KN - 01

243 57 8
                                    

"Kanaya, bangun sayang, kalan udah nunggu tuh dibawah"

"Hoaammm..."

Gadis tersebut melihat jam disampingnya yang menunjukkan pukul 07.49. "OMAYGAT, kenapa baru bangunin sih bunda huaaa" panik gadis tersebut sambil berlari menuju kamar mandi.

Syaina tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat anaknya ini.

Setelah mandi dan berpakaian seragam sekolah, Kanaya turun dari kamarnya dengan langkah yang terburu-buru.

"Kurang lama Nay" ucap sarkas Kalan.

"Iya, iya, maaf kal, lagian lo kenapa ngga ngebangunin gue sih ?" Ucap Kanaya sembari memakai sepatu.

"Kurang gede apa suara gedoran pintu gue tadi ? Suara jam weker disamping lo ? Suara alarm dihp lo itu ? Masih kurang hah ?" Ucap kalan sedikit nada tinggi.

Kanaya terdiam. "Iya deh, maaf, janji ngga bakalan lagi"

"Udah ah kalan, kamu ini masih pagi udah marah-marah aja, ini bunda bekalin kalian nasi goreng yaa, ingat dimakan !" Ucap Syaina sembari memberikan kotak bekal kepada Kanaya dan Kalan.

"Tau nih bun, kalan masih pagi galak banget" ejek Kanaya.

"Makasih yaa Bunda" lanjut Kanaya saat menerima kotak bekal dari Syeina.

Kalan pun menaiki motornya dan menyalakan mesinnya.

"Sabar yaa Nay, kalan emang gitu anaknya hehe" Ucap Syeina pada Kanaya.

"Iya bun, udah biasa kok digalakin si Kalan, justru kalau dia gak galak bukan kalan namanya hehe"

"Yaudah Kanaya dan Kalan pamit dulu yah, bunda baik-baik dirumah ya, Assalamualaikum" pamit Kanaya.

"Waalaikumsalam, Kalan hati-hati bawa motornya ! Awas yaa kalau lecet anak gadis bunda" ucap Syeina.

"Iya deh, emang yang anaknya bunda itu si Kanaya bukan kalan, kalan cuman kang ojek doang" ucap datar kalan.

Kanaya tertawa kecil. Syeina pun tersenyum. Sedangkan Kalan hanya memasang ekspresi datarnya.

Setelah berpamitan Kanaya pun mendekat kearah kalan dan motornya. Kalan memberi helm yang sering digunakan oleh Kanaya, bisa dibilang itu helm sudah hak paten milik Kanaya setiap pergi bareng Kalan.

"Udah bertahun-tahun pergi bareng masih aja lu kesulitan masang ini, modus kan lu biar gue pasangin" ucap Kalan sembari memasangkan pengunci helm Kanaya.

"Dih, jangan kepedean deh jadi cowok, helm murahan sih ini lo beliin jadinya keras banget itu penguncinya" ucap asal Kanaya.

"Bener-bener ngga tahu terima kasih nih orang" kesal Kalan.

Setelah pengunci helm terpasang, Kanaya pun menaiki motor Kalan. Kalan pun langsung tancap gas motornya menuju SMA Andromeda. Kalan melajukan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi sehingga membuat kanaya memeluknya dengan cukup erat. Tak ada obrolan antara mereka berdua, suasana hening hanya terdengar suara klakson dan mesin motor dan mobil sepanjang perjalanan.

Setelah perjalanan yang cukup lama, jarak antara rumah kalan ke SMA Andromeda lumayan jauh, mereka pun memasuki gerbang sekolah dan kalan memarkirkan motornya.

"Hufftt, untung aja belum ditutup gerbangnya" Ucap Kanaya lega saat tiba di parkiran motor SMA Andromeda.

"Mang Jaki (satpam) juga udah males ketemunya lu lagi, lu lagi"

"Dih, malahan Mang Jaki beruntung ketemu bidadari secantik gue"

"Pede banget mbaknya"

Kalan pun menarik tangan Kanaya dan menggandengnya. Mereka memasuki halaman sekolah dan menuju kelas mereka. Siswa-siswa yang masih berada di koridor menatap kearah mereka berdua. Suara-suara bisikan halus pun mulai terdengar ditelinga Kanaya dan Kalan.

Kalan & NayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang