‧₊˚🖇️✩
Suara derap langkah terdengar begitu berisik dan terburu-buru dari arah tangga. Ibu yang sedang berkutat dengan peralatan dapur menggeleng, tanpa melihat pun ia sudah tau jika sumber suara itu adalah dari putri sematawayangnya. Azizah Namira.
"Bunda, aku berangkat!" serunya dengan buru-buru menyalami Ibu.
"Eh, sarapan dulu"
"Gak sempat, udah telat ini. Hari ini dosennya galak kaya harimau" jawab Azizah menimbulkan dengusan keras dari Ibu.
Setelah mencium tangan dan pipi Perempuan tercintanya, Azizah segera pergi.
Mengendarai mobil pemberian Ibu di hari ulang tahunnya tiga tahun yang lalu, membelah jalanan Ibu Kota yang sangat padat akan kendaraan. Hari ini ia memiliki jadwal kelas jam sepuluh, dan jika lebih dari lima belas menit dapat di pastikan ia akan telat.
"Ayo dong, lama banget sih"
Azizah terlihat tidak sabar, karena sungguh dosen pengajarnya kali ini terkenal sangat disiplin dan apabila telat dari satu menit maka ia tidak dapat bisa masuk kelas.
Setelah melewati jalanan yang padat, akhirnya ia sampai di kampusnya. Memarkirkan mobilnya di parkiran fakultasnya kemudian langsung berlari menuju kelas yang sialnya berada di lantai tiga, mengabaikan tatapan aneh dari mahasiswa lain yang melihatnya berlarian.
Salahkan dirinya kenapa semalam ia begadang dan baru tertidur jam tiga pagi, lihatlah sekarang ia harus berlarian menuju kelasnya.
Nafas Azizah terlihat ngos-ngosan ketika sampai di depan kelasnya yang sudah tertutup rapat, ia terlambat.
"Mampus gue" monolognya, namun ia tidak akan menyerah begitu saja. Dengan perlahan membuka pintu dan melihat dimana sudah ada dosen yang sedang menerangkan.
"Permisi pak..."
Seketika semua atensi tertuju kearah Azizah, namun tidak dengan dosen itu.
"Mohon maaf Pak, saya te—"
"Masuk" potong dosan itu membuat Azizah terdiam.
"Ha? Eh, maaf ba—"
"Masuk atau tutup pintu dari luar" ulangnya membuat Azizah langsung masuk kedalam kelas, tidak lupa mengucapkan permohonan maaf dan terima kasih.
Azizah sempat mendengus pelan, karena dosen itu sama sekali tidak melihatnya ketika berbicara dengannya. Sombong sekali pikirannya.
"Beruntung lo hari ini di bolehin masuk padahal udah telat lima menit, biasanya baru telat satu menit udah gak boleh masuk" celetuk Kinara.
Gadis itu hanya mengangkat bahunya tidak peduli, setidaknya lari-larinya hari ini tidak sia-sia.
Pandangan Azizah terus tertuju kearah dosen itu, ini adalah pertama kalinya ia diajar oleh dosen itu. Ia sering mendengar nama dosen itu disebut oleh kalangan mahasiswi, karena ketampanannya dan dia adalah salah satu dosen muda yang ada di kampusnya. Namun tidak pernah sekali pun Azizah berpapasan dengan dosen itu sebelumnya.
Lamunan gadis itu terpecah ketika Kinara menyenggolnya, memberi isyarat agar Azizah melihat ke depan.
"Apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pilihan Ibu
Teen FictionBagi Azizah, poligami adalah suatu hal yang paling ia benci. Dan hal itulah yang membuat dirinya memutuskan untuk tidak ingin menikah. Azizah memiliki trauma yang membuatnya membenci sebuah pernikahan. Namun, keputusan dari sang Ibu membuat Azizah...