Vanillia : Poker Face

106 11 4
                                    

"You can be a monster

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"You can be a monster. Nah, I'll be your hell."

- Kaiso Glen Vanxuham -

•••

Masih di hari yang sama, hanya saja kini sudah tengah malam. Vanillia baru saja memeriksa beberapa berkas laporan.

Meski pekerjaan diserahkan oleh sekretaris, namun ada beberapa berkas khusus yang harus ditanda tangani pada dirinya secara langsung.

Vanillia telah berkutik dengan berkas dan laptop selama dua jam, sementara sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

Ia berhenti, melirik jam. Menghela nafas lelah. Lalu membereskan semua berkas juga menutup kembali laptopnya.

Melihat ke arah Rui yang tertidur lelap. Adiknya itu jarang sekali tidur lebih cepat karena mengalami jenis gangguan tidur seperti insomnia.

Tersenyum manis, rasa lelah Vanillia sedikit berkurang. Ia membenarkan selimut Rui, mengecup pipi kirinya, kemudian berkata, "Good night, babe."

•••

Vanillia hendak memutar gagang pintu kamar, namun sebuah suara yang memanggil dari arah belakang menghentikannya. "Nona muda," panggil suara tersebut.

Ia berbalik untuk melihat, ternyata adalah salah satu pelayan kediaman yang memanggilnya. Lantas dengan segera Vanillia menjawab, "Ya, ada apa bibi?" Sahut ia bertanya.

Sang pelayan mendongakkan kepala untuk membalas, "Tuan besar sudah kembali, nona. Tuan meminta saya untuk memanggil nona muda agar datang ke ruangan kerjanya." Ucap pelayan itu memberitahu.

Kedua alis Vanillia terangkat ke atas, ia kemudian menganggukkan kepala serta mengatakan kalimat sebelum melangkah pergi menuruni tangga untuk menemui ayahnya.

"Ok, Krystal ke sana sekarang. Tapi tolong bibi panggil kepala pelayan untuk menjaga Rui."

•••

Vanillia mengetuk pintu ruang kerja sang ayah. Tidak lama kemudian, ia pun mendengar suara balasan dari dalam sana. "Masuk."

Tanpa lebih lama, Vanillia memutar gagang pintu hingga pintu terbuka yang menampilkan sosok sang ayah sedang duduk di kursi kerjanya. Ia dengan segera masuk, lalu menutup pintu ruangan kembali.

Vanillia berjalan ke hadapan sang ayah, kini ia berdiri tepat di depan pria paruh baya yang memandang tajam ke arahnya.

Albern Dominic Blenzesky, pria yang telah berusia 40 tahun lebih itu merupakan kepala keluarga serta ayah kandung dari Rui.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Vanillia ; The VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang