"Halo nama gue Felysia Geralda. Geu suka belajar, gue suka keteraturan, dan gue lebih mentingin sekolah dibanding percintaan dan semacamnya. Buat gue prestasi itu nomor satu, Terima," ucap Felysia dengan kepercayaan dirinya yang patut diacungi empat jempol.
"What?"
"Baru perkenalan udah songong, anjir!"
"Huuu!"
"Sok banget dah, lu!"
"Sepinter apaan lo anak baru? Bisa ngalahin pinternya juara satu bertahan di sini nggak?"
Felysia sudah menduga hal ini akan terjadi, tetapi dia memilih tidak peduli. Dia memang sengaja melakukan itu agar tidak dianggap sebagai murid baru yang mudah untuk dikucilkan. Felysia sangan tahu bagaimana kerasnya lingkungan sekolah yang berisikan orang orang kaya materi seperti mereka. Jika terlihat lemah, mereka akan dengan mudah mengusiknya, dan Felysia tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Cowok iberambut hitam yang sedari tadi memperhatikan Felysia langsung merasa bahwa dia akan mendapatkan saingan baru dalam hal pelajaran. Dia yang juga giat belajar dan tidak mementingkan soal percintaan merasa tidak boleh membiarkan Felysia menambah bebannya. Satu saingan saja belum bisa kalah. Jika bertambah lagi, dia tidak yakin akan bisa berada du peringkat pertama nanti.
"Dia cewek yang nginjek sepatu lo itu, kan, Ga? Singing banget. Kayanya enak dikerjain, Gimana? " tanya cowok berkacamata yang duduk di sebelahnya.
"Terserah," balasnya singkat tampa melepaskan tatapannya dari sosok Felysia.
"Sudah, jangan jadi ribut. Silakan Felysia, kamu bisa duduk di bangku belakang shania, yah," ujar Pak Rio sambil menunjuk bangku paling belakang di baris kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
private bodyguard
Подростковая литератураDeskripsi Buku Bagaimana jadinya ketika hidup kalian yang awalnya sederhana tiba-tiba mendadak jadi kaya raya? Hal itu dialami oleh Felysia Gerlada, gadis berusia 16 tahun yang dibuang oleh orangtuanya dan dibesarkan di sebuah panti asuhan. Felysia...