12.

1K 148 5
                                    

Udara dingin memang begitu nyaman untuk tidur, tidak lain halnya dengan jennie yang kini masih tertidur memeluk limario. Laki-laki itu sebenarnya hendak berangkat mengerjakan pekerjaan yang lain, tapi gadis kecil ini merengek minta di temani tidur dan melarang nya pergi ke mana pun. Jadi limario hanya bisa memeluk nya dan mengusap punggung nya dengan berharap jennie tertidur, merasa pergerakan jennie yang semakin mencari posisi nyaman nya.

"Astaga jennie. " Kekeh limario ketika gadis itu menelusup kan kepala nya di antara lekuk leher limario, tidak melarang hanya tidak habis pikir karena nya.

Dengan posisi ini, limario bisa merasakan nafas jennie di sekitar lehernya dan bisa menggapai pipi chubby untuk di kecup.

"Kau tidur,  tidak boleh kemana-mana. " Bisik jennie membuat limario terkekeh dan mengangguk saja menjawab nya.

"Aku tidak boleh mandi? Makan atau apapun?" Ujar limario mulai menjahili nya.

"Jangan membuat ku kesal, tuan. " Jennie mencubit lengan nya setelah mengucapkan itu dan sekali lagi limario tertawa pelan.

"Senang sekali memanggil ku seperti itu?" Jennie tertawa kecil ketika limario mulai jahil mengendus bagian wajahnya dan memberi kecupan.

Selimut yang menutupi tubuh mereka berdua mulai berantakan karena ulah jennie, tapi salahkan juga limario yang begitu jahil menggoda nya. Waktu berjalan begitu cepat, dua jam setelah bersantai santai di dalam kamar. Limario memutuskan pergi ke lapangan golf meninggalkan jennie yang tertidur nyenyak.

Dia sudah berjanji untuk tidak pergi keluar mansion jadi jika jennie terbangun, jennie bisa langsung ke lapangan golf menghampiri nya. Di teman asisten nya yang juga pecinta golf mereka sama sama bermain, sesekali limario tertawa ringan. Jika seperti ini, label sosok limario orang yang arogan seketika hilang.

Laki-laki itu sebenarnya baik hati tapi tergantung dengan situasi, seperti bersama keluarga atau sedang tidak dalam masa serius dalam bekerja. Dulu biasanya ia bermain dengan Jisoo, tapi karena Jisoo lelah bermain permainan yang menurut nya membosankan itu memilih untuk tidak bergabung dan hanya menatap nya dari kejauhan.

"Honey." Jisoo menoleh ketika chaeyoung memanggilnya dan menunjuk ke sesuatu, ia hampir tertawa melihat sosok gadis dengan terbalut piyama itu berjalan ke arah nya dengan kesenangan.

"Kau baru dua jam tertidur jennie. " Ujar Jisoo tapi membuat gadis itu hanya mendeliki tidak Terima jika 'hanya' padahal menurut nya itu sudah sangat cukup.

"Aku ingin duduk. " Chaeyoung terkekeh melihat jennie tidak memusingkan ucapan Jisoo, lantas chaeyoung membuka kursi lipat di dekat nya dan membiarkan kesayangan limario itu untuk duduk.

"Kau ingin minum?" Chaeyoung menawarkan minuman segar, sepertinya itu memiliki rasa asam yang melekat.

"Tidak, terimakasih. " Ia tersenyum dan memilih menatap limario dari kejauhan.

Hingga terdengar sorak tawa dari laki-laki itu yang begitu kesenangan karena lagi lagi memenangkan permainan, ketika menoleh memastikan Jisoo masih di tempat ternyata ada jennie di sana memandang nya sembari tersenyum.

Limario memutuskan menghampiri gadis itu yang kini nampak masih terduduk nyaman ketika limario sudah di dekatnya. "Hanya dua jam tidur mu?" Ia berjongkok.

Jennie tersenyum menganggukkan kepala menjawab nya, dan limario menatap chaeyoung yang nampak asik berbicara dengan Jisoo sembari menunjukkan beberapa hal di dalam ponselnya.

Limario menatap jennie kembali dan tersenyum kecil sebelum berdiri dari posisi sebelum nya, lalu mengkode perempuan itu untuk berdiri. Limario menahan gemas melihat jennie benar-benar tidak sempat mengganti pakaiannya, dan langsung ke sini hanya untuk melihat dirinya.

"Mau berkuda?" Jennie menoleh menatap limario, dan mengkerut bingung.

"Aku tidak tahu cara menunggangi kuda. " Ujar jennie membuat limario sedikit tertawa dan mengusap gemas kepala gadis itu.

Tubuh kecil itu di bawa limario menuju tempat di mana kuda kuda nya berada, melihat bagaimana berbagai warna kuda sedang beristirahat itu membuat jennie nampak tersenyum antusias. Hingga matanya menangkap kuda putih yang pernah limario gunakan, jennie lantas menatap limario.

"Itu lim. " Ia menunjuk kuda putih itu dan membuat limario langsung menyuruh pengawal nya membawa kuda kesayangan nya itu.

"Kau mau menaiki nya?" Limario bertanya dan tangan kanan menggandeng tangan jennie sedangkan yang kiri sibuk mengusap kepala kuda itu.

"Apa bisa?"

"Tentu, ada aku apapun akan bisa. " Ia tersenyum menggoda membuat jennie tersipu melihat nya, dan mengundang beberapa tawa anak buah limario.

Hingga beberapa detik beberapa pengawal mulai memasangkan perlengkapan untuk kuda itu dan memberikan perlengkapan pada limario serta jennie, melihat gadis berbadan kecil itu menggunakan perlengkapan berkuda membuat limario gemas bukan main.

"Sudah selesai, ayo. " Limario menuntun jennie untuk mendekati kuda putih itu.

"Aku takut. " Cicit nya membuat limario tersenyum dan berkata. "Kau akan baik-baik saja jennie, percaya padaku. "

Jennie menatap limario, seumur hidup jennie tidak pernah menaiki kuda walaupun saat kecil keluarga nya begitu baik-baik saja tapi karena hobby keluarga nya tidak ada yang berkaitan dengan kuda membuat jennie tidak tahu menaiki binatang ini.

"Injak pijakan nya dan jangan tarik tali nya, cukup pegang pegangan ini oke?" Ucapan lembut limario membuat jennie menurut.

Benar saja kuda itu begitu tenang ketika jennie di bantu limario menaiki kuda putih itu, awalnya jennie bener-bener gemetar ketakutan tapi setelah ada di atas kuda beberapa detik ia menoleh dan tersenyum kesenangan.

"Aku bisa sendiri, cukup pegang kuda nya agar tidak bergerak. " Limario berucap pada pengawal nya.

Dengan cepat dan pandai nya limario naik ke atas kuda terduduk di belakang tubuh kecil jennie, memegang tapi pengait dan tersentuh kecil ketika jennie menoleh ke arah nya.

"Ternyata bisa di tunggangi dua orang?" Jennie dengan antusias bertanya.

Dia tersentak kaget ketika kuda itu mulai berjalan di bawah kendali limario, berjalan santai menyusuri taman mansion ini. Jennie tak henti henti berceloteh dan bertanya pada laki-laki yang kini melindungi nya, dan mencintai nya.

Adegan manis ini tidak luput di pandang oleh beberapa Pengawal dan pelayan manoban, jennie sempat menerima beberapa sapaan mereka yang begitu mengagumi dirinya. Mereka akui jennie itu baik hati, dan memiliki wajah yang cantik.

Tubuh mungil nya selalu berada di dalam dekapan limario, suara lembut dan wajah cantik nya itu ketika tersenyum selalu membuat siapapun ikut tersenyum juga. Foto keluarga manoban generasi lima belas sudah di ganti dengan generasi ke enam belas, jennie limario Jisoo dan chaeyoung lah yang menjadi tokoh dalam generasi tersebut.

Apakah ke depan semua semakin lebih baik? Jujur jennie dan chaeyoung memiliki ketakutan sendiri dan membayangkan semua kisah tragis setiap generasi manoban. Apakah limario dan Jisoo tidak tahu? Atau mereka berusaha menutupi itu dengan membuat pasangan mereka bahagia?

Lucky Manoban : [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang