8.🦉

4 1 0
                                    

Malam ini adalah malam ketiga aku bermain bersama Owen. Tapi, untuk yang kali ini kami tidak bermain rank, Owen meminta nomorku, setelah itu kami bermain troll di clasic. Owen yang biasanya jadi marksman kini memilih bermain mage, dia menggunakan Cecilion, sedangkan aku seperti biasa memakai Carmilla.

Selesai bermain, cowok itu segera mengirim chat di WA.

Yun, save,
Owen ini✌😅

Udah👍

Pesanku di read, setelah itu Owen menelpon, segera kupakai headset dan mengangkat.

"Yuna," panggil Owen, entah perasaanku saja, atau suara cowok itu hari ini lebih berat dari biasanya.

"Kamu, masih pengen denger cerita aku?" tanya Owen dengan ragu.

"Masih kok, aku tuh seneng kalau kamu cerita apa aja." ucapku sambil tertawa pelan.

"Hm,... oke, kali ini aku mau cerita soal permasalahanku yang sekarang. Gapapa kan kalau bagian mantan di skip dulu?"

Perkataannya membuatku sedikit kaget, tidak menyangka akan se memory-able itu.

"Loh? Kamu ingat yang aku bilang itu? Niat amat!"

"Iya, siapa tahu kan aku kangen kamu, jadi ku rekam aja." ungkapnya.

"Yaudah, cerita gih! Kayaknya aku ada kemajuan tidur jam 9, malam ini." candaku, ditanggapi dengan tawa pelan Owen.

"Aku kan pernah cerita ke kamu kalau aku pernah punya pacar,"

"Hu'um, si Agita!"

"Pinter! Dia tiba-tiba aja gatau darimana tiba-tiba datang kerumahku, disitu situasinya pada ngumpul sama keluarga."

"Iya, terus?"

"Dia ngaku-ngaku hamil anak aku, padahal kita ciuman aja gapernah pas pacaran. Selain itu, aku gak pernah berhubungan lagi sama dia semenjak putus."

"Terus keluarga Owen percaya?"

"Enggak, papa laporin dia ke Ortu nya. Mama Agita bilang, tu cewek kebanyakan narkoba. Karena udah ketahuan keluarga aku, yaudah dibawa ke tempat rehab. Ortunya pun udah pasrah."

"Parah ya? Tapi kalau aku di posisi Agita, mungkin bakal ngelakuin hal yang sama. Orang tuanya udah punya keluarga mereka sendiri, sedangkan Agita dilupain."

"Eh, tapi Sheril jangan ngikutin Agita juga ya! Itu gabaik—"

"Tunggu, kamu tahu darimana nama asli aku Sheril?" potongku dengan panik.

Sedangkan di seberang sana, tiba-tiba tak bersuara.
Kemudian dia terkekeh.

"Karena kita satu sekolah Sheril." ungkapan itu membuatku berdebar-debar kencang.

"Kamu siapa?" tanyaku.

"Ga seru kalau langsung di kasih tau, coba kamu tebak deh. Aku siapa ya?" tantang Owen.

"Aku gatau!"

"Yaudah, kalau gatau tidur sekarang!" perintahnya dengan nada tegas.

"Aku malah gabisa tidur ishh!" gumamku kesal.

"Aku nyanyiin mau? Taroh HP di dekat telinga ya!" tawarnya dengan senyum lebar. Aku mengangguk setuju, merasa penasaran dengan apa yang akan dia nyanyikan.

Owen mulai menyanyikan lagu dengan suara yang lembut dan merdu, seolah-olah lagu itu adalah obat penenang bagi pikiranku yang gelisah. Aku merasakan kelembutan suaranya dan merasa semakin rileks.

Saat dia menyanyikan lagu itu, aku merasakan diriku semakin terhanyut dalam aliran musik dan kata-kata yang indah. Lirik lagu itu memberiku pesan yang dalam, mengingatkanku untuk selalu menghadapi kehilangan dan kejatuhan dengan sikap yang bijaksana.

Ketika lagu selesai, aku merasa lebih tenang dan siap untuk tidur. Dalam keadaan setengah sadar, aku mengucapkan terima kasih padanya dan membiarkan diriku terlelap dalam tidur yang damai.

***

Diluar Kendali- Owen

Jika kehilangan, maka relakan

Jika terjatuh, maka bangkitlah

Selalu jaga ciri khasmu yang manis, bukankah setiap hari kau masih tak peduli?

Kau harus mengendalikan penipu

Saat tak sadar, apapun bisa menipumu

Apapun, untukmu sayangku

***

Awookawok biarlah kelihatan alay lagunya, nynegnoaoodksjsns

AYMO(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang