Meski Chika melarangnya untuk mengantar pulang ke apartemen, Ara tetap diam-diam mengikutinya dari belakang menggunakan mobil pamannya, karena dia tahu jika memakai mobilnya sendiri maka Chika akan sadar.
Sepanjang perjalanan, Ara yang duduk di kursi samping kemudi menatap intens ke arah van tua yang bergerak santai di depannya. Di sampingnya sopir mengemudi dengan hati-hati.
Setelah perjalanan singkat van yang membawa Chika akhirnya berhenti didepan bangunan tua.
"Hentikan mobilnya di sini!" Ara tanpa sadar berteriak, karena sang sopir masih saja melajukan kendaraannya padahal van sudah ada di depan mereka, dan hanya berjarak beberapa langkah.
Citttt...
Mobil berhenti dengan cepat.
Di depan, Chika turun sendirian tanpa di dampingi Jessi.
"Sembunyi!" Perintah Ara gugup ketika melihat sosok cantik Chika, tubuhnya meringkuk seperti bola dan berusaha agar tidak terlihat.
"Bos, mobil ini kacanya hitam. Orang-orang dari luar tidak bisa melihat ke dalam" Ucap sopir memberitahu.
Mendengar itu Ara kembali duduk sambil berdehem kecil karena malu.
Chika di kejauhan, tampak sedang berbicara dengan seseorang di dalam van yang Ara yakini itu adalah Jessi. Setelah berbicara dengan Jessi, Chika berjalan masuk ke dalam bangunan tua. Tubuhnya yang langsing dan tinggi menghilang di balik tembok.
"Nyonya sudah masuk, apa kita harus kembali sekarang?"
Ara menggeleng, wajahnya ditekuk.
"Bangunan ini sudah tua, pasti peninggalan belanda atau jepang. Istriku tinggal disini?" Lirih Ara, merasa tidak bahagia.
Dia tidak akan punya selera untuk kembali ke rumah mewahnya dan tidur di kasur yang empuk dengan keamanan 100% sedangkan istri yang baru beberapa jam dia nikahi tidur di tempat seperti ini.
"Aku akan tidur di mobil, kalau kamu ingin pulang pesan saja taxi" Ara dengan suara penuh tekad bersuara.
Mendengar ucapan Ara, sopir mengangguk, dia lalu membuka seatbelt dan bersiap untuk turun mencari taxi.
"Heiii mau kemana kamu?" Ara dengan cepat menahan lengannya.
Sopir berbalik dan menjawab.
"Aku akan mencari taxi bos"
Rahang Ara terjatuh.
"Kamu membiarkanku disini sendiri? Bagaimana jika ada orang jahat?"
Sopir diam dan menghela nafas panjang, karena mengantuk dia langsung merebahkan tubuhnya dan tidur sedangkan Ara matanya fokus menjelajahi setiap tingkat apartemen.
Tidak banyak lampu yang menyala, hanya ada beberapa saja. Netra hitam pekat Ara berfokus pada jendela yang lampunya baru saja dinyalakan, dia ragu-ragu menebak jika itu adalah kamar Chika.
Sepanjang malam, Ara hanya fokus pada jendela tersebut. Terlebih sinar lampu di kamar itu tidak mati sama sekali sampai subuh.
Ara meringis kecil, tubuhnya terasa sakit karena terlalu lama duduk di dalam mobil yang sempit.
Seperti tadi malam, van yang membawa Chika kembali datang. Ara mengamatinya dari jauh....
15 menit kemudian, Chika keluar dengan membawa tas jinjingnya, wajahnya terlihat segar terlebih dia memasang senyumnya yang menawan.
Penampilan cantik Chika sangat berbanding terbalik dengan Ara yang tampak urakan dan kurang tidur.
"Akan kemana mereka?" Tanya Ara entah kepada siapa, karena punggung dan pantatnya sakit dia bergerak sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY WEDDING (ChikaxAra)
RomanceBerisi kebucinan seorang CEO terkenal Yara Maven kepada pasangannya Yessica Flavie.