[ 2 ] Junyoung

82 12 5
                                    

Dengan perasaan kesal Seonghwa keluar dari rumahnya dan pergi untuk bekerja. Baru saja dia bertengkar dengan Jihoon karena merebutkan pakaian yang seharusnya milik Seonghwa. Karena itu mereka berdua telat untuk pergi bekerja.

"Ck..... Bagaimana kata Bumjoong, Hyung nanti?" Seonghwa buru-buru berjalan hingga tak sadar ada sebuah batu kecil. Alhasil dia tersandung dan terjatuh. Dia benar-benar merasa frustasi.

"Kau baik-baik saja?" Seonghwa menolehkan kepalanya untuk melihat oknum yang berada di depannya. Orang itu membantu Seonghwa untuk berdiri dan menanyakan kenapa Seonghwa terlihat begitu kesal. "Apakah kau memiliki masalah?"

"Hanya masalah kecil saja. Tidak usah di hiraukan, terimakasih" Seonghwa tersenyum dan di Balas anggukan oleh pemuda itu.

"Iya, sama-sama. Ah aku buru-buru, sampi jumpa" setelah mengatakan hal itu oknum yang menolong Seonghwa pergi tanpa sempat berkenalan terlebih dahulu.

Seonghwa hendak kembali berjalan. Kini suasana hatinya sudah sedikit membaik. Dia berjalan perlahan sampai tibalah Di gedung besar di mana Bumjoong atau lebih tepatnya pemimpin Utopia bekerja. Seonghwa masuk kedalam gedung tersebut dan berharap tidak di omeli oleh Bumjoong saat tiba di sana nanti.

"Permisi, maaf aku telat" Seonghwa masuk kedalam ruangan di mana Bumjoong bekerja. Bumjoong yang melihat kedatangan Seonghwa hanya tersenyum sekilas. Wajah Bumjoong terlihat sangat lesu dan lelah.

"Iya tidak apa-apa" Bumjoong kembali tertidur dan mendapatkan gelengan kepala dari Seonghwa. Bumjoong pasti tidak pulang semalaman karena pekerjaan yang banyak.

Tok.... Tok ... Tok

Seonghwa mendengar suara ketukan tepat di pintu ruangan Bumjoong, dia Buru-buru membuka pintu untuk melihat siapa yang datang. Saat Seonghwa membuka pintu ruangannya terdapat seseorang yang dia pernah temui. Ya, dia adalah orang yang membantu Seonghwa tadi.

"Ah rupanya kau. Ada apa?" Ucap Seonghwa dengan di iringi senyum.

"Apakah ini adalah tempat pimpinan Utopia?" Seonghwa menganggukkan kepalanya.

"Apa yang bisa kami ban..." Belum sempat selesai berbicara. Tiba-tiba terdengar suara ledakan yang dahsyat dari luar. Seonghwa dengan cepat melihat dari jendela untuk memastikan. Ternyata ada sebuah ledakan dahsyat di dermaga.

"Ada apa?" Tanya Bumjoong pada Seonghwa. Mendengar ledakan yang besar membuat Bumjoong terbangun dari tidurnya.

"Aku tidak tau, aku akan memeriksanya" Setelah Seonghwa keluar dari ruangan Bumjoong. Hanya tersisa dua orang di sana yaitu Bumjoong dan pemuda tadi.

"Rupanya kau sudah sampai, Junyoung"

🏴‍☠️

Saat tiba di sana Seonghwa melihat Yunho dan teman-temannya yang lain juga ada di sana dengan wajah yang serius. Bahkan San sudah mengubah bentuknya menjadi seekor Singa bersayap naga. Ya, di detik-detik terakhir Hongjoong pada saat itu. Hongjoong memberikan sisa tenaga yang ia punya pada teman-temannya. Seperti Seonghwa yang dapat berubah menjadi naga sesuai dengan ukuran yang dia inginkan. San yang dapat berubah menjadi seekor Singa bersayap naga dan Jongho memiliki kekuatan yang berlipat ganda dari sebelumnya. Mingi? Seperti pada umumnya dia hanya dapat membuka pintu dimensi, tapi kali ini dia dapat mengambil senjata yang berada di ruang dimensi.

"Apa yang terjadi?" Tanya Seonghwa, dia mengatur nafasnya karena terlalu lelah berlari.

"Aku tidak tau, tapi aku yakin jika ledakan ini bukan di hasilkan dari benda biasa yang ada di dermaga" Ucap Yunho sambil memandang Seonghwa. Bola matanya berubah menjadi biru saat dia sedang berfikir.

"Awas!" San mendorong Seonghwa dan Yunho. Setelah itu sebuah kayu besar terlempar kearah mereka dengan cepat dan membuat tanah berlubang.

"Aku harus melihatnya. Kalian tetap di sini dan lindungi warga" Seonghwa mengubah bentuk tubuhnya menjadi seekor naga yang berukuran seperti singa dewasa. Dia terbangun memasuki tebalnya asap yang ada di sana. Bukan hanya asap, kobaran api juga Masih menyala-nyala.

"Kalian dengan itu bukan? Tunggu apalagi" Mingi langsung bergerak untuk mengevakuasi warga dan di ikuti oleh yang lainya.

"Apa yang terjadi?" Batin Yunho.

Mereka mengevakuasi semua warga dan menyuruh warga di sekitar sana untuk pergi ke daerah yang lebih jauh dari tempat kejadian. Mereka begitu kewalahan karena hanya berempat saja.

"Kalian butuh bantuan?" Tanya seseorang pada mereka. Oknum yang tidak pernah mereka lihat sebelumnya.

"Siapa kau?" Tanya Jongho dengan kebingungan.

"Ah, aku Junyoung. Anak didik Bumjoong Hyung" Mendengar kata itu membuat mereka semua tercengang tak percaya.

"APA!?" Yunho benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Bumjoong memang pernah bercerita pada mereka kalau dirinya memiliki seorang anak didik, tapi yang membuatnya tercengang adalah usia anak itu masih terlalu muda.

"Aku akan jelaskan nanti. Sebaiknya kita evakuasi warga terlebih dahulu" Semua yang ada di situ hanya menganggukkan kepala mereka saja.

Mereka berlima pun melakukan evakuasi secepatnya dan tatapan salah satu dari mereka sangat berbeda. Jongho, dia memasang wajah yang tidak suka akan kehadiran Junyoung. Entah mengapa rasanya seperti dia akan mengambil semua kebahagiaan yang seharusnya ia dapatkan.

🏴‍☠️

Seonghwa masih melihat keadaan di dalam kobaran asap. Dia tidak menemukan apapun, bahkan tidak ada tanda-tanda kehidupan sama sekali. Seonghwa begitu Bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Apa ini?" Perhatian Seonghwa tertuju pada sebuah batu Giok yang bersinar. Seonghwa mengambil batu tersebut, tapi saat hendak mengambilnya tiba-tiba batu itu meledakkan membuat Seonghwa terpental.

DUAR!!

"Cepat pergi semua!!" Yunho buru-buru mengevakuasi para warga yang ada. Ledakan yang baru saja terjadi membuat kobaran api menjadi menjalar kemana-mana.

"Seonghwa, Hyung" Jongho berlari menghampiri seekor naga yang tak lain adalah Seonghwa. Seonghwa tak sadarkan diri, mungkin karena efek ledakkan itu.

"Apa yang terjadi?" Mingi buru-buru menghampiri Seonghwa yang perlahan berubah kembali menjadi manusia biasa.

"Minggir, biar aku obati luka-lukanya" Junyoung langsung dengan cepat menghampiri Seonghwa dengan perban dan alat kesehatan lainnya. Dia langsung mengobati luka di lengan kanan Seonghwa dan membalut luka itu dengan perban.

Seonghwa perlahan membuka matanya. Dia melihat Junyoung yang sedang sibuk mengobati luka-lukanya, Dia sangat berterimakasih pada Junyoung karena telah menyembuhkan luka-lukanya.

"Terimakasih" Ucap Seonghwa dengan nada yang sedikit lemas. Jongho yang melihat itu semakin merasa marah dan pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun.

Tak ada yang peduli akan kepergian Jongho yang tiba-tiba, Semua orang memuji Junyoung karena membantu mereka. Di sela-sela pujian itu tiba-tiba Seonghwa berucap.

"Batu Giok, Batu itulah pemicu ledakan luar biasa itu, uhuk" Ucap Seonghwa dengan sedikit lemas.

"Di mana Jongho?" San baru menyadari akan menghilangnya Jongho yang tiba-tiba. Mereka semua benar-benar tidak menyadari akan kepergian Jongho.

Dan di lain sisi Jongho melihat mereka dengan penuh rasa iri. Dia belum pernah di puji seperti itu oleh teman-temannya. Dia seperti merasa bahwa dirinya tidak di butuhkan lagi. Walaupun, yang di pikirkan oleh Jongho itu salah.
.
.
.
TBC

Bingung 😕? kalian lihat saja alurnya sampai selesai.

Mungkin book ini bakalan lebih panjang atau bisa lebih pendek dari book sebelumnya 😁😒

Wonderland ATEEZ [ II ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang