Entah sebuah keberuntungan atau apa, video yang ku upload mendapat fyp dan followersku bertambah.
Saat itu ada sebuah karya fiksi yang mencuri perhatianku.
Merasa sepi hidup sendiri, dalam diagnosa yang disebut “depresi” tersimpan rapi selama ini, hingga aku menemukan sebuah cerita yang menarik jiwa sekarat ini menuju taman bunga, kebahagiaan.
Jika saja saat itu aku tidak mencoba memperbaiki diriku mungkin aku tak kan menyakitimu ya?.
Terlalu banyak pengandaian untuk masa lalu yang tak akan pernah bisa aku ubah sampai kapan pun.
Ribuan orang melihat konten yang aku buat, hingga yang biasanya aku membenci suara hujan kini benar-benar terasa menenangkan saat mendengarnya.
Ratusan orang yang berkomentar di dalamnya membuatku merasa hidup dan tidak sendirian.
Hingga suatu saat aku memberanikan diri untuk membuat sebuah group chat sesama pencinta novel itu dengan harapan mungkin aku bisa mendapat teman yang tidak lagi membuatku kesepian lagi.
Sekarang suara berisik yang tak kuinginkan itu berbaur dengan uap, tergantikan dengan suara notifikasi di ponselku.
Pikiran buruk yang berbisik memintaku untuk mengakhiri segalanya kini jauh lebih berkurang.
Aku merasa bahagia bertemu, berkenalan dengan orang baru meskipun hanya lewat sebuah ketikan di layar ponsel ini.
Aku mudah akrab dengan mereka, berbeda sekali dengan diriku yang ada di dunia nyata ini.
Kuanggap mereka rumahku, sahabat yang mendengarkan segala keluh kesahku, bahkan tak sedikit dari mereka yang memiliki perasaan yang sama.
Sedikit demi sedikit aku melihat sebuah cahaya dalam hidupku dan akhirnya aku didorong untuk memberanikan diri oleh salah satu temanku, Kak Saa untuk mencoba memeriksakan keadaanku saat itu.
Dan ya, benar aku mengidap depresi di mana seharusnya kondisiku sudah harus di tahap terapi dengan obat-obatan dan psikoterapi dengan psikiater offline.
Diriku yang berantakan saat itu entah karena alasan apa berani mendekatimu, maaf.
Dari kecil aku ingin merasakan yang namanya sebuah pujian dari ke dua orang tuaku, atau sekedar perhatian.
Mungkin mereka merasa melakukannya, namun dengan cara mereka sendiri yang aku sendiri tidak mengerti bahasa cinta mereka.
“Aku butuh kamu, aku butuh seseorang yang bisa memelukku dan mengatakan jika aku anak yang hebat”
Diriku yang tidak waras ini lancang mendekatimu dengan alasan yang aku sendiri tidak mengerti.Aku membuat group chat ke dua yang berisi beberapa teman dekatku dan mencari personil lain di akun Tik tok.
Pada akhirnya aku bertemu kawanmu, Fikri. Hingga pertemuan pertama kita.
Ingatkah bagaimana pertemuan kita di group chat itu? Kita sering bertengkar kan? Awalnya aku merasa kita cocok dalam hal bercanda.
Apakah kamu tahu sebelum kita bertemu di group chat itu aku merasa sesak saat ingin tidur.
Terkadang bisikan di tengah malam benar-benar menyiksaku, terkadang untuk bernafas rasanya tidak benar.
Tapi karena kehadiranmu yang menghiburku dan berakhir di tiap tengah malam aku menunggu candaanmu.
“Aku rindu..”
Obat tidak selalu berbentuk pil atau kapsul yang rasanya pahit. Ada juga sebuah obat yang rasanya manis dan candu seperti dirimu, bocahku.
Malam ini terasa sepi namun juga menenangkan untukku. Di sana apa yang sedang kamu pikirkan ya?
Terkadang terasa berat. Dunia yang ada dirimu adalah salah satunya alasan aku tidak pernah menyerah dengan depresiku ini.
Awalnya sungguh berat kau tahu? Hubungan yang di halangi oleh jarak.
Egomu yang seperti singa, atau lebih tepatnya kucing liar ya? Kamu terlalu imut jika harus di sebut singa. hehe
Semesta dengan dirimu di dalamnya benar-benar indah. Aku bersumpah padamu.
“Aku rindu”
Mengenalmu aku tak pernah menyesalinya, aku hanya menyesal kenapa aku harus menyeretmu dalam dunia fantasi yang aku ciptakan lalu aku meninggalkanmu untuk hidup di sana sendirian.
Kembalilah, aku sudah tidak ada di dunia itu. Jangan menungguku, itu tidak adil untukmu.
Cinta.
20 November 2022.
KAMU SEDANG MEMBACA
See you
Short StoryKata orang jika kamu berhasil membuat seorang penulis jatuh cinta, maka kisahmu akan abadi dalam ceritanya. Pernahkah kamu menemukan seseorang yang kamu anggap tepat, segalanya untukmu? Tapi takdir ini begitu bajingan.. Mereka memaksamu untuk melepa...