deux

119 23 4
                                    

Kesayangan Kaluna ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesayangan Kaluna ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡

----

"Koyo e aku ora cocok deh ambek merk iku."

"Gue aman-aman aja pake merk itu, malah sekarang kalo ga pake yang merk itu tuh kaya kurang lengkap!"

Kaluna menghela napas frustasi saat mendengar pembicaraan yang menurutnya sangat amat tidak penting.

Memang apa gunanya sih barang-barang itu? Essence, Micellar Wather, Moisturizer.

Bahasa apaan itu bejir?! batin Kaluna kebingungan. Ia benar-benar tidak paham apa yang mereka maksud.

"Itu buat apa, Sif?" Kaluna berbisik pada Melody.

fyi: Melody Sheeva, cara penyebutan 'Sheeva' adalah 'Sifa'. Kaluna sering memanggil Melody dengan Sheeva, biar beda katanya.


Melody membalasnya dengan berbisik, "Oh itu, serum, pelembab, sama penghapus make up."

Kaluna ber-oh ria setelah mendapatkan penjelasan yang lebih masuk ke dalam otaknya.

Memang harus dijelaskan dengan menggunakan bahasa Indonesia, karena ia selalu mendapatkan nilai merah dalam bahasa Inggris.

Kaluna mendadak menjadi pusing ketika pembahasan para perempuan itu berganti menjadi pembahasan yang paling ia tidak sukai.

"Nyari massa tuh mol dikali Mr, kan? Duh, kayanya gue salah deh kemaren pas ngerjain. Buku catatan kimia gue dikumpulin soalnya."

Kaluna memilih abai, ia mengedarkan pandangannya dan mendapati Nerio sedang berjalan ke arah pintu.

Kaluna segera bangkit dan mengejar Nerio yang kini sudah berada di luar kelas.

"Nero! Nero!"

Nerio merasa terpanggil- dengan panggilan yang sedikit membuatnya membatin, ia segera menghentikan langkahnya dan mendapati Kaluna sedang berlari kecil ke arahnya.

"Kenapa?"

"Mau kemana?"

"Ngumpul sama yang lain."

"Ayoooo!"

Nerio mengernyit bingung, "Mau ngapain? Di kelas aja bareng yang lain."

Kaluna menggeleng ribut, "Malas ah, mau ketemu Abang."

Nerio pun akhirnya membiarkan Kaluna mengikutinya seperti anak bebek.

---

Galen mendudukkan dirinya di atas sofa. Sebenarnya, Galen tidak terlalu suka dengan orang tuanya yang selalu saja berpikir untuk menjadi donatur di sekolahny. Namun, disisi lain, ia juga merasa cukup diberikan 'previlage' dengan fasilitas dan kebebasan untuk membolos.

Ruangan yang dulunya adalah ruang musik itu kini dirubah menjadi base camp dan menjadi only Bruiser member's.

Ya, tentu saja kecuali Kaluna yang setiap saat terus merengek ingin bersama Haikal.

Benar-benar anak manja.

Begitu yang selalu Galen rasakan saat melihat Kaluna, entah walaupun gadis itu sedang bersama sahabat baiknya atau bahkan sedang sendirian.

Galen menoleh saat mendengar suara pintu dibuka, ia mendapati Nerio yang masuk dengan hoodie abu dan tangan yang masuk kedalam saku hoodie nya. Oh, jangan lupakan anak bebek yang mengikutinya sedari tadi.

Galen berdecak lirih, menatap kehadiran Kaluna tidak suka.

"Apa liat-liat?!" Kaluna berucap galak, jangan lupakan matanya yang melotot kearah Galen.

Galen memutar bola matanya malas. Memilih abai, ia segera mengajak Nerio untuk mengobrol.

Cukup lama keduanya mengobrol membicarakan keanggotaan mereka, membuat Kaluna berdecak, menunjukkan rasa ketidak-sukaannya secara terang-terangan.

"Kok abang belum dateng? Males banget deh ngeliat rumput."

Galen yang mendengarnya melotot kesal, "Dasar sapi!"

Kening Kaluna berkerut sebal, "Kok sapi, sih?! Dasar rumput pait, ga jelas, wek!" ia semakin gencar mengejek kakak kelasnya itu.

"Keju itu olahan dari susu sapi, bego." balas Galen pelan.

Kaluna mencebikkan bibirnya kesal, "Kasar."

Galen mendesah malas, inilah yang membuatnya sangat malas dan kesal saat bersama dengan Kaluna. Benar-benar kekanakan dan menyebalkan.

"Buset rame bener." celetuk Chandra yang baru saja masuk.

"Kenapa?" Jayden bertanya saat mendapati raut wajah yang tidak bersahabat dari Kaluna dan Galen. Jangan lupakan ekspresi wajah Nerio yang sudah seperti orang yang memiliki tekanan mental dan frustasi berat.

"Oh, i see." Leon menyahut, jangan lupakan kekehan kecil yang menghiasi bibirnya. Ia sudah sangat paham dengan keadaan ini.

"Nih, gue bawa cheese croissant sama pudding matcha." Regan meletakkan satu kantong kresek besar di atas meja.

croissant dalam bahasa prancis dibaca kwasong.


Kaluna yang tadinya bersedekap dada dengan wajah yang ditekuk, langsung mendekat ke arah kantong kresek tersebut dan mengeluarkan semua makanan didalamnya.

"Aduh, sayang kak Regan bangett. Makasih ya kak."

Kaluna berucap senang setelah mendapatkan croissant kejunya. Ia dengan segera melahapnya dengan tenang.

Sedangkan Galen, ia mendengus kesal saat mendapati Kaluna mendahuluinya membuka kantong kresek tersebut. Namun pada akhirnya, ia mengambil pudding matcha dan memakannya dengan nikmat.

Jayden yang melihat keduanya menggeleng dengan heran. Dua manusia ini sering sekali bertengkar saat bertemu, tapi keduanya mudah dibujuk dengan makanan favorite mereka.




















































































































M A T C H A
© DEVADIOZ, 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

match(a)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang