Yibo tampak memandangi chatnya dengan Haoxuan. Benar juga kata Haoxuan jika dia tidak mencobanya dia tidak akan tau reaksi yang diberikan pria itu padanya.
Yibo tampak mondar-mandir sambil mengingat kejadian 5 tahun lalu yang membuatnya sampai di titik ini.
"Apa aku harus menjabarkan semuanya? Atau aku harus membuat rincian kejadian?" gumamnya sambil mondar mandir.
"Arghhh...ini membuatku gila!" pekiknya sambil memukul boneka yang sedari tadi dia peluk.
Yibo langsung menyambar tasnya dan berlari menuju tempat yang tadi dia kunjungi berharap pria itu masih disana.
Sesampainya disana yang dia lihat hanya sekumpulan orang-orang berpakaian formal itu sudah bersiap berkerja. Diperhatikannya wajah-wajah mereka berharap bisa menemukan wajah yang dia cari. Sayangnya dia tidak bisa menemukan wajah itu.
"Apa dia sudah pergi?" gumamnya frustasi kemudian dengan langkah kecewa berjalan lesu sambil cemberut kembali menuju apartemennya.
Baru saja kakinya melangkah, hujan deras tiba-tiba membasahinya dengan segera dia berlari kearah minimarket terdekat dan membeli payung.
"Kenapa hari ini sial sekali?" gumanya sambil menatap langit yang tampak menghitam.
Dibukanya payung dan berjalan berbalik menuju apartemennya. Ketika berjalan melewati taman dia melihat seseorang yang tampak duduk dengan kemeja yang basah tengah termenung tanpa berniat mengindar dari hujan deras yang sedari tadi mengguyurnya.
"Orang gila mana yang membiarkan dirinya diguyur hujan seperti itu," gumamnya kesal tapi kemudian dengan segera menghampiri pihak lain.
Semakin mendekat semakin langkahnya berat seakan kakinya telah terborgol hingga membuatnya ragu-ragu mendekati orang tersebut. Tapi dengan segera dia tepis keraguannya. Dia harus menemui orang ini.
Yibo berlari pelan dan dari jauh sesaat dia bisa melihat kemeja putih yang sudah basah itu mencetak jelas tato namanya di bagian dada pria itu. Walau sedikit terkejut dan penasaran sejak kapan pria itu mentato nama dirinya tapi dia lebih memilih untuk segera memayungi pria yang sedari tadi dia cari.
"Ah, ternyata benar ini kamu...."
Pria itu menoleh dan menatap terkejut pada Yibo yang tengah memayunginya.
"Kamu?" ucap pria itu sambil menatap Yibo tidak percaya.
"Lama tidak bertemu, Zhan-ge," ucap Yibo sambil tersenyum.
Xiao Zhan—pria yang sedari tadi di payungi Yibo—kini tampak kehilangan kata-kata.
Mereka hanya terdiam saling menatap satu sama lain dengan tatapan penuh kerinduan yang mendalam sampai akhirnya Yibo memutus kontak mata mereka lebih dahulu.
"Kenapa kamu hujan-hujanan seperti ini?" tanya Yibo tanpa ekspresi meski begitu terdengar jelas nada khawatir dibaliknya.
"Saya tidak menyadarinya," jawab Xiao Zhan berusaha menyembunyikan rasa sedih, rindu dan bahagianya bisa melihat Yibo lagi.
"Bisa-bisanya kamu tidak menyadari hujan sederas ini?" cibir Yibo sambil berdecak membuat Xiao Zhan terkekeh.
"Bisa-bisanya kamu masih mengenali saya ditengah hujan deras begini," balas Xiao Zhan membuat Yibo terdiam kaku dengan telinga yang sedikit memerah.
"Umm...sebaiknya kita meneduh aku lelah memayungimu sedari tadi," keluh Yibo mencoba menghilangkan rasa gugupnya.
Xiao Zhan mengangguk dan mengambil alih payung Yibo. Kemuidan merangkul bahu Yibo untuk menempel padanya.
Keduanya tampak terdiam beberapa saat kemudian mereka mulai berjalan menyusuri kota. Jantung mereka tampak berdegub kencang dengan perasaan hangat yang memeluk mereka.
"Apartemen saya di daerah sini apa kamu tidak apa jika meneduh disana?" tanya Xiao Zhan sambil melirik Yibo yang berada disampingnya.
"Aku tidak keberatan, Zhan-ge."
Xiao Zhan mengangguk dan menuntun Yibo menuju apartemennya. Yibo tampak terkejut ketika menyusuri jalan menuju apartemen Xiao Zhan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
If Without You [ZhanYi]
FanfictionJika tanpanya semuanya tampak biasa saja. Zhanyi.