7

11.5K 101 0
                                    

"Habisin sayang," suruh Samuel, lalu laki-laki itu menyodorkannya botol wine pada mulut Rena lagi.

"Emphh."

Rena meminum wine itu lagi, tapi saat ia merasa tak kuat lagi meminumnya, winenya tumpah ke bajunya.

Samuel menaruh bolot wine yang kini sudah tak berisi lagi.

"Tumpah banyak ke pay udara kamu sayang."

"Akhhhh Samhhh ouhhh," de sah Rena saat Samuel menduselkan batang hidungnya pada belahan dada Rena.

Samuel membuka dress Rena, ia meneguk ludahnya kasar melihat pay udara besar Rena terpampang indah dengan bra berwarna hitam.

"So seksi honey."

Rena melihat Samuel yang menjilat belahan dadanya yang basah karena tumpahan wine. "Emhhh ahhh."

Samuel menatap Rena yang menatapnya juga, lalu tangannya membuka kaitan bra di belakang punggung Rena.

Bra terlepas, gundukan buah dada Rena terpampang bebas dan seksi.

"Woahh ini favorit aku sayang, mereka makin besar ya."

"Emhhh anghhh haahhh kamu yang buat dada aku makin membengkak tiap hari El anghh huhhh."

"Jelas ini maha karyaku, sangat cantik." Samuel memasukkan pucuk dada Rena ke dalam mulutnya, ia mengulumnya seperti bayi menyusu pada ibunya.

"Okhhh pelan-pelanhh his apnya El aghhh shhh perih dada aku El."

"Maaf, aku ga tahan karena ini sangat enakh emhh ahhh Rena enak banget hisaph ini emhh."

"Ahhh ohhh El aaahh."

Rena merasakan daerah sensitifnya kini bergetar merasakan sensasi nikmat. "Ehh ohhh oooghhh Elhhh."

"Ahhh hahh haaa enakhh ahhh aku keluarhh nikmat bangeth va gina aku."

"Oh ya?"

Rena mengangguk lemas.

"Aku juga mau merasakan nikmat itu Rena, aku mau kita merasakannya bersama-sama," ucap Samuel sambil menyentuh belahan bawah Rena dengan sedikit menekannya.

"Eghh akhhh."

"Janganhh akhhh El jangan aku mohon. Aku mau kamu ambil kesucian aku nanti saat aku resmi jadi istri kamu. Tolong sabar sebentar lagi ya?" bujuk Rena.

Samuel kecewa tapi ia tidak bia marah dan memaksa wanita yang dicintainya itu untuk sekedar menuruti gejolak napsunya, ia memeluk Rena dan memejamkan matanya tidur dengan tenang.

Rena juga memejamkan matanya, ia memegang lengan Samuel yang memeluknya sambil tersenyum. Samuel selalu menghargai Rena dan tak pernah memaksa kehendaknya, Inilah salah satu alasan Rena mencintai Samuel disaat semua orang menjatuhkannya,

bahkan ayahnya sendiri tak pernah menyayangi Samuel dengan tulus.

•••

Paginya, Rena bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan Samuel sebelum pria itu berangkat ke kantor.

Tepat setelah Rena selesai memasak, Samuel datang dengan penampilan yang sudah rapi memakai kemeja biru dongker dan jas hitam.

ObsessiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang