Ara mengerjap beberapa kali, otaknya belum cukup mencerna kejadian beberapa detik lalu. Olla yang berada di depannya melongo tidak percaya, hanya Chika yang dengan refleks dan cepat meraih kotak tissu dan melap wajah Ara.
"Sorry...sorry..." Chika panik, tapi dia merasa semua ini tidak akan terjadi jika Ara di dekatnya tidak bicara dengan asal.
Ara menahan pergelangan tangan Chika, matanya dalam menatap wajah panik Chika.
Cuppp...
Sebuah kecupan yang hangat terjatuh di bibir lembut Chika.
"Itu hukuman karna kamu jadi dukun mendadak dan ngebuat muka aku kotor" Kata Ara santai, berbeda dengan Chika dan orang-orang yang juga ada di warung kaki lima tersebut.
"A-ara..." Chika kian panik.
Ara bangun dari duduknya dan meraih lengan Chika.
"Udah malam, ayo pulang. Kalau telat kakek bakal marah"
Mendengar itu Chika setuju.
Mobil Ara kembali melaju membelah jalanan yang mulai lengang karena kurangnya kendaraan. Di dalam mobil selain suara deru kendaraan, tidak ada suara tambahan apapun.
Sepanjang perjalanan Ara tetap diam dengan mata terpejam, Chika di sampingnya merasa was-was.
"Aku gak marah..." Kata Ara kemudian, matanya terbuka dan menoleh ke arah Chika.
"Yakin?"
"Yakin...kenapa aku harus marah? Kamu kan istriku"
"Uhuk...uhuk..." Olla yang berada di kursi kemudi batuk kering mendengar itu.
Kata istri sukses membuat wajah Chika bersemu merah, karena malu dia memalingkan wajahnya dan menghadap keluar menatap lampu jalan yang tidak menarik sama sekali. Ara disisi lain, tidak ingin menggoda Chika lebih jauh jadi dia kembali memejamkan matanya.
Setelah mengemudi cukup lama, mobil Ara bergerak memasuki gerbang mewah. Ini adalah rumah yang sama dimana pernikahannya dengan Chika dilangsungkan.
"Bos sudah sampai..." Olla menoleh ke belakang dan membangunkan Ara, tapi Ara yang tampaknya kelelahan karena menunggui Chika di dalam mobil tertidur cukup pulas.
Olla beralih menatap Chika.
"Aku harus pulang, masih ada laporan yang harus kuperiksa"
"Pulang aja, Ara biar aku yang bangunin"
"Terima kasih..." Olla lalu turun dari mobil dan berjalan ke mobilnya sendiri yang terparkir sedikit jauh.
Sepeninggal Olla, Chika dengan gerakan lembut menyentuh pundak Ara.
"Ara..."
"Sudah sampai..."
"Raaa...Ara...."
Tubuh Ara bergoyang sedikit, merasa terganggu kedua alis Ara terjalin. Matanya yang sipit perlahan terbuka, Chika tersenyum tipis melihat itu.
"Hemm apa?"
"Sudah sampai"
Ara menoleh kekiri dan kanan lalu menguap kecil.
"Olla mana?"
"Pulang..."
"Ayo turun!"
Ara bergerak membuka pintu mobil dan turun lebih dulu, dia kemudian mengulurkan tangannya dan membantu Chika turun.
"Hati-hati..." Katanya sambil menjaga kepala Chika agar tidak terbentur dengan body mobil.
Interaksi keduanya diamati oleh kakek, paman, dan bibi Ara melalui jendela lantai dua. Mata mereka menyipit karena senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY WEDDING (ChikaxAra)
Любовные романыBerisi kebucinan seorang CEO terkenal Yara Maven kepada pasangannya Yessica Flavie.