08. Ular

165 90 64
                                    

Hallo semua
Apa kabarnya nih?

Absen dulu dong kalian bacanya kapan

Jangan lupa vote dan komen ya
Itu ngartis jadi jangan sampai kelupaan

Spam love birunya dong
Ramein setiap paragraf

Happy reading

"Ular, menganti kulit saat waktunya telah tiba agar ia tidak mati,"- Wanita bertopeng

:_CARVANDELA HIGH SCHOOL_:

Kevan membaringkan tubuhnya yang terasa sangat menyiksa, berusaha menahan ringisan kesakitan di balik wajah tegarnya. Ia tidak ingin menunjukkan penderitanya saat ini kepada siapapun termasuk kedua adiknya, termasuk Alexsa yang saat ini sudah pulang dari Italian dan sekarang berada di indonesia.

Ya, wanita itu memang pulang, namun setelah makan malam kemarin ia langsung istirahat karena ia kelelahan. Paginya ia pergi dengan alasan bekerja, namun tidak kembali sampai sekarang. Walau belum menunjukkan waktu yang lama, bukankah ada baiknya wanita itu sekedar mengabari melalui media internet?

Memang sebenarnya kehadiran wanita itu terasa tidak pernah ada. Huhf, ada atau tiadanya wanita itu seperti sama saja. Ia tetap saja merasa jauh padahal Alexsa berada di sini. Lagipula ia tidak akan memberitahu apa yang terjadi sekarang karena jika ia beri tahu, ia akan menjadi beban bagi Alexsa yang hidup dalam kesibukan dan kekangan perusahaan.

Kevan kembali ke kamar mandi dengan handuk baru. Tubuhnya limbung dan hampir terhuyung saat berjalan. Dia membersihkan noda darah yang membasahi selimut dan seprei dengan tangan gemetar. Setelah bersih, dia kembali ke kamar mandi. Kevan membuka kran air wastafel dan membasuh wajahnya yang pucat pasi. Dia kemudian memasukkan tiga handuk yang telah digunakannya untuk menghentikan mimisan, muntah darah, dan membersihkan kasur. Air mengalir deras, membilas noda merah yang tersisa hingga benar-benar hilang.

membersihkan noda darah yang membasahi selimut dan seprei putih. Setiap gerakannya terasa berat, seolah melawan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuh. Air hangat mengalir dari wastafel, membilas noda merah yang tersisa di handuk. Kevan menatap wajahnya di cermin, matanya sayu dan lingkaran hitam menghiasi bawah matanya.

Ruangan itu bagaikan perpaduan zaman, dengan sentuhan Romawi kuno, Italia, dan modern. Dindingnya dihiasi lukisan-lukisan klasik, lampu gantung kristal berkilauan menerangi ruangan, dan beberapa furnitur antik berpadu dengan sofa, meja dan barang-barang modern.

Ia menarik selimut dan memejamkan matanya agar bisa tertidur dan melupakan semua rasa sakit yang sekarang ia rasakan. Perlahan ia mulai kehilangan kesadaran dan tertidur.

🐢💨*_CHS_*🐢💨

Kevan berdiri tegap di depan gedung utama, seragamnya berlumuran keringat dingin. Keheningan mencekam menyelimuti seluruh penjuru sekolah. Suasana yang kontras dengan keramaian yang sedang mewarnai tempat ini. Kevan berjalan, langkah kakinya menggema di lorong ini. Ia melangkah memasuki gedung itu. Melewati lorong-lorong yang memiliki arsitektur yang terlihat begitu memukau. Pilar-pilar diukir dengan ukuran yang begitu indah.

Tatapan Kevan terpaku pada gedung IPA. Di hadapannya, bunga krisan putih mekar dengan anggun dan memancarkan keanggunan yang tak terbantahkan. "Sejak kapan bunga krisan ditanam di sana?" Ia lalu menatap ketiga gedung itu secara bergantian.

CARVANDELA HIGH SCHOOL (Revisi Setelah Hiatus) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang