Marriage - Harin Suji

1.6K 105 14
                                    

Hari ini Harin menemani Suji fitting baju pengantin. Suji sibuk mencoba beberapa gaun pengantin yang berbeda, sementara Harin duduk di bangku menunggu.

"Bagus gak?" tanya Suji sambil memutar badan, menampilkan gaun pengantin yang ia kenakan saat itu.

Harin mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan seketika ia terdiam begitu melihat Suji.

"Bagus kok, kamu cantik."

"Oke, aku ambil ini deh," ucapnya sembari memperhatikan detail gaunnya di cermin.

Suji segera ke kasir dan membayarnya

"Makasih mbak" ucap Suji dengan senyum.

Ia kemudian menghampiri Harin yang sedang duduk.

"Udah?" tanya Harin

"Heem, udah"

"Mau kemana lagi kita?"

"Gimana kalau toko perhiasan dulu, mau beli cincin"

"Boleh deh" 

Harin mengangguk setuju, dan mereka berdua melanjutkan perjalanan ke toko perhiasan terdekat dengan mobil Harin.

"Persiapanmu sudah semuanya"

"Sudah, hampir 90% tenang saja"

"Bentar, bentar"

"Itu, bisakah kita kesana?" kata Suji menunjuk sebuah tempat.

Harin pun mengiyakan permintaan Suji. Mereka berhenti di depan lapangan dekat sekolah semasa mereka SD dulu. Keduanya menghampiri seorang bapak yang sudah sepuh berjualan eskrim.

"Halo, paman, masih ingat kami kah?"

Bapak itu terlihat menelisik wajah keduanya, namun nihil ia tidak mengingat sama sekali. Beliau hanya menggeleng sebagai jawabannya.

"Aish, itu lo paman, kita yang sering membeli eskrim sehabis pulang sekolah yang disangka kembar karena memakai atribut sekolah samaan terus"

Kemudian bapak itu terlihat mengingat sesuatu.

"Ahh, paman ingat, kamu yang sering menangis ketika pulang kan" katanya menunjuk Harin.

Harin mencembikkan bibirnya,

"Yah, kenapa paman hanya mengingat itu"

"Mian, hehe"

Sedangkan Suji lebih dulu tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.

"AHAHAHAHAHAHA"

"Aish, memalukannya"

"Maaf maaf, okei mari kita lupakan itu"

"Ah iya, kita mau beli eskrim ini dua paman"

"Kamu mau ganti rasa atau masih sama?"

"Emm, aku mau ganti rasa saja, yang ini sepertinya menu baru"

"Baiklah, ini sama ini ya paman"

Mereka berdua menikmati es krim itu, suasana ini mengingatkannya pada masa kecil mereka.

Harin mengulurkan tangannya menyeka eskrim di pipi Suji.

Suji terdiam sejenak menatap netra itu.

"Dah, makannya jangan belepotan"

Setelah selesai, disinilah mereka berdua, tempat toko perhiasan.

Keduanya berjalan melihat-lihat perhiasan itu dengan Suji yang mencari cincin yang pas dan Harin sedang memperhatikan beberapa perhiasan kalung berwarna perak itu.

"Hei, menurutmu bagus yang ini atau ini" tanya Suji, menunjuk dua cincin yang berbeda membuat Harin membalikkan badan dan menghampirinya.

"Emmm, bagus yang itu sih ada ukiran bunganya"

"Tapi yang satunya juga bagus tau, kelihatan simpel" sahut Suji, masih bingung memilih.

Suji menelisik satu per satu model cincin itu, hingga,

"Nah, kalau yang ini bagaimana?" tanya Harin sambil menunjuk cincin lain yang terletak di bagian tengah.

"Waahh, ini lebih bagus, baiklah aku akan mengambil yang ini"


...


Hari ini hari yang sangat penting untuk Sung Suji. Di usianya yang kepala tiga, akhirnya ia melepas masa lajangnya. Ia mengenakan gaun impiannya dan juga riasan make up yang semakin membuatnya seperti bidadari.

'Kamu cantik as usual' kata-kata Harin terputar di otaknya.

Sementara itu, Harin berjalan ke arah altar pengantin, dibawanya sebuket bunga Lily of the Valley sesuai tema pernikahan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, Harin berjalan ke arah altar pengantin, dibawanya sebuket bunga Lily of the Valley sesuai tema pernikahan ini. Ia cukup gugup untuk hari ini. 

"Akhirnya kamu benar-benar datang" ucap Suji kemudian memeluk Harin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya kamu benar-benar datang" ucap Suji kemudian memeluk Harin.

"Aku pasti datang, Suji-ya"

"Emm, kamu yang paling kutunggu Harin-a"

Pelukan mereka berdua terlepas. Harin menatap Suji dan berkata,

"Ini aku ada bunga untukmu, Selamat atas pernikahanmu, Sung Suji"

"Terima kasih Harin-a"

Suji sedikit menitikkan air matanya,

"Hei, jangan nangis okey, masa udah jadi princess cantik malah nangis sih"

Harin menyeka air sudut air mata itu dengan jempolnya. Dan berikutnya Suji memberinya pertanyaan yang ia hindari saat ini.

"Oh iya, kudengar kamu akan keluar negeri?"

"Hah? Ah nee, benar, aku akan melanjutkan pendidikanku disana"

"Wae?, kenapa harus di luar negeri?"

"Hmm, tidak ada alasan khusus, tetapi aku ingin tinggal disana"

"Harin-a, apapun keputusanmu itu, aku akan mendukung sepenuhnya"

"Kenapa?"

"Because we're friends right?"

'No, cause i damn falling love with you'

"Ne, kamu benar"








END

Oneshoot (Sung Suji)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang