Prolog

434 54 6
                                    

Kalantara Aro Syailendra, anak kedua dari pasangan Lendra Kartana & Syaina Widuri. Ganteng, tinggi berkulit putih dan ketua geng motor ZEANTARO. Kalan, panggilannya. Si dingin dan jutek tetapi idaman semua kaum hawa di SMA Andromeda. Hanya dengan satu wanita saja Kalan bisa bersikap ceria dan tidak dingin yaitu sahabat dari kecilnya, Kanaya Almaira Wijaya.

Kanaya Almaira Wijaya , anak tunggal dari pasangan Herman Wijaya & Belinda Maharani. Gadis cantik, ceria dan suka menyanyi ini adalah most wanted SMA Andromeda. Tetapi Kanaya tidak pernah pacaran, bukan karena tidak ada mendekatinya namun, seringkali berduaan dengan Kalan membuat orang berpikir mereka ini berpacaran hal itu membuat cowok lain segan mendekatinya terlebih Kalan adalah cowok yang berkuasa di SMA Andromeda.

////

Hiks..hikss..hikss

"Udah jangan nangis, sini biar aku perbaikin
sepedanya" ujar seorang anak kecil laki-laki.

"Emang kamu bisa ?" Tanya anak kecil perempuan yang sedang menangis.

"Bisa, apasih yang aku ngga bisa" jawab anak kecil laki-laki.

Anak kecil laki-laki tersebut pun bergegas memperbaiki rantai sepeda yang terlepas.

"Nih udah, coba kamu pakai"

Anak kecil perempuan itu pun tersenyum kembali sambil menaiki sepedanya lagi.

"Yeayyy, udah bisa, kamu hebat"

"Tadi kata kamu, kamu bisa semuanya kan ?"

"Iya, kenapa ?"

"Kamu bisa turunin Mamah aku ngga ?"

"Mamah kamu memangnya dimana ?"

"Kata Papah, mamah 'diatas' " ucap anak kecil perempuan tersebut sembari menatap langit dan menujuknya.

"Mamah kamu keluar angkasa ?"

"Kata Papah mamah pergi ke surga, dan surga katanya ada diatas langit"

Anak kecil laki-laki itu terdiam.

"Kamu kenapa ngga ikut mamah kamu ke surga ? Kata pak ustad, surga itu indah"

"Kamu bisa anterin aku ke surga ketemu Mamah ?"

Mereka berdua terdiam.

////

"Kalan, Naya makan dulu jangan main terus, entar telat ke sekolahnya" teriak seorang wanita dari arah dapur.

"Iya bunda, ini Naya ngajak main mulu"

"Ih, kalan bohong bunda, dia isengin Naya mulu padahal"

Syaina hanya tersenyum. Pemandangan seperti ini setiap hari ia hadapi.

"Kalan, kamu harus jagain Naya terus ya ! Papah percaya kamu anak kuat dan hebat bisa jagain anak Papah"

"Siap Pah, kata Ayah kalan harus jadi laki-laki yang melindungi wanita"

"Kamu mah ngga lindungin aku, tapi jailin aku terus" gerutu Kanaya.

Syaina, Lendra dan Herman hanya tertawa melihat tingkah anak-anak mereka yang sudah mulai beranjak remaja ini.

Semenjak kepergian Belinda saat Kanaya masih berumur 7 Tahun, Kanaya memang sering menghabiskan waktu bersama Kalan dan orangtuanya. Ia juga memanggil Lendra dan Syaina dengan sebutan Ayah dan Bunda. Begitupun sebaliknya Kalan memanggil Herman dengan sebutan Papah. Persahabatan keduanya ini sangat erat dan begitupun hubungan orang tuanya menjadi dekat karena persahabatan itu.

////

"Kanaya, pulang !"

"Nggak, Naya nggak mau Pah !"

Gadis yang kini berusia 16 tahun itu sedang menangis dan bersembunyi dikamar Kalan.

"Kamu gabisa terus-terusan disini, ngerepotin aja, kamu punya rumah sendiri !" Ucap Herman dengan nada tinggi.

"Kalau Papah mau aku kembali kerumah, Papah harus usir wanita itu ! Naya ngga mau tinggal bareng dia !" Balas Naya dari dalam kamar sambil sesegukan.

"Cukup Kanaya ! Dia itu Ibu kamu ! Jangan kurang ajar kamu !" Tegas Herman.

"Udah Mas herman, biarkan malam ini Kanaya nginep disini lagi yaa, kasihan anaknya" ucap Syaina pada Herman.

"Tidak bisa Syaina, anak itu nanti akan menjadi semakin kurang ajar kalau terus dimanjakan"

"Sudahlah Herman, nanti saya dan syaina akan bicara baik-baik ke Kanaya, dia masih belum bisa menerima kehadiran Melisa sepertinya"

Semenjak pernikahan Herman dan Melisa terlaksana, Kanaya pergi dari rumahnya dan memilih tinggal di rumah kalan bersama Lendra dan Syaina. Ia masih belum bisa menerima sosok pengganti Mamahnya itu.

"Yasudah, saya mohon maaf kalau terus-terusan merepotkan kalian yaa, saya tidak tahu juga mengapa Kanaya sekarang berubah seperti itu"

"Ngga repot sama sekali kok Mas, kita juga sudah menganggap mas dan Kanaya keluarga kita" ucap Syaina.

Herman pun pergi.

Kalan pun yang sedari tadi hanya duduk di kursi dan menyimak semuanya mulai mendekati pintu kamar dan mengetuknya.

"Nay buka, ini gue, Kalan"

Kanaya pun membukakan pintu tersebut.

"Kal, gue gamau tinggal sama nenek lampir itu kal" ucap Kanaya yang masih menangis sembari memeluk kalan.

"Iya, iya, lo tenang dulu yaa, gapapa lo disini aja sampai lo ngerasa enakan"

Kalan memahami perasaan sahabatnya ini. Sejak kecil ia ditinggalkan oleh sang Mamah dan tak mungkin semudah itu menerima sosok baru.

"Lo gausah sedih, gue gamau airmata ini mengalir terus, hati gue sakit kalau ngelihat lo nangis Nay"

"Lo tenang aja, gue selalu ada buat lo, dan ngelindungin lo dari siapapun itu"

Kanaya hanya terdiam dalam pelukan Kalan.

------

Hai Gais ! Terima kasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa vote dan komen yaa biar aku semangat terus updatenya ✨️

❗️100% Fiksi❗️

-Tarochiskek

Kalan & NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang