3 : Choi Hyunsuk

24 3 1
                                    

Setelah mengunjungi pabrik dan makam orang tuanya, kini Jihoon dibuntuti oleh 2 orang dibelakangnya yang meminta dia untuk ikut bermain bersama mereka.
"hyung, ayolah"

"tidak, aku tidak akan ikut bermain" Jawab Jihoon tanpa menoleh kearah mereka.

Brakkk

Mereka terkejut saat suara 2 mobil bersenggolan, untuk tidak parah tapi perkataan petugas ambulance membuat mereka saling pandang.
mereka bertiga langsung mendekati mobil yang bertabrakan tadi.
"kejang-kejang dan gatal lagi? sudah 50 korban hari ini"

setelah orang pemilik mobil dibawa, Jihoon seperti mendengar sebuah suara.
"did you hear that?" Tanya Jihoon.
"denger apa? gak ada bunyi apa apa tuh, telinga Hyung kesumbat lalat kayaknya" jawab asal Jeongwoo.
"bukan, ayo masuk kedalam mobil" perintah Jihoon

mobil berjenis Mazda MX-5 RF itu menjadi keputusan yang salah untuk mereka masuki, mereka bertiga, tapi mobil itu hanya muat dua orang.
"ru ayo buruan masuk" panggil Jeongwoo.
"MASUK KE MANA, KE BAGASI?" kesal Haruto.

"ayo masuk, biar gue pangku" Mata Haruto melotot saat mendengar ucapan Jeongwoo tapi yaa gimana dia takut juga terus diluar, akhirnya ia masuk dan duduk dipangkuan Jeongwoo.
"okay, coba pikirkan apa yang keluar sebelum aku?" celetuk Jihoon saat keduanya tiba-tiba diam.

"eum ada monyet, singa sama..."

NGINGGG

"ITU!!" tunjuk Jeongwoo ke kaca mobil didepan Jihoon.

"kita aman kalau ada didalam sini, mereka cuma nyamuk kecil" tutur Jihoon untuk menenangkan keduanya.

krakk

"AAAAAAAAAAAAAA!!" Haruto langsung berteriak saat satu nyamuk berusaha untuk memecahkan kaca mobil, ia langsung berbalik dan memeluk Jeongwoo, Oknum yang di peluk tentu saja tersenyum lebar.

"HYUNG JALANIN MOBILNYA" heboh Haruto.

"okay, aku sempat diajarin memundurkan mobil oleh ayahku" ucap Jihoon sebelum mulai menyalakan mobil.

Perbedaan zaman dengan zamannya sebelum menghilang, membuat Jihoon kebingungan harus memencet yang mana, bukannya jalan, atap mobil justru terbuka.
"HYUNG ATAPNYA" Pekik Jeongwoo sebelum menarik pedal(?) gas mobil itu.

mobil melaju dengan cepat dan ugal-ugalan, Haruto tentu saja semakin mengeratkan pelukannya pada Jeongwoo, wajahnya kini sudah tersembunyi di pundak lebar si park.

...

mobil berhenti tepat didepan rumah Jihoon.
"gak buruk, yaa gak buruk" tutur jihoon sebelum turun dari mobil dengan jalan yang sempoyongan, sedangkan Haruto dan Jeongwoo terdiam Karna masih merasa kaget.

Keduanya saling menatap dalam jarak yang begitu dekat, Jantung Haruto maupun Jeongwoo berdetak sangat kencang, Jeongwoo memperhatikan pahatan wajah Haruto yang nyaris sempurna, Kulit seputih susu, bibir berbentuk hati yang berwarna merah segar, hidung mancung, mata yang bulat dan pipinya yang bulat.

sama halnya dengan Haruto, terdiam dan memandangi wajah sahabatnya, wajah Jeongwoo itu tegas banget, lakik banget lah buat Haruto, apalagi kalau ditambah tatapan mata serigalanya yang tajam.
"ekhmm" dehem Haruto yang menjauhkan dirinya.
"sorry hehehe, bentar gue turun" lanjut Haruto sambil membuka pintu mobil.

Haruto turun dari mobil diikuti oleh Jeongwoo, suasana jadi lebih canggung tapi Jeongwoo tetap menarik tangan Haruto untuk segera masuk kedalam rumah.

mereka tidak mendapati Jihoon dimanapun, setelah berkeliling ke kamar kamar, akhirnya mereka mendapati Jihoon tengah mandi.
"dia mandi? mandi sambil konser?"

mereka berdua memutuskan untuk menunggu Jihoon selesai mandii, Haruto menyenderkan kepalanya di bahu lebar Jeongwoo kemudian memejamkan matanya. Jeongwoo tersenyum kecil saat melirik Haruto yang tertidur di pundaknya, Jihoon ini lama sekalinya mandinya.

...

Jeongharu membuntuti Jihoon yang terus menerus menolak ikut bermain.
"Hyung ayolah, gue yakin kalau game ini selesai, semua hewan hewan tadi bakal hilang" bujuk Jeongwoo.
"tidak, aku tidak ingin ikut bermain" tolak Jihoon yang tengah mencari makanan yang masih bisa dimakan di dapur.
"udahlah woo, dia gak mau bantuin, dia takut" ucap Haruto.

mendengar ucapan Haruto, Jihoon segera berdiri dan menghampiri sahabat sepupunya itu.
"apa kau bilang?" tanya Jihoon dengan tatapan tajam.
"gue cuma bilang lu takut, gpp takut Hyung, Manusiawi"

Jihoon menarik kerah baju Haruto, ia tidak terima Haruto meremehkannya seperti itu.
"kau bahkan tidak tau, apa itu rasa takut" Jihoon menjeda ucapannya.
"kalian tidak tau apa yang kalian hadapi, hewan hewan itu baru permulaan" sambungnya sambil berjalan keluar dari dapur.
"jadi Hyung akan ikut?" Tanya Jeongwoo.
"aku akan melihat, tapi bukan berarti aku takut" jawab Jihoon kemudian meninggalkan keduanya.

Jeongwoo dan Haruto saling bertosan Karna berhasil mengajak Jihoon bergabung bersama mereka.
"lu keren ru!" puji Jeongwoo.

Sekarang mereka bertiga sudah Berada diruang keluarga, Jihoon sibuk menutup setiap pintu dan jendela yang ada disana.

Haruto mulai melemparkan dadunya namun tidak ada yang terjadi, Ia kembali mencoba melempar dadu tapi tetap saja pion nya tidak bergerak.
"jihoon Hyung, pionnya tidak bergerak" tutur Haruto.

jihoon duduk disamping Mereka dan menyentuh pion berwarna hitam.
"pion ini milikku, huftt sepertinya aku harus ikut bermain" gumam Jihoon.
"nih Hyung dadunya"

"bukan, sekarang bukan giliran ku" jelas Jihoon.
"terus giliran siapa Hyung?

Jihoon melihat kedepan seperti mengingat kejadian 20 tahun lalu.
"Choi Hyunsuk"

...

Jihoon, Jeongwoo dan Haruto kini berada didepan rumah yang tidak terurus, rumah ini dulu milik keluarga Choi.
"Danny?"

"mungkin dia sudah pindah, sebaiknya kita pergi dan lupakan permainan itu" celetuk Jihoon.
"tunggu Hyung, disitu tertulis paranormal, mungkin dia bisa membantu kita" ujar Haruto.

tok...tok..tok

"siapa?" Tanya seseorang dari dalam.
"kami ingin bertemu dengan tuan Danny" sahut Haruto.
"apa kalian sudah membuat janji temu?"

"belum, tapi mungkin kau bisa membantu kami"

pintu sedikit terbuka, memperlihatkan seorang laki-laki manis yang lebih kecil dari mereka.
"apa yang bisa ku bantu?" tanyanya.
"anda tau dimana choi Hyunsuk?" tanya Jeongwoo.

"aku tidak menggunakan nama itu lagi" jawab orang itu dan berusaha menutup pintu namun ditahan oleh Jihoon.

"20 tahun lalu, di rumah keluarga Park, kita memainkan sebuah permainan papan dengan drum dan seorang anak menghilang begitu saja didepanmu" Terlihat keterkejutan diwajah Orang itu.

"dari mana kau mengetahui itu?"

"Hyunsuk Hyung, aku anak itu, Park Jihoon" jawab Jihoon.

wajah Hyunsuk sangat terkejut, bahkan dia kehilangan kata katanya.

BRUKKK

Hyunsuk jatuh pingsan sesaat setelah itu, pintu terbuka lebar menampilkan mereka bertiga yang tengah menatap pemilik rumah yang sedang pingsan.
"Hyung, lu bunuh dia"

















note
hehehe maaf yah kalau belibet, nanti sore atau malam aku lanjutin.

jangan lupa vote yah

TBC

Treasure Journey : Jumanji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang