Malam semakin larut, jam sudah menunjukan pukul 22:34 di depan sebuah bangunan bertingkat ada seorang gadis yang sudah beberapa kali mengecek ponselnya.
Arunika menatap kesal ke arah ponselnya yang menampilkan aplikasi pemesanan ojek online yang tak kunjung mendapatkan driver yang mau mengantarnya, sebenarnya dia bisa saja memesan taksi online namun karena suatu insiden di masa lalu membuatnya sedikit trauma sehingga sejak saat itu dia lebih memilih menggunakan ojek.
Sudah beberapa kali pesanannya di batalkan dengan alasan jarak yang cukup jauh dari titik tunggunya, padahal jika dia mau Arunika akan memberikan tip untuk driver itu.
Ting!
Arunika tersenyum senang saat melihat notifikasi jika ada yang mau mengantarkannya, tak berapa lama menunggu sebuah motor matic terparkir di depanya, dia langsung naik ke jok belakang dan akhirnya dia dapat pulang segera.
"Sesuai maps di aplikasi saja ya pak, nanti kalo udah deket saya kasih tau arahnya."
Driver itu hanya mengangguk sebagai jawaban dan beberapa kali Arunika liat driver itu menatap dirinya dari arah spion membuat Arunika menjadi sedikit waspada.
Tidak ada percakapan sepanjang perjalanan hingga saat berada di perempatan jalan yang seharusnya mereka belok ke kanan jika mengikuti maps namun motor yang dia tumpangi malah tetap lurus.
"Pak, kayanya salah jalan, harusnya tadi kita belok kanan kenapa malah lurus."
"Lewat sini akan lebih cepat."
Jantung mulai berdetak lebih cepat saat di rasa jalan yang mereka lewati sedikit lebih sepi, Arunika langsung mengirimkan pesan kepada temannya namun tidak ada satupun yang membalas.
"Pak kita puter belok aja, ngikutin maps nanti saya kasih tip lebih."
Suara dari Arunika tidak di gubris sama sekali, keringan dingin sudah mulai membasahi dahinya, insting dan hatinya menyuruh dia loncat dari motor saat itu juga, dengan penuh pertimbangan saat mereka akan berbelok di persimpangan jalan gadis itu memberanikan diri loncat dari motor yang masih berjalan.
Arunika bangun dengan sedikit ngilu di bagian kakinya, dirinya langsung berlari menuju arah awal dia datang, driver yang tahu penumpangnya sudah kabur langsung membelokan motornya mengejar gadis yang tengah berlari menjauh
"TOLOOONGGG..."
"SIAPAPUN TOLONGGGG...."
Teriakan terus dia ucapkan berharap ada seseorang yang mendengar dan membantunya, sambil terus berlari tidak tentu arah Arunika terus mencoba menahan rasa sakit di kakinya, hatinya terus berdoa agar ada seseorang yang datang menolongnya.
"TOLONGGG...."
Arunika mempercepat larinya saat mendengar suara motor dari arah belakangnya, tidak menghiraukan rasa sakit yang semakin menjadi dia terus memaksakan untuk lebih cepat berlari.
Brukkk...
Arunika terjatuh saat tubuhnya menabrak seseorang yang berdiri di depannya, kepalanya mendongak menatap seorang laki-laki dengan setelan jas mewahnya.
"Tolong saya tuan, ada orang jahat yang mau menculik saya, tolong saya."
"Hei, berikan gadis itu padaku, jangan mencoba merebut pacarku."
Arunika menatap takut kearah laki-laki yang sekarang sedang berjalan menuju ke arah mereka berdua yang tak lain adalah driver yang mencoba menculiknya.
Kepala Arunika menggeleng kencang menatap ke arah lelaki yang menatapnya, berharap lelaki itu tidak mempercayai ucapan dari driver itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who Are You? - Proses Revisi
Teen FictionKita hanya dua manusia yang di pertemukan dengan sengaja oleh semesta namun di asingkan olehnya juga. ...... "Sebenarnya kamu anggap aku apa, kalo emang dari awal kamu cuma mau main-main tolong jangan aku." "Maafkan aku" Hidup sendiri tanpa pernah t...