XIAO ZHAN
Mata cantik buah persik pemuda arogan itu mengerling Wang Yibo yang tampak acuh tak acuh, amarahnya pun semakin berkobar.
"Hei, jelata tidak tau diri!" serunya. Secepat bayangan berkelebat tangannya meraih sesuatu dari atas meja, kemudian sebuah mug bambu tiba-tiba sudah mengudara, meluncur tepat ke arah kepala Wang Yibo.
Terlihat dalam keadaan tidak waspada, tanpa diduga Wang Yibo tiba-tiba mencondongkan tubuh ke depan tepat ketika benturan seharusnya terjadi, sambil berkata, "Nyonya, aku sudah selesai."
Gerakannya alami, benar-benar seperti kebetulan bergerak di saat yang tepat sehingga tanpa sengaja terhindar dari bahaya. Mug bambu itu pun akhirnya menghantam dinding kayu.
Brak
"Ampun, Tuan, ampun, ampuuun!" Wang Yibo terlonjak sambil berteriak-teriak, lalu buru-buru menelungkup di atas meja sembari mengapit kepala menggunakan kedua tangan yang gemetaran.
Seorang pria tergopoh-gopoh muncul dari arah dalam kedai, dengan suara gemetar karena panik berkata, "Tuan-tuan semua tenang. Mohon jangan buat keribut---"
Saat melihat pemuda arogan itu mata si pria pemilik kedai langsung membeliak maksimal dan kata-katanya terputus. Wajah pucat pasi melukiskan kengerian dan matanya seolah berkata seharusnya aku tetap di dalam.
"Minggir!" Pemuda arogan itu hanya mengayunkan tangan ke arah pemilik kedai, tanpa menyentuh, tetapi tubuh pria paruh baya tersebut tiba-tiba terlempar kembali ke dalam, lalu menabrak dinding.
"Suamiku!" Suara jerit perempuan pun menyusul setelah bunyi menggebrak cukup kencang.
Karena pemuda arogan itu mendatangi Wang Yibo, orang-orang yang ketakutan pun tidak menyia-nyiakan peluang untuk kabur. Namun, ada salah satu yang masuk untuk menolong si pemilik kedai, lalu kabur bersama lewat pintu belakang.
Merasakan ada seseorang berdiri di sampingnya, Wang Yibo pun perlahan mengangkat kepala dan menoleh. Anehnya, tatapan pemuda berambut kucir ekor kuda ini kosong. Terpaku pada satu titik, tetapi tidak fokus. Kedua tangannya yang gemetaran perlahan terangkat, lalu meraba-raba udara.
"A-apa yang terjadi? Su-suara apa tadi?"
Pemuda arogan itu mundur saat tangan Wang Yibo hampir menyentuhnya. Wajah berkulit bersih yang semula terlihat kaku dan garang seketika melunak. Satu embusan napas kasar pun terlontar.
Ternyata buta. Sial, aku pikir bakal dapat lawan adu tanding yang lumayan .... Dia merutuk dalam hati sambil mengelus kasar tengkuk.
Melihat penampilannya, siapa pun pasti menyangka Wang Yibo adalah seorang pendekar. Ikat kepala---baju tanpa lengan mempertontonkan bagian tubuh yang berotot dan tampak tangguh---apalagi saat ini baju warna putih tulang yang hanya diikat dengan sabuk kain juga secara alami terbuka di bagian depan, dada bidang dan perut berpetak-petak itu bisa didapatkan hanya dengan latihan secara berkala dalam jangka waktu lama.
Jadi, tidak salah pemuda arogan yang mengenakan hanfu biru muda itu berpikir bahwa Wang Yibo adalah lawan yang tangguh. Apalagi tadi---sebelum dikira buta---sikap Wang Yibo yang acuh tak acuh seolah menegaskan keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi.
"Tuan Muda Xiao, syukurlah akhirnya ketemu juga." Seorang pria berbadan tambun tiba-tiba muncul di pintu, masuk sangat tergesa-gesa, nyaris saja tersungkur karena kaki tersangkut kusen pintu. Wajahnya tampak lega setelah berhadapan dengan pemuda arogan itu. Sembari memegang lengan majikannya, dia berbicara seperti orang meratap, "Sabar, Tuan Muda, sabar. Tenang, jangan seperti ini. Tuan Muda tidak kasihan pada Nyonya besar? Nyonya Yu Fei sedih karena Anda sering kabur-kaburan."
![](https://img.wattpad.com/cover/364133267-288-k312336.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Long Journey [Ready PDF]
FanfictionWang Yibo, pemuda pengembara, rakyat jelata, tetapi di dalam dirinya berkumpul banyak hal luar biasa. Sampai-sampai sang kaisar sangat berhasrat untuk menumpahkan darahnya. Pemuda itu harus mengembara, melakukan banyak kebajikan serta menjalani pua...