3. Persiapan

547 336 270
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Persiapan

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, yang artinya Mentari harus bangun dan sadar dari alam mimpinya begitu indah. Matahari muncul dibalik awan-awan kecil di ufuk timur lalu perlahan menghilangnya pancaran fajar yang akan sirna waktu demi waktu.

Mentari terbangun lalu beranjak pergi dari kasurnya yang begitu empuk, dengan tergopoh-gopoh ia meraih knop pintu lalu memasukkan dirinya ke dalam kamar mandi.

Selesai membersihkan tubuh mungilnya, Mentari dengan cepat mengenakan seragam sekolah miliknya yang berada di lemari pakaian, kemudian bersiap-siap pergi berangkat ke sekolah.

Merasa sudah cukup menyiapkan semua yang diperlukannya, dengan sigap ia langsung mengarah keluar dari kamar lalu menuju ke arah anak tangga yang berada tidak jauh dari kamarnya, ia mulai menuruni anak tangga itu satu persatu sambil bersenandung kecil.

Tak terasa Mentari sudah tiba di penghujung anak tangga, suara tapak kakinya mulai mendekati meja makan. Sesampainya di meja makan, ia menatap ketiga insan yang tengah duduk saling berhadapan, dengan perasaan senang Mentari menghampiri mereka lalu menyapanya.

"Hai semuanya, selamat pagi!" sapa Mentari dengan senyumannya.

"Hai, Sayang, pagi juga sini sarapan dulu," jawab kedua orang tuanya seraya membalas senyuman Mentari.

"Berisik lo, pagi-pagi udah teriak-teriak aja kaya ayam tetangga noh," ejek Arzan.

"Dih, sewot lo kayak emak-emak, kalo iri bilang, Abangku."

"Heh, sorry ye ngapain gue iri sama lo," pekik Arzan.

"Udah-udah, ngapain sih berantem masih pagi loh ini, ntar tetangga pada denger gimana? Emang kalian gak malu?" tutur ibunya melerai mereka.

"Iya, Ma, maaf ya," balas mereka berdua sambil menundukkan kepala mereka.

"Yaudah sini, cepetan sarapan dulu mumpung masih hangat nih."

"Siap, Ibu bos," sahut mereka berdua.

Seusai mereka berempat menyantap semua makanannya, Mentari dan Arzan mulai beralih dari kursi yang telah diduduki dan langsung mengarah ke tempat dimana orang tuanya berada agar bisa berpamitan.

Kemudian Zafran Rakha Alexandra yang merupakan ayah dari mereka berdua juga ikut berpamitan kepada Anindyta Putri Alexandria selaku istrinya dan tak lupa Zafran mencium kening istri tercintanya itu.

Tetapi, saat kedua orang tuanya melakukan hal tersebut, reaksi Mentari serta Arzan yang melihatnya pun seketika langsung memutarkan bola matanya malas.

"Hadeh, mulai deh kisah romantisnya, ya gak, Bang?" celetuk Mentari.

"Iya nih, Dek, kaya seisi dunia ini cuman milik mereka berdua doang," ledek Arzan.

Zafran yang mendengar gurauan dari kedua anaknya itu, tanpa ragu dengan senyum liciknya lalu berkata, "Udah berani ya ngeledekin orang tua, ntar uang jajannya Papa potong gimana, hm?"

 First Love AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang