5 : van pelt?

46 2 1
                                    

"Halo dokter, ku harap kau bisa menghubungi secepatnya, eumm sepertinya kita harus menambah dosis obatku, ah anak yang menghilang terisap oleh papan sekarang berada didepan mataku, aku duduk dengannya diruang keluarga dengan es teh" Saat sadar, Hyunsuk langsung menelpon dokter yang dlu menanganinya.

Diam diam Jihoon menaikkan papan Jumanji keatas meja.
"AAAAA, JAUHKAN BENDA ITU DARIKU" pekik Hyunsuk.

ia langsung berdiri dari duduknya dan bersembunyi dibalik sofa.
"Hyung..."

"kau tidak tau, aku menghabiskan waktu 3000 jam untuk terapi, kau dibunuh oleh ayahmu Jihoon, iya kau dibunuh oleh ayahmu" Racau Hyunsuk sambil menunjuk nunjuk Jihoon.

Jihoon mendekati Hyunsuk dan menggenggam tangan kedua tangan teman masa kecilnya.
"haii haii, ayah ku bahkan tidak pernah memelukku, bagaimana mungkin dia membunuhku? aku, park Jihoon sekarang berdiri didepan mu" jelas Jihoon dengan lirih.

"setelah permainan itu, hidupku hancur"

"kau harus menunggu sampai ada angka 5 atau 8, hehehe" balas jihoon sambil tertawa lirih.

mata Hyunsuk berkaca-kaca, ia mengusap punggung tangan Jihoon.
"waktu itu kita masih kecil, aku dikejar kelelawar sampai ke ujung jalan dan tidak ada yang mempercayaiku, maafkan aku" lirih Hyunsuk.

"tidak apa apa, sekarang ayo kita duduk" Jihoon menuntun Hyunsuk untuk duduk disamping Haruto.

"Dan kita selesai permainan ini" Sambung Jihoon sambil memberikan dadu ke Hyunsuk.

Hyunsuk dengan ragu menerima dadu tersebut dengan tangan bergetar, ia terus bergumam "tidak, tidak lagi"

"baiklah, sepertinya Hyung memang tidak bisa bermain, tidak apa-apa Hyung" Celetuk Jihoon.

Haruto dan Jeongwoo menghela nafas, aduh kapan permainannya selesai kalau begini?
"kemarikan dadunya Hyung, setelah itu kau boleh pulang" ucap Jihoon sambil menyodorkan tangannya.

"terimakasih Jihoon" ucap Hyunsuk dan menjatuhkan dadu itu keatas telapak tangan Jihoon, namun Jihoon malah menarik tangannya hingga dadu itu jatuh ke papan.

"hehehe"

Hyunsuk membulatkan matanya dan menatap Jihoon tak percaya.
"BAGAIMANA KAU TEGA MELAKUKANNYA?!"

Hyunsuk mendapatkan angka 6, pion miliknya segera bergerak menuju ke kotak tempatnya akan berhenti.
"Hyung ayo baca"

Dengan rasa takut, Hyunsuk melihat apa yang tertulis ditengah papan itu.
"It grows fast, don't come close or you will get caught"

Mata Jeongwoo tidak sengaja melihat sebuah akar menjalar keluar dari colokan.
"apa itu?" tanya Jeongwoo sambil menuju ke dinding.

"jangan mendekat Kedinding" intrupsi Jihoon.

mereka langsung berdiri berdekatan, Jihoon berdiri paling depan, memberikan arahan.
"jangan bergerak tiba-tiba dan jangan mendekati dinding"

Akar semakin menjalar kemana-mana, ruangan yang tadinya berwarna putih gading kini tertutupi oleh akar akar yang terus menjalar, beberapa bunga warna ungu tumbuh dan mekar, Haruto terpesona melihat bunga itu.
"wah indah banget" puji Haruto.
"iya indah tapi bunga itu menembakkan racun" timpal Jihoon.

"aku sarankan menjauh dari bunga berwarna kuning"

Mereka sibuk mewaspadainya akar yang berada didinding sampai tidak menyadari sebuah akar yang keluar dari bawah karpet melilit sebelah kaki Jeongwoo. Jeongwoo tertarik oleh akar itu sampai masuk kebawah karpet.
"AAAAAAKKKK HYUNGGG"

Jihoon langsung berlari menyingkirkan meja dan kursi yang ada didepan agar Jeongwoo tidak terbentur, Saat Jeongwoo keluar dari bawa karpet, Jihoon langsung menggapainya.
"aku mendapatkan mu?! Hyung, Haruto bantu aku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Treasure Journey : Jumanji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang