Part 1

56 2 1
                                    

“Oppa, kau tak perlu seperti itu, aku tahu kau sudah tenar dan menjadi actor yang dipuja-puja di negeri ini bahkan hampir seluruh dunia. Tak bisakah kau menjaga hatimu untukku? Aku berharap di drama barumu itu kau tidak beradegan yang aneh-aneh dengan aktris lain, oppa… hatiku tak sanggup untuk melihat itu semua…”

“Oppaaaa…..! hah!” aku tersadar dari mimpiku, kudapati diriku tengah tertidur di perpustakaan sekolah. Ini sudah menjadi mimpi yang kesekian kalinya untukku. Aku bertanya pada diriku “mengapa aku memimpikan oppa Kim Bum lagi?” huh, perasaan kesal menghujamku. Pria berparas manis itu adalah cinta pertamaku yang telah mencampakanku ketika dia tenar sebagai actor. Perasaan cinta dan benci tak dapat kubedakan,,, pokoknya aku membencinya!” pekikku kencang dan seketika menjadi pusat perhatian warga SMA Kirin.

“Aish… kau berisik sekali noona, apa mulutmu itu tak bisa di jarit saja. Ish..” nampaknya siswa pemalas itu terbangun karena aku, dan bergegas bangun meninggalkanku, perasaan ingin meminta maaf lenyap seketika oleh harga diriku yang tinggi.

“Yaaa! Hei..! aku memang berisik, liat mereka! seraya memandang sekeliling dengan tatapan jengah hingga mereka semua yang sedari tadi menonton kami kembali membaca bukunya, walaupun itu hanya kedok ‘-- ish, apa-apaan mereka! Apakah aku ini terlihat noona? Kau yang ahjusshi!” tunjuk jariku pada siswa tadi yang sebelumnya berdiri di samping dan kini hilang di telan dunia. Aku pun hanya bisa menelan ludah dan menjadi cemoohan. “Lari” pikirku…

Siang ini sepulang sekolah, rencananya aku ingin mengunjungi Donghae Oppa yang sedang syuting acara baru yang diikutinya yaitu “We Got Married”. Aku pun tak boleh tinggal diam, aku harus mengawasi wanita yang akan di pasangkan untuk Haeppa. Omo… pikiran sesat mempengaruhiku, aliran darahku serasa tersumbat oleh kotoran yang bernama jealous, bathinku pun berkonflik untuk menang dari berbagai asumsi yang bermunculan. Segera saja ku benamkan diri di bath up kamar mandi rumahku agar api cemburu tak semakin menyala luas dan merusak sel-sel otakku yang jenius ini, apalagi besok aku mengikuti ujian. Aku tak ingin mati sebelum berperang! Hasrat untuk memperoleh nilai yang tinggi kini berada di puncak Mount Everest. Aku hanya berpikir itu akan berhasil, dan akan  segera ku tagih janji Haeppa untuk mengajakku kencan. Mungkin kami akan kencan yang romantis dan ia akan melamarku #plakkk. Lamunaku terlalu tinggi sampai-sampai bebek mainan ini aku endus-endus, aish. Aku sudah gila!

“Oppa…!” ucapku di depan cermin agar terlihat seksi, namun sangat menjijikkan ketika ku peragakan dengan gaya alay bin lebay sampai-sampai tuh cermin pengen pecah kayaknya.

“Hush,,,” ujarku saat teringat sesuatu yang bukan-bukan melainkan tak sepatutnya aku ingat.

Kejadian memalukan yang terjadi 2 tahun silam di depan keramaian banyak orang yang saat itu mengerubungiku di arena bermain anak-anak karena ulah si penghianat Mario.

Begitu persiapan telah usai apalagi mau sore, akupun bergegas mengemudikan jazz biru ibuku secara diam-diam. Jika ketahuan, mampus deh riwayatku! Ini ku lakukan demi harga diri sebagai tunangan Haeppa, tak mungkin aku mempermalukannya dengan mengendarai sepeda. Padahal kan naik sepeda tuh mengurangi global warming, namun entah mengapa rasa itu lenyap.

Hai, ini project pertamaku di wattpad, sebenernya ceritanya uda aku buat dari jaman SMP, pas masih alay alaynya jadi penggemar Korea ampe nghayal sendiri dan jadilah ini cerita,

Mohon komennya yak :)

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang