Bab 3

1.4K 96 1
                                    

Aura berjalan pelan karena gaun berat yang sedang dipakainya ini. Pokoknya dia akan membuat celana dan rok mini seperti di dunianya dulu. Kayaknya berat badan dia akan menurun Ketika dirinya tinggal disini.

Aura berniat untuk menemui suami misterius nya sekarang. Dia ingin memastikan bahwa suami nya itu bukan penyuka sesama batang. Aura berfikir seperti itu karena paras cewek yang sedang aura tempati raga nya ini benar benar cantik bahkan seperti barbie menurut aura.

Jadi bagaimana mungkin suaminya itu bisa tahan tidak bertemu selama setahun "tante marina masih jauh gak ruangan suami aku?" tanya aura. dia benar benar Lelah karena gaun berat yang sedang dikenakannya ini.

Aura memang memutuskan memanggil tante kepada marina meskipun dalam benak marina bertanya tanya. Apa itu tante?

"itu ruangan duke, Duchess" jawab marina sopan sambil menundukan kepalanya.

Marina berjalan ke arah laki laki yang sedari tadi berdiri di pinggir pintu besar di sebelahnya seperti patung. Dan jangan lupakan pakaian yang di pakai laki laki itu sama anehnya dengan pakaian yang di pakai oleh marina.

Tapi aura yakin kalau itu pakaian yang di pakai oleh prajurit pada masa kerajaan. Jangan lupakan kalau aura juga sedikit berminat tentang sejarah kerajaan kerajaan pada zaman dulu.

PLAK

"KALIAN ITU ANAK ANAK PENGHIANAT"

Teriakan serta suara tamparan itu mengalihkan perhatian aura yang sedang memperhatikan marina. Ada apa itu? Anak penghianat?

Aura berjalan ke arah suara itu dengan muka panik karena dia mendengar kata 'anak' aura benar benar lemah terhadap anak anak kecil. Aura bahkan menghiraukan teriakan marina yang bertanya dia mau kemana.

BRUK

BRUK

"ma-maafkan aku nyonya. Adikku sedang sakit nyonya ma—"

BRAK

"SELAIN ANAK PENGHIANAT KALIAN JUGA PENCURI" teriak Wanita berpakaian pelayan seperti marina sambil menendang anak laki laki yang sedang memeluk adiknya

Aura menatap tak percaya pemandangan di depannya ini. Hey mereka masih kecil tapi Wanita itu dengan santainya menendang kedua anak itu. Aura berjalan tergesa kala Wanita yang berpakaian pelayan itu hendak menampar kemabali anak itu yang baru berdiri setelah tadi dia di tendang.

Aura mencekal tangan Wanita itu dengan tatapan tajamnya. Nafas aura naik turun tidak beraturan dia benar benar marah dan sedih saat ini.

Dan juga kenapa orang orang yang sedang melihat Wanita ini menyiksa kedua anak itu tidak berusaha menghentikannya?. Mereka malah menonton seolah ini hanya tontonan seru bagi mereka.

"APA YANG KAU LAKUKAN!?" teriak aura sambil menghempas tangan pelayan Wanita itu

Sedangkan Wanita itu hanya menatap aura kaget tapi segera menetralkan wajahnya "lady dari mana anda? Kenapa bisa ada disini?" tanya pelayan Wanita itu

"ANJING GUE NANYA LO NGAPAIN BANGSAT?" aura benar benar tidak tahan melihat wajah Wanita di depannya ini

"DIPA TUNDUKAN PANDANGANMU" aura menatap ke arah orang yang berada di belakangnya. Marina. Dia sedang menatap tajam ke arah Wanita yang tadi menyiksa kedua anak itu

"Duchess mereka anak anak anda" bisikan marina itu membuat aura membulatkan matanya. Apa? mereka anak anaknya?

Tapi kenapa anak anaknya sampai disiksa seperti tadi. Aura berjalan pelan ke arah mereka yang masih berpelukan. Aura pikir mereka bukan anaknya karena rambut mereka berwarna pirang sedangkan rambutnya berwarna coklat terang.

"kalian gak apa apa?" aura bertanya pelan sambil berusaha memeluk mereka. Hatinya terasa sakit melihat keadaan mereka dari dekat. Tubuh kedua anak di depannya benar benar banyak luka!

"nyo-nyonya maafkan saya nyonya. Saya hanya meminta sepotong roti untuk adik saya yang sedang sakit nyonya" ucap anak laki laki yang sedang memeluk adiknya pelan sambil bersujud di kaki aura.

"hukum saya saja nyonya jangan adik saya nyonya" anak itu bersujud kepada aura dengan tubuh bergetar. Sepertinya dia menangis.

Aura terisak pelan dia mengangkat tubuh ringkih yang sedang bersujud di depannya ini. Aura memeluk anak itu dengan air mata yang bercucuran.

"hiks a-aku gak bakal ngehukum hiks ka-kalian kok hiks" kata aura tersendat sendat karena tangisnya itu. Aura menggendong kedua anak kecil itu. Aura berniat membawa mereka ke kamarnya.

Tangisan aura semakin kencang kala dia menggendong kedua anak kecil itu, mereka benar benar ringan. Apa mereka tidak diberi makan sampai ringan seperti ini. Bahkan baju yang mereka pakai benar benar lusuh.

Semua orang yang sedang berada disana mengerutkan keningnya bingung. Kira kira siapa lady itu? Kenapa dia berani membawa kedua anak kembar lusuh itu? Dia tidak jijik?

"siapkan diri kalian untuk menerima hukuman" desis marina pada orang orang di depannya. Marina adalah ketua pelayan di mansion ini jadi dia berani mengatakan itu.

"tapi ketua pelayan siapa lady itu?" tanya seorang pelayan muda.

Marina menatap tajam kepada pelayan muda itu "APA KALIAN TIDAK MENGENALI MAJIKAN KALIAN!"

"beliau Duchess Aura Javelyn Zephir" lanjut marina pelan tapi mampu membuat semua orang yang ada disana terkejut sekaligus takut.

Mereka tidak tahu kalau duchess mereka bisa secantik itu bahkan duchess mereka tadi bisa berbicara. Berarti rumor yang mengatakan duchess aura si bisu buruk rupa adalah kebohongan.

Semua orang yang berada disana tidak menyadari ada seorang laki laki tampan dengan rambut pirang yang sedang mengawasi mereka sedari tadi. Laki laki tampan itu menatap pemandangan di depannya dengan datar.

"cari tahu apa yang terjadi dengan duchess" titahnya pada laki laki yang setia berada di belakangnya

"sesuai perintah anda yang mulia duke"


---------

Duchess AuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang