EPS 25 : And What Hurts The Most (04)

61 9 0
                                    

Belum direvisi
Telah dipublikasikan pada 18 April 2024

"Live like a machine, this is how to live in this era"
—Anthem of Teen Spirit, EPEX

『✎﹏ 』

DHARA berlari memeluk erat tubuh Mama yang sedang memasak sarapan di dapur. Anak tunggalnya itu tampak bahagia hari ini, namun entah mengapa perasaan Mama tentang Dhara menjadi tidak nyaman. Entah apa yang terjadi, Mama selalu mengharapkan yang terbaik untuk anak gadisnya.

"Hari ini udah masuk semester empat." kata Dhara seraya membantu Mama menyiapkan sarapan, "Gimana kalo ternyata yang kembali ke kelas reguler itu aku?"

Mama berbalik badan, tersenyum tipis seraya merentangkan kedua tangan. Meminta Dhara untuk datang memeluknya. Tentu gadis kepang dua itu berlari memeluk erat tubuhnya, hingga nyari membuat Mama jatuh.

"Kalau kamu beneran kembali ke kelas reguler hari ini, Mama mau bilang makasih ke kamu karena sudah berusaha," pesan Mama lalu mencium pucuk rambut si tunggal dengan penuh kasih sayang.

『✎﹏ 』

Gita keluar dari dalam kamar usai bersiap-siap, tubuhnya seakan tak bergerak melihat kejutan yang ibu dan ayah berikan. Hari ini adalah ulang tahunnya, dan orang tuanya memberikan buku latihan soal SNBT sebagai hadiah ulang tahunnya--sama seperti yang selalu Gita idam-idamkan. Ia menerima hadiah tersebut, berterima kasih kepada ibu dan ayah dan memeluknya erat.

"Ini hadiah dari ibu dan ayah buat kamu, sama seperti yang kamu inginkan dari kelas sepuluh," jelas Ayah seraya menunjuk buku yang ada di genggaman Geumhee, "Buku latihan soal SNBT."

"Makasih banyak, Yah, Bu. Tapi bukannya ini mahal? Uangnya, kan, bisa dipakai buat keperluan yang lain. Aku bisa cari contoh-contoh latihan soalnya di hp," balas Gita merasa menyusahkan mereka berdua.

Ibu menyenggol lengan anak gadisnya. "Ngomong apaan, sih, kamu? Ibu dan ayah kerja juga buat kamu, kamu juga harus melakukan apa yang kamu inginkan."

Ibu mengusap kepala si tunggal. "Berhenti mengkhawatirkan masalah uang. Kamu masih muda, Geumhee. Itu semua biar ibu dan ayah yang urus."

"Ayah tau kalau keluarga kita nggak mampu, tapi Gita harus tau kalau Tuhan suka dengan orang yang ikhlas menuntut ilmu. Dengan keikhlasanmu dalam menuntut ilmu itu, pasti Tuhan akan memberikanmu balasan," jelas Ayah seraya mengusap kepala Gita. "Balasannya apa? Tuhan akan memberikan jalan dan mempermudah dirimu dalam menuntut ilmu. Rezeki sudah diatur sama yang di atas, selama kamu ada niat pasti bisa."

"Kamu harus sekolah yang tinggi biar bisa merubah nasib keluarga kita."

『✎﹏ 』

Naren bersenandung sembari berjalan menuju halaman rumah Elina. Baru hendak mengetuk pintu rumahnya, tak sengaja dia dengar suara ribut dari dalam sana.

"Mama pikir gampang ada di kelas itu? Susah!" Elina terduduk lemas dan menangis di hadapan Mama dan Papa.

Sedangkan dari luar sana, Naren dapat mendengar suara tangis teman kecilnya itu. Naren tentu sudah tahu betapa kesulitannya Eunchae berada di kelas akselerasi, apalagi Eunchae yang mengatakan jika semenjak ia keluar dia jadi tak memiliki semangat untuk lanjut di kelas itu.

Excellent '05 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang