Happy Reading
_______Muhammad Taha Azizan Al Mukhtar. Seorang Gus muda yang di segani oleh kalangan Santriwan dan Santriwati, karena ketegasan membuat mereka menyeganinya.
Gus Taha yang baru saja pulang dari Yaman, harus menerima kenyataan bahwa sang Abi telah menghadap Sang Illahi.
Menjadi salah satu penerus pemimpin Pondok Pesantren Al Karim bukanlah hal yang mudah baginya. Gus Taha harus membagi waktunya, untuk mengurus Pesantren dan juga sang Ummi yang sedang sakit parah. Di tambah dengan kasus hilangnya para Santriwan dan Santriwati, dan teror yang memperluas ketidakpercayaan orang tua untuk menitipkan para anaknya di Pesantren ini.
Gus Taha hampir rapuh, namun satu semangat membara dalam dirinya. Seorang Santriwati baru membuatnya jatuh kedalam seribu tempat ketenangan, dan segudang keceriaan. Siapa gadis itu?
Dialah Izana Az Zahra.
Izana Az Zahra namanya, gadis keturunan blasteran Arab dan Indonesia ini akrab dipanggil Izana. Gadis ini sangat menyukai langit dan isinya.
Izana terlahir dari keluarga yang dekat dengan agama, namun tidak dengan dirinya. Gadis ini sangat jauh dari Tuhannya, hingga pada masanya Izana sadar bahwa hidup tidak akan pernah lepas dari Tuhan. Sebab, seorang Hamba terikat dengan Tuhannya, yaitu Allah SWT.
Katanya komunikasi antara Allah dan Hambanya adalah jarak antara kening dan sajadah, lantas Izana yang tidak pernah Shalat bagaimana? Apakah dirinya telah hilang komunikasi dengan Tuhannya?
Selama ini Izana hidup bahagia, tenang dan tentram, kaya raya, serta tak banyak masalah yang meliputi hidupnya. Tetapi dirinya sering meninggalkan Shalat dan memilih untuk mementingkan Duniawi yang fana dan meninggalkan Akhirat yang kekal dan abadi. Sungguh itu adalah penyesalan yang sangat amat berat untuk Izana, ia baru mengetahui jika semua itu adalah Istidraj yang berarti Allah sudah tidak memedulikan dirinya lagi.
Semenjak Pulang ke rumah kedua orang tuanya, Izana selalu di tegaskan untuk belajar Shalat dan Mengaji. Namun apa dayanya, dirinya sudah terbalut dengan dunia ini. Capek dikit saja, yang menjadi sandaran dirinya adalah Handphone dan Kasur.
Penampilannya yang di atur oleh kehidupan modrn, dan akhlaknya yang mengikuti pergaulan jaman sekarang. Membuat kedua orangtuanya sudah lelah menghadapi putrinya ini, sehingga Izana di ancam akan dimasukkan kedalam Pesantren jika dirinya tak mau berubah.
Izana hanya bisa pasrah, dan kini gadis itu perlahan tumbuh menjadi seorang perempuan yang baik dan dekat dengan agama. Karena suatu hal yang membuatnya bersemangat.
***
"Gus Taha." panggil Izana pada seorang laki laki yang bernama Taha.
Gus Taha menoleh sekejap, lalu ia menghadapkan tubuh tegapnya ke arah Izana. Mereka sangat menjaga jarak, takut takut ada syetan penggoda.
"Ada apa Izana?" tanya Gus Taha kepada Santriwati nya itu, terlihat sekali Gus Muda itu sedari tadi menundukan pandangannya agar terlindungi dari Maksiat yang di benci oleh Allah.
"Gus, sekali aja tatap wajah Izana. Ini untuk yang pertama dan untuk yang terakhir Gus lihat wajah Izana. Ayo dong Gus, Izana mohon." pinta Izana dengan menyatukan kedua tangannya di dada.
Terdengar helaan nafas dari mulut Gus Taha, "Sudah saya jelaskan, bahwa memandang yang bukan mahram itu dosa. Dan saya tidak mau terjerumus kedalam dosa itu." ucap Gus Taha dengan tegas.
"Tapi Gus, Izana mohon tatap satu kali aja. Atau enggak satu menit deh boleh ya?" tawar Izana lagi lagi mendapat gelengan dari Gus Taha.
"Kalau enggak satu menit lima belas detik aja, gimana?" tawarnya lagi.
"Saya bilang tidak, Izana." tegas laki laki itu.
"Kalau enggak lima belas detik, lima detik aja. Gimana cukup gak Gus?" tanyanya dengan terus menatap wajah tampan Gus Taha.
"Laa, Laa, dan Laa. Saya tidak ingin menatap wajah kamu." jawab Gus Taha dengan membalikkan badannya.
Izana terheran dengan perkataan laki laki itu, "Loh kenapa Gus? Wajah Izana jelek ya? Ada jerawat, dan komedo nya ya? Atau bruntusan?" pertanyaan berturut turut itu membuat Gus Taha menggeleng.
"Terus?"
"Wajah kamu sangat cantik. Tapi itu di haramkan untuk di tatap dan dipandang oleh yang bukan mahram kamu. Termasuk saya." jelas Gus Taha.
"Terus gimana caranya agar Gus Taha lihat muka saya ini? Harus jadi Mahram saya dulu?" tanya Izana dengan polos.
"Ya, Izana. Saya harus menjadi mahram kamu dulu, baru saya bisa melihat wajah cantik kamu." jawab Gus Taha membuat Izana semakin bingung perempuan itu sangat tak mengerti dengan apa yang di jeladkan oleh Gus nya.
"Caranya?"
"Saya menikah dengan kamu." jawab Gus Taha dengan posisi yang tetap membelakangi Izana.
Hening menyelimuti keduanya, sampai akhirnya Izana membuka suara. "Yaudah, Nikahin aja Izana biar Gus bisa lihat Wajah Izana." ucap Izana tanpa memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Prolog Selesai...
Maaf kalau kurang nyatu alurnya...
Jangan lupa Vote and follow, aku gak maksa kalian Komen kok.
See you
07 April 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVE GUS PONDOK
Spiritual[UTAMAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!] Muhammad Taha Azizan Al Mukhtar. Seorang Gus muda yang terkenal galak dan tegas, cucu dari Pemilik Ponpes yang terkenal di Kotanya. Karena ke tegasannya itu, membuat dirinya di segani oleh para Santriwan maupu...