Part 5

15 2 0
                                    

Pagi ini hujan turun, aku memutuskan berjalan kaki dan membawa payung tentunya. Hah, coba saja eomanim belum berangkat... Aku berjalan sambil menendang-nendang air yang tergenang. Hujan-hujan seperti ini ingin rasanya aku mengambil selimut dan pergi tidur dirumah karena dinginnya hawa yang berhembus.

"Yong Hwa-ssi" spontan aku menyebut namanya ketika melihatnya berteduh dihalte.

"Mana sepedamu?"

"Bannya kempes," jawabnya datar seraya membersihkan diri dari air-air hujan yang membasahinya.

"Hah, sungguh langit punya mata kau yang tak memperdulikanku kini mendapat balasan, ckckckck."

"Ish,"

Lalu ia segera masuk ke dalam bus yang baru tiba, akupun ikut masuk dan mencari tempat duduk dibelakangnya. Aku hanya memperhatikan sikapnya yang terlihat murung tanpa mencoba bertanya, karena ujung-ujungnya memancing keributan saja. Hanya membutuhkan 5 menit perjalanan dan aku kembali membuka payungku sebelum benar-benar turun dari bus. Dengan baik hatinya diriku, aku mengejar Yong Hwa dan memayungkannya juga.

“Hmm, kau jangan cepat-cepat, aku susah nih. Bahumu jadi basah karena tak tertutupi payung. Menyusahkan saja..." gerutuku.

Ia dengan ekspresi jeleknya itu hanya diam, mau gimana lagi aku jadinya yang harus ikutan cepat. Mengisi kejenuhan aku bersenandung dan ishh.. aku terkejut menabrak punggungnya ketika ia tiba-tiba berhenti dan berbalik mengambil payung untuk bergiliran memeganginya, aku hanya diam melihat tingkah anehnya. 

Mungkin ia merasa bersalah.

Kenapa rambutmu basah,  kau seharusnya tak usah memperdulikanku, padahal dirimu sendiri malah kehujanan.

"Sini"

Ia menarikku lebih dekat sehingga lengan kami bersinggungan.

“Aigooo, tasku!" setelah menyadari tasku tidak di tangan, aku segera berbalik dan kembali ke halte untuk mencari bus barusan hingga aku benar-benar kehujanan kali ini.

"Yaaa, nuna! Ishh," kau selalu saja melakukan kesalahan.

***
Hah, bus itu tidak ada. Aku hanya tertunduk lesu mencari dudukan. Dengan sigap Yong Hwa-ssi membantuku dan menghubungi nomor layanan bus dan menyebutkan bus yang memiliki keberangkatan ke tempat ini. Ia tersenyum kearahku, lesung pipi kirinya tergambar jelas, itu berarti sebuah kabar bagus untukku. Ia menarik tanganku dan kami berlari bersama di guyuran hujan seperti anak kecil yang bebas mengungkapkan kecintaannya pada hujan. I love Rain


"Ahhh,,, nuna kenapa kau ceroboh sekali,"

"Yaa.. Siapa nuna, selalu saja itu."

"Ishh, lihat dirimu untung saja ada aku yang membantumu. Kalau tidak kau sudah luntang-lantung dijalanan."

"Ohae hajimaseyo aku tak pernah meminta bantuanmu!!!"

"Ckckck, bahkan terimakasih pun tak kau ucapkan!?"

"Hmm---

-- Gomapseumnida..."

"Mwo? Aku tak mendengarnya."

"Yaa, kau mempermainkanku!!!" akupun membelakanginya.

"Hah, kau nuna tak tau terima kasih---"

"Gomapseumnida!" teriakku kencang kearahnya dan menimbulkan kontroversi karena semua orang yang lewat ditaman ini memandangi kita (-.-) "Chingu chodaneun ge mwoya?" tambahku.

"Yes, of course. Geureom!" jawabnya.

Kita pun tertawa lepas hingga tak terasa waktu malam dan kami harus pulang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang