02.

1 0 0
                                    

••••

Pukul tujuh malam, Azalea telah berada di tempat kerjanya yang lain yakni disebuah toko.

Awalnya Azalea ditolak karena masih dibawah umur namun ia terus memaksa dengan berjanji tidak akan ada suatu hal buruk yang terjadi nantinya.

Memiliki paras cantik membuat pemilik toko mendapatkan keuntungan sebab banyak yang tertarik untuk membeli di tokonya apalagi para laki-laki yang sering keluar hingga larut malam.

"Marlboro satu." Ucap seorang pembeli yang meletakan satu minuman beralkohol di meja kasir tanpa menatap Azalea.

"Boleh saya lihat KTP nya?" Ucapnya, orang itu memberikan kartunya yang langsung diperiksa oleh Azalea.

"Maaf kak, boleh menghadap kesini?" Azalea kebingungan, bagaimana ia memeriksa jika si pembeli tak menunjukkan wajahnya.

Terdengar decakan dari si pembeli sebelum akhirnya menoleh pada Azalea.

"Loh, kamu?" Keduanya sama-sama terkejut, Azalea kembali melihat kartu pengenal itu dan menemukan kebohongan dari si pembeli.

"Kamu masih dibawah umur kan? Gak boleh."

"Mana bisa gitu!"

"Bisa."

"Ayolah, gua cuma disuruh beli kok, aslinya yang beli itu udah anak kuliahan." Azalea tetap menggeleng.

"Suruh mereka yang beli." Lagi-lagi ia mendengus kesal.

Azalea kembalikan kartu pengenal itu kemudian mengambil dua botol minuman itu dan ia bawa ketempat awal. Matanya melihat keluar, tak melihat tanda-tanda orang lain yang adalah teman dari si pembeli. Ia jadi yakin jika pemuda itu hanya sendirian, dari mana juga ia dapatkan KTP itu? Azalea bingung.

"Request minuman." Azalea terkejut saat pemuda itu tiba-tiba sudah disampingnya, sedang memilih minuman lain sebab telah gagal membeli minuman beralkohol.

Pada akhirnya Azalea malah duduk berdua dengan si pemuda di depan toko, menemani pemuda itu duduk memakan mie cup yang baru saja ia buatkan.

"Hahh, enak." Azalea menatap sekilas kemudian kembali menatap ke depan.

"Gua Milanoa, panggil Milan aja." Ucapnya tiba-tiba memperkenalkan diri sambil membuka tutup botol minumannya.

"Saya Azalea, bisa kamu panggil Lea." Milanoa mengangguk, kini diam setelah menghabiskan makanan dan minumannya.

"Oh ya, thanks buat yang tadi siang." Azalea mengangguk saja.

"Lu mau tuh gorengan kagak? Nanti gue beliin sebagai ucapan terimakasih." Azalea menggeleng.

Jujur Milanoa bingung harus bicara apa lagi, respon dari Azalea membuatnya merasa harus diam.

"Emm saya boleh nanya?" Milanoa langsung mengangguk menatap Azalea.

"Kira-kira kamu tahu info kontrakan yang ramah dikantong gak ya?" Mendengar pertanyaan itu, Milanoa diam berpikir.

"Gua kagak tahu." Azalea menghela napas kemudian mengangguk paham.

"Lagi nyari tempat tinggal lu?"

The Awaited MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang