Part 4

10 2 0
                                    

Kurebahkan raga di atas tempat tidurku, masih teringat olehku kata-kata Myungsoo oppa, ketika ku pandangi wajah Kim Bum oppa, memang terasa seperti ada luapan emosi yang disembunyikannya. Hmm, sudahlah. Ku coba menutup mataku dan terhanyut ke dalam tidur, semoga esok kan lebih baik.

#Gubrakssss

Bukannya esok kan lebih baik, belum pagi benar, mama telah mengomel membangunkanku. Aish, akupun pura-pura tertidur.

"Yaa!!!" teriakku bangun saat seseorang menyiramku dengan air.

"Myoeng Rae!" pekiku kencang dan mengejanya. Ia adalah adikku semata wayang, kami hanya dua bersaudara yang seperti anjing dan kucing.

"Diam kau disitu, aku akan menangkapmu dan membalasmu, hahaha"

"Eonni, eomonim...!!!"

"Kau tak bisa membodohiku lagi, kemari kau!"

" Awhhhh," baru saja aku ingin menarik lengan Myoeng Rae, seseorang menjewer telingaku.

"Muweyo?" mencoba melepaskannya dan ketika aku menengok, Eitsss,,, ternyata itu mama, aish, eotteoghaeyo???

"Maaf pak, anak saya memang ceroboh, lain kali saya tidak akan sembarangan meminjamkan mobil padanya. Mohon dimaafkan."

Hmm, untung saja mobil itu bukan hilang, namun disita polisi karena parkir mobil sembarangan. Mulai saat ini, aku tak akan berani lagi membawa mobil diam-diam, bayangkan saja jika itu terjadi, uang jajanku jadi taruhannya. Itu tuh kayak neraka tingkat 7 yang bikin aku harus nahan laper, sedangkan kegiatanku padet amat. Bayangin ajj dah tuh gimana tersiksanya perut -.-

Tidak ada yang special dariku, hanya saja kejeniusanku membuatku paling sering dimanfatkan teman-teman, upss pinter maksudnya, kalo jenius mah einsten lewat, lewat taman lawang, ckckckck.

"Eun Seo-ssi" panggil seseorang didepanku yang menyandar ditembok dan tersenyum simpul kearahku.

"Anyyong Byung Hee eonni apa yang kau lakukan disini?"
Mencarimu jawabnya dan merangkul pundakku sesaat setelah aku dekat dengannya. Ia mengajakku ke dalam kelasku sendiri dan tentunya seperti biasa ia menyodorkanku buku tugasnya. Owh, rupanya. Aku kira ada urusan lain, namun tetap seperti biasa. Its okay, aku bukan orang munafik yang tidak mau membantu, karena tentunya suatu saat nanti aku memerlukan bantuannya. Maybe next time guys

"Well, bisa besok gw ambil? Jebal..."

"Hmm, aku coba deh eonni, lagian sepertinya nanti aku jam kosong, mungkin aku ngerjainnya di perpus biar bisa selesai besok"

"Gomawo, nomu nomu gomawoyo ucapnya memelukku dan keluar dengan wajah yang cerah, bak mendapat jackpot. Sungguh sebuah modus yang sangat lawas, akupun hanya tersenyum kecut.

Seperti biasa, pelajaran Matematika kosong karena sibuknya para guru matematika seantero kota sedang mempersiapkan soal untuk terselengaranya sebuah kompetisi matematika, yah lupakan saja tak usah dibahas lebih mendalam karena aku tak akan pernah mengikutinya.

"Eun Seo, aku tak dapat menemanimu belajar diperpustakaan, geudae gwaenchanayo?"

"Never mind, arasso arasso, jal jinaemnida aish," pasti ia memanfaatkan waktu kosong ini untuk pedekate dengan Jin Hyuk, lihat saja pipinya yang putih itu seketika memerah saat ia duduk disamping Jin Hyuk. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkahnya yang pura-pura bertanya pelajaran, apalagi bukan hanya dia, bahkan beberapa perempuan dikelas ini mengerubungi Jin Hyuk dengan alasan yang sama, klasik.

Moo Yeon, begitulah aku memanggilnya, kami bukan sahabat karib sejak kecil, kami bahkan baru bersahabat ketika kelas 3, namun ia tetap seorang yang hangat dengan sifat khasnya yang terlihat bodoh, padahal aslinya seorang pemikir yang handal dalam menganalisa suatu permasalahan dan tak jarang ia menjadi tempatku bertanya mengenai solusi masalahku.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang