sae tahan, cuma tantangan' ia memegangi mulutnya dengan satu tangan.
Lalu ia membuka jaketnya yang basah dan seragam putih serta baju hitam tipis yang sedikit basah. Sae akhirnya keluar dari kamar mandi dengan kondisi telanjang dada dan menggunakan celana panjang sekolahnya.
[Name] yang menunggu di depan pintu toilet itu seketika wajahnya memerah dan langsung menyerahkan kaos putih yang ia pegang sambil memalingkan wajahnya.
Sae tersenyum miring dan mengambil kaos putih itu, langsung memakainya karena tidak ingin membuat [Name] pingsan di tempat, ia pun segera pergi dan duduk di atas sofa hitam itu.
Disusul [Name] yang pergi ke dapur, ia ingin mengambil makanan untuknya dan Sae.
Namun sayangnya tiba tiba... lampu di rumah itu mati yang membuat [Name] langsung berlari ke arah pangkuan Sae.
Dari kecil [Name] selalu takut pada kegelapan, apalagi jika dirinya di tinggal sendiri dalam kondisi mati lampu, ia bisa saja menangis namun saat ini dirinya tidak mau menangis di hadapan Sae.
"Sa... " [Name] perlahan membuka matanya yang sedari tadi tertutup, ingin melihat kondisi sekitar.
Wajah Sae sudah memerah semenjak [Name] berlari ke arah pangkuannya.
"Rumah lo emang sering mati lampu apa gimana?" tanya Sae yang berusaha menenangkan [Name].[Name] membalas, "Gatau.. hehe"
"Terus mau sampe kapan lo duduk di paha gua" [Name] sadar dan langsung bangkit berdiri
CTARR..
Suara petir yang sangat kencang membuat [Name] kembali duduk dan memeluk Sae sambil ketakutan. "Gini dulu ya Sa... aku takut" ringis [Name]
Senyuman kecil terukir di bibir lelaki itu.'Mau sampe pagi juga boleh' pikir Sae dalam imajinasinya.
"Terus sekarang mau gimana" [Name] menoleh dan menatap sejenak wajah lelaki yang tampan itu. Ia perlahan menggeleng, "Sebenernya kalo kaya gini biasanya karena hujan jadi harus nunggu reda.."
Sae ingin melepaskan genggaman tangan [Name] yang melingkar di perutnya. "Lepas dulu [Name]"
"Ga mau, nanti kalo kamu pergi gimana"
Perilaku lucu [Name] itu membuat Sae tertawa kecil, yang justru membuat [Name] terkejut karena dirinya tidak pernah melihat Sae tertawa.
Sae akhirnya terpaksa menggendong [Name] menuju lantai atas, lebih tepatnya ke kamarnya.
"Mau ngapain Saee, turunin ga" [Name] melawan
"Tadi di suruh lepas ga mau" Sae membuka pintu kamar [Name] dan mendudukkan perempuan itu di kasurnya. Sae menarik selimut, "Udah lo tidur sana"
"Ga mau... nanti di tinggalin"
Sae menggeleng, "Engga udah tidur sana" Sae membaringkan [Name] dan menarik selimutnya, ia pun duduk di lantai sebelah ranjang [Name].Menunggu [Name] tidur.
"[Name]" panggil Sae
"Haa?" [Name] menyaut.
"Boleh minjem novel ga? Gua denger denger lo suka baca novel" pandangan [Name] yang awalnya menuju pada tembok sekarang beralih ke rambut Sae yang berwarna merah kecoklatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐧𝐞 𝐚𝐧𝐝 𝐎𝐧𝐥𝐲 || 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐒𝐚𝐞
Romance"𝐊𝐚𝐥𝐨 𝐝𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐠𝐮𝐞 𝐚𝐩𝐚, 𝐢𝐭𝐮 𝐤𝐞𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐨, 𝐈𝐭𝐨𝐬𝐡𝐢 𝐒𝐚𝐞." ...