HW 01 : Keinginan Kakek

1.9K 262 21
                                    

"Sebelum kakek meninggal, satu-satunya keinginan kakek adalah melihatmu menikah Ara"

Ara, yang namanya di sebut oleh pria tua bertubuh lemah itu hanya bisa meringis.

Menikah?

Itu adalah sesuatu yang sangat mustahil, dia tidak pernah ingin menikah di kehidupannya saat ini.

"Ara? Kamu mendengar kakek?"

Lagi-lagi kakeknya berbicara. Ara menghela nafas panjang, dia berjalan ke arah kakeknya.

Melihat sang kakek yang terbaring lemah di atas tempat tidur hatinya sangat sakit.

Setelah kematian kedua orang tuanya, kakek adalah satu-satunya keluarga yang menjaganya dengan segenap jiwa. Tidak ada orang di dunia ini yang mencintainya setulus cinta kakeknya.

Kakek meraih tangan Ara dan menangkupnya, jari-jarinya yang keriput membelai punggung tangan Ara penuh kasih.

Melihat jari-jari kakeknya yang ringkih, perasaan sedih menerpa Ara.

Sejauh yang dia ingat ketika pertama kali pindah dan tinggal di rumah ini, kakeknya merupakan seorang pria pebisnis dengan punggung tegap dan dada bidang, matanya tajam menyorot siapapun. Tapi hanya beberapa tahun berlalu dan semuanya berubah, yang tersisa sekarang hanyalah pria tua dengan wajah sayu penuh permohonan.

"Kakek, aku juga ingin menikah tapi kakek tahu sendirikan aku tidak punya kekasih apalagi orang yang aku cintai" Ara memberi alasan, berharap kakeknya mengerti.

"Kakek punya calon untukmu"

"Uhuk! Uhuk! Uhuk" Ara batuk kering mendengarnya, mata sipitnya membulat sempurna.

"K--kakek..."

"Jika kamu menyayangi dan masih menganggap kakek adalah kakekmu maka terima pernikahan ini"

Dan, semuanya terjadi begitu cepat. Ara bahkan tidak sempat mengenal siapa sosok yang akan menikahinya. Dia hanya tau jika calon pengantinnya adalah seorang wanita sama sepertinya dan merupakan anak yang lahir di luar nikah.

Ara pikir jika ini adalah sebuah lelucon tapi ketika melihat seorang gadis muda bermata cokelat dengan senyum gummy smile yang berjalan masuk ke ambang pintu rumahnya dia tahu semuanya bukanlah lelucon, dia benar-benar akan menikah dan dengan seorang gadis!

"Namanya Chika, kakek sudah menganggap dia seperti cucu sendiri"

Ara kembali mengingat perkataan kakeknya. Matanya dalam menatap Chika yang berjalan ke arahnya sambil meremas tangannya sendiri.

Chika mengigit bibir bawahnya, setiap kali dia melangkah dan pelayan di rumah besar tersebut menyapanya dia berusaha tersenyum lebar.

Di sampingnya kepala pelayan berbicara menjelaskan banyak hal padanya, bagaimanapun Chika akan menjadi nyonya di rumah ini.

Chika menatap sekeliling, rumah yang ruang tamunya sangat besar ini terasa sesak.

"Nona, itu adalah Nona muda Ara. Calon pengantimu"

Chika hampir tersandung mendengar ucapan kepala pelayan. Kepalanya terangkat menatap kedepan.

Dua meter di depannya sosok tinggi dan menyendiri Ara berdiri, tidak ada rona bahagia sama sekali di wajahnya. Ara berdiri sambil bersedekap dada, matanya yang hitam pekat bertabrakan dengan manik mata cokelat milik Chika.

"Nona muda..." Kepala pelayan sedikit membungkuk ketika Ara berjalan mendekatinya dan Chika.

Ara mengangkat tangannya memberi isyarat 'pergi' pada kepala pelayan. Dengan patuh kepala pelayan pergi meninggalkan Chika.

HAPPY WEDDING (ChikaxAra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang