[ 1 ] Awal kisah

204 17 8
                                    

Baca Season satu untuk tau alur cerita ini. Happy reading ❤️
.
.
.

Seonghwa terbangun dari tidurnya yang lelap. Dia terbangun dengan amarah yang menggebu-gebu karena pukul enam pagi sudah ada orang yang mengetuk pintu rumahnya dengan keras.

"CK... Siapa?" Seonghwa membuka pintu dengan kasar. Tapi rasa amarahnya tiba-tiba berubah menjadi senang saat orang yang mengetuk rumahnya adalah Jongho.

"Selamat pagi" Jongho tersenyum manis. Seonghwa tak sadar bahwa air matanya mulai menetes perlahan. Orang yang dia rindukan selama ini akhirnya kembali.

"Jongho!" Seonghwa memeluk erat tubuh Jongho. Terdengar suara isakan dari Seonghwa, Jongho memasang wajah bingung namun saat tau bahwa Seonghwa benar-benar merindukannya dia menjadi ikut sedih dan membalas pelukan Seonghwa.

"Hyung, aku hanya pergi sebentar saja" Ucap Jongho juga sambil terisak. Dia sedih tapi menyembunyikannya karena di lain sisi dia tidak mau Seonghwa menjadi semakin sedih.

Yang terjadi sebenarnya adalah. Dua tahun lalu Jongho pergi ke Negeri sebrang untuk bekerja karena di sini tidak ada yang membuka lowongan pekerjaan, Saat Jongho pergi dia berjanji akan kembali lagi saat pekerjaan sudah selesai. Jongho bilang jika pekerjaan kontraknya akan selesai selama satu tahun, Tapi ternyata dua tahun lamanya Jongho tidak kembali. Ternyata Jongho tidak kembali karena bosnya sedang sakit dan menyuruh Jongho serta yang lainya untuk melanjutkan pekerjaan mereka sampai Bosnya sembuh, Karena ketika Bosnya sakit Dia tidak sempat mencari pekerja lainnya. Jadi itu adalah alasan Jongho tidak pulang tepat waktu.

"Kenapa kau tidak mengabari kami, Hah?" Seonghwa memukul pelan kepala Jongho. Yang di. Pukul hanya tersenyum sambil terkekeh melihat sikap Seonghwa yang menurutnya lucu.

"Maaf" Jongho mendekatkan dua jari telunjuknya sambil menggoyang-goyangkan nya.

"Sudahlah. Intinya kau sudah kembali" Seonghwa tersenyum, Sudah lama mereka tidak bertemu. Tapi bagi Seonghwa Jongho tetap bayi kecil yang lucu.

"Di mana, Jihoon Hyung?" Tanya Jongho. Seonghwa menunjukan kearah pintu kamar yang sedang tertutup rapat

"Sedang tidur" Balas Seonghwa.

🏴‍☠️

"Mingi! Sudah berapa kali aku bilang, Jangan lempar sembarangan karung-karung ini" San sudah bersiap untuk menghajar Mingi. Tapi yang di marahin tidak peduli dan malah melanjutkan kegiatannya.

"Kenapa aku harus berada di tempat ini" Yunho tak tahan lagi melihat sikap San dan Mingi, Dia menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil sesekali merengek seperti anak kecil yang sedang meminta mainan.

"Hey kalian. Bisakah kalian bekerja dengan serius?" Seketika mereka bertiga menoleh ke sumber suara. Terdapat dua oknum yang sedang berjalan menghampiri mereka. Mereka bertiga kenal sekali dengan mereka.

"JONGHO!!" Mereka semua berlari menghampiri Jongho dan langsung memeluk erat-erat tubuh teman termudanya itu. Jongho merasa sesak karena perlukan dari ketiga temannya.

"Aku tidak bisa bernapas" San, Mingi serta Yunho langsung berhenti memeluk Jongho.

"Akhirnya kau kembali, Dasar bayi" Jongho yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut Mingi hanya bisa menghela nafas berat.

"Aku sudah besar!!" Jongho menekuk bibirnya. Sikapnya di depan teman-temannya dan orang lain sangatlah berbeda. Di depan teman-temannya dia terlihat seperti bayi kecil. Sedangkan di depan orang dia terlihat seperti orang dewasa yang ingin mencuri anak kecil.

"Ayo pergi makan. Aku akan membayarkan Kalian" Tiba-tiba senyum terukir di wajah San. Siapa yang tidak suka dengan makanan gratis? Semua past suka.

"Yey!!" Semua bersorak ria. Mereka berlima berjalan bersama dengan sesekali saling mengobrol satu sama lain.

"Kami sudah bisa bahagia sekarang, walaupun terkadang kami merindukan dirim, Hongjoong" Batin Seonghwa dalam hati. Rasa rindu masih terukir di hatinya.

🏴‍☠️

Malam hari hujan turun begitu deras. Seonghwa masih duduk di ruang tamu dengan pikiran yang kosong. Akhir-akhir ini dia sering merasakan hal yang janggal. Seperti ada sesuatu yang akan terjadi.

"Kau belum tidur, Hyung?" Jihoon keluar dari kamarnya dengan mata sebam khas orang yang baru saja bangun tidur.

"Entahlah, pikiranku sedang terganggu. Sepertinya ada hal buruk akan terjadi" Jelas Seonghwa, Jihoon yang mendengar itu langsung kehilangan rasa kantuknya dan berjalan mendekati Seonghwa.

"Apa maksudnya? Apakah akan ada sesuatu yang terjadi?"

"Aku tidak terlalu yakin. Tapi pikiranku tidak baik-baik saja" Seonghwa membuang nafas dengan kasar.

Tok... Tok.... Tok...

Di selang pembicaraan Jihoon dan Seonghwa, Tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu depan. Seonghwa berjalan untuk membuka pintu itu dan ternyata orang yang ada di depan adalah Jongho yang sedang membawa sebuah bantal.

"Kenapa?" Tanya Seonghwa sambil memicingkan matanya. Bukan karena curiga melainkan karena dirinya bingung dengan kedatangan Jongho, bukankah Jongho seharusnya menginap di rumah San karena dia tidak memiliki tempat tinggal.

"Aku boleh tidur di sini, Hyung?" Jongho memanyunkan bibirnya. Seonghwa semakin Bingung dengan apa yang sedang di bicarakan oleh Jongho.

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, bisakah kau jelaskan padaku apa yang terjadi?" Seonghwa bertanya dengan nada yang di buat pelan agar Jongho tidak merasa dirinya tidak di terima oleh Seonghwa.

"San Hyung, Dia mendengkur keras sekali sampai aku tidak bisa tidur" Seonghwa mengangguk paham. Sikap San memang sulit di ubah. Dia sering sekali mendengkur setiap malam.

"Baiklah, Ayo masuk" Jongho memasang wajah senang dan dengan hati yang gembira dia masuk ke rumah Seonghwa. Di dalam dia langsung di sambut oleh Jihoon yang sedang duduk di ruang tamu.

"Oh, Rupanya kamu" Jihoon tak banyak bertanya karena dia tau apa yang di bicarakan oleh Seonghwa dan Jongho. Hanya saja dia tidak bisa terlalu jelas melihat Jongho karena tertutup oleh badan Seonghwa.

"Kau bisa tidur bersama Jihoon untuk malam ini" Mendengar ucapan yang keluar dari mulut Seonghwa Jongho hanya tersenyum dan mengangguk paham.

"Ayo" Jihoon mengajak Jongho untuk pergi kedalam kamar. Dan di terima dengan manis oleh Jongho, mereka berdua pun pergi kedalam kamar dan tidur di sana.

Seonghwa bukannya tidak mau Jongho tidur di kamarnya. Tapi, kamar Seonghwa sangat kotor dan berantakan karena tidak sempat dia bereskan. Akhir-akhir ini dia begitu sibuk bekerja sebagai tangan kanan Bumjoong. Pemimpin baru Negri Utopia, karena pemimpin yang lama sudah tiada.

Seonghwa masuk kedalam kamarnya dan merebahkan dirinya di kasur. Dia tidak ingin tidur, pikirannya begitu kacau sampai dia tidak bisa tidur. Rasa khawatir selalu menyelimuti dirinya.

"Aku tidak yakin soal ini, tapi sepertinya aku butuh bantuan Halateez" Seonghwa perlahan mulai mengantuk dan menutup matanya. Tidak berlangsung lama dia terbangun saat merasa ada seseorang yang sedang memperhatikan dirinya.

Dia melihat ke sekeliling arah tapi tidak ada siapapun, hanya ada barang-barang yang berantakan. Seonghwa masih berusaha berfikir positif. Dia berfikir mungkin saja itu halusinasinya karena dia lelah dan karena keadaan kamarnya yang berantakan.

"Lagi-lagi aku berhalusinasi" Seonghwa menabung nafas berat dan kembali melanjutkan tidurnya.
.
.
.
TBC
................

Halo hola annyeong, Author balik lagi nih untuk nepatin janji Wonderland 2, Semoga suka sama cerita ini ya 😵😁

Wonderland ATEEZ [ II ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang