EMPATBELAS [Revisi]

3.2K 309 109
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca
Tandai kalo masih ada typo!

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu bahagia, Ameera?"

Pertanyaan itu datang dari Laki-laki di sebelah Meera, pria jangkung itu mengedarkan pandangannya sebelum melangkah ke arah depan demi tidak bertabrakan dengan orang karena mereka berada di pertigaan lorong rumah sakit

Aku terdiam, bukan aku nggak bisa menjawabnya, aku hanya sedang menimbang nimbang jawaban yang tepat untuk aku berikan

"Aku.."

Sampai pada mataku menangkap sosok yang begitu familier, Laki-laki dengan jubah abu muda di lapisi jas hitam tengah mendorong kursi roda seorang perempuan, dengan di iringi canda tawa ke duanya

"Kak Azzam?"

Laki-laki itu sempat menoleh ke arah kami, melihatku berdiri tak jauh dari nya dia mematung beberapa saat sampai pada suara memanggil dirinya

"Zam, ayo, Mobilnya sudah siap"

"Oh i-iya om"

Masih dengan menatap kami, Azzam kembali mendorong kursi roda itu sampai pandangan kami terputus karena terhalang tembok

Tiba-tiba kakiku lemas hampir jatuh tersungkur kalau tidak ada tangan yang membantu ku untuk berdiri tegak "Ameera, Are you okay?"

Aku menggeleng "Dok, terimakasih tapi saya harus pergi"

Aku melangkah cepat menerobos orang orang yang menghalangi jalanku, langkahku membawaku ke rooftop

Rasa panas di kedua mataku membuatku menerjunkan bulir bening, aku memukuli dadaku pelan, perlahan namun berubah menjadi brutal seiring dengan rasa sesak yang tak kunjung hilang

Sakit banget Ya Allah, bahkan kamu nggak mencari aku dan malah bersama perempuan lain

"Meera!"

"Meera kamu—"

"Kaatiya kenapa lagi?"

Tanpa berbalik, rasanya jika melihat wajahnya rasa sakitku kembali terasa.

"Hafidza.. Dengerin saya dulu" ia berdiri di sebelahku menarik pundakku untuk berhadapan dengannya "Jangan salah paham, saya hanya menolong dia, kata iqbal Tiya jatuh di kamar mandi, tapi ternyata itu hanya akal akalan Tiya agar saya mau datang--"

ZAMEERA [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang