Chapter 1

578 62 11
                                    

Silahkan vote dan komen, karena mimin pun manusia yang butuh motivasi~












































___________






(Y/n) sedang menyiapkan sepeda di halaman rumahnya, dengan baju kerja yang cantik namun tetap sopan untuk karyawan baru.

Ah.. Bukan karyawan, langsung jadi Supervisor alias Middle level Title di sebuah perusahaan Bank Easton.

Karena CEO dari bank itu sangat yakin dengan kemampuan dan prestasi yang dicatat dalam dirinya.



Dan kebetulan.. Teman lamanya saat di SMA juga bekerja disitu. Dan setannya dia minta untuk sekalian di-anterin.



"Cepetan, Wirth!!!" teriak wanita itu di halaman rumah orang tersebut.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Astaga, yang sabar napa?" pria itu langsung muncul keluar rumah dan menguncinya.

"Pfft- kamu masih terlihat seperti jamet dari SMA." (Y/n) tertawa.

"Berbeda denganmu yang sudah berubah. Lagipula, kukira kau akan membawa motor, kenapa sepeda?!"

Pria itu terheran-heran. Apalagi sepedanya macam sepeda tandem. "Biar sekalian olahraga, aku lupa isi bensin motorku." jawabnya gadis itu.

Pria itu menghela nafas dan pada akhirnya mereka menggenjot satu sepeda itu ke tempat kerja mereka.






Wirth Madl bekerja sebagai Manajer Departemen yang mengelola tim. Itu contoh tugas kecilnya, masih banyak yang lain. Title-nya sama seperti gadis itu, Middle Level. Hanya sedikit lebih tinggi.






"Oh ya, apa kamu anak tunggal?" tanya (Y/n) sembari menaiki sepeda.


"Lagi naik sepeda gini kau ajak bicara. Aku anak bungsu." jawab pria itu.

"Eh kamu punya abang?! Kok ga kasih tau aku, sih? Siapa tau jodoh!" canda gadis itu tertawa.

"Yee, lebay amat. Lagian salah kau sendiri ga nanya dari dulu." Wirth hanya bisa mengjela nafas.

Pengen kasih tau kalau abangnya ini CEO dari kerja tempat mereka, tapi gajadi buat isengin wanita sinting ini.






















































"Sialan.. Aku takkan meminta jemputan darimu lagi.." nafas Wirth terlihat begitu berantakan setelah menaiki sepeda itu.

"Hmph, cupu." (Y/n) menyeringai mengejek.


"Lebih baik kamu respect dengan seniormu sekarang." ucap Wirth tiba-tiba.

"Hah? Kena-"

"Di tempat kerja saja."

"Oh."





Wirth langsung masuk ke dalam gedung Bank-nya, "Ikuti aku, ada jadwal yang harus kamu kerjakan hari ini."

(Y/n) mengikutinya dengan nurut. Dan neraka akan menantinya.







































































[Jam 4 sore.]



"Bangsat.. Mereka keras kepala sekali." gumam (Y/n) sambil mengutuki para karyawan.

Supervisor mengawasi pekerjaan karyawan di bawahnya. Mereka memberikan arahan, melacak kemajuan, memberikan umpan balik, dan memastikan kepatuhan terhadap kebijakan perusahaan.



Tetapi tentu saja banyak Karyawan yang seenaknya, makan di saat kerja, lalu di toilet katanya boker nyatanya main game.


"Apa kamu benar-benar melakukannya dengan baik?" Wirth mengoper Coca-cola ke (Y/n).



"Apakah aku terlihat seperti orang yang akan bercanda saat bekerja?"


"Apakah aku terlihat seperti orang yang akan bercanda saat bekerja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Wirth agak tercengang saat melihat gadis itu dan bergumam dengan suara kecil, "Kalau kau dandan seimut itu untuk seorang Supervisor.. Yah.. Ga heran."



"Kamu ngomong apa?" (Y/n) terlihat kesal.


"Coba berpakaian lebih tegas besok." saran dari Wirth. Gadis itu hanya mengangguk dan memikirkannya. Mereka berdua berjalan keluar dari Bank Easton.




"Ah, aku dijemput abangku." gumam Wirth saat melihat mobil abangnya yang menunggu.


"Kamu beneran punya abang?" tanya gadis itu.

"Ga percayaan amat sih, bjir. Mau diantar ga?" tawar Wirth.



(Y/n) tersenyum, "Tidak perlu, nanti sepeda aku siapa yang bawa?"



"Paling setan bantu bawa." jawab Wirth.

"Kok, setan sih?!" (Y/n) langsung terlihat takut.



"Pfft- kamu masih penakut hantu ternyata. Kalau begitu duluan, ya." Wirth melambaikan tangan sebelum mencoba membuka pintu mobil itu.




"Loh.. Kok gamau kebuka?" Wirth melihat ke dalan lewat kaca, abangnya belum ada.




"Pfft-" langsung terdengar suara tawa dari wanita yang ia kenal yakni (Y/n).

"Jangan tertawa kau, bodoh!" Wirth langsung merasa malu dan mereka berdua pun berdebat santai hingga ada yang menghentikan mereka.



"Wirth, ayo pulang sekarang." Wirth membeku saat mendengar suara abangnya. Abangnya langsung masuk ke dalam kursi supir.


"Ah.. Baiklah, kalau begitu duluan, ya. Hati-hati, (Y/n)-chan." Wirth memasuki Mobil. Lalu tak lama kemudian mobilnya berjalan menuju jalan raya.






(Y/n) memandangi mobil itu yang menghilang ke jalan raya, sebelum wajahnya memerah penuh.



"Itu.. Tadi abangnya..?" gumam (Y/n). Pria itu menggunakan topi dan masker, tetapi sorotan mata dari pria itu mampu melelehkan hati (Y/n) yang telah beku dari godaan pria.

Harus dipepet nih.






















Tbc.

Orter Madl x (Y/n) || MashleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang