6

961 68 0
                                    

Episode 02

Kini tiba saatnya untuk member Bangtan yang datang, mereka nampak melihat lingkungan bersih dan juga terawat.

Nampak nyaman ditinggali, mereka berempat terkekeh. "Aku sudah yakin pilihan sesuai warna kesukaan kita kan Hyung?" Tanya Jimin dengan percaya diri.

"Ya." Jin tidak segan masuk ke rumah warna Pink, V rumah berwarna hitam, Jimin warna biru dan sisanya di bontot di rumah Kuning.

Jin nampak merasa gugup membuka dengan perlahan. "Annyeong, adakah orang di dalam?" Rasanya ia sedang membuat program bersama anak Bangtan namun dengan suasana berbeda.

"Appa!!" Teriak seorang anak kecil yang tidak lain adalah Arra.

Jisoo datang setelahnya, ia tersenyum dan melambaikan tangan ke arah Jin. "Baru saja kami mengobrol sambil makan camilan, jika kamu mau akan aku siapkan. Kamu dan Arra bisa bicara." Jin mengangguk dan meminta Arra menunjukkan tempatnya.

Jisoo sudah di dapur membuat kopi.

Arra pun membicarakan pertemuannya dengan Jisoo di awal membuat Jin tersenyum. "Jadi namamu Kim Arra? Baiklah perkenalkan namaku Jin." Arra mengangguk.

"Ya, dan mulai sekarang Arra panggil Appa lalu memanggil Eomma pada Eomma Jisoo kan?" Jin tersenyum tipis.

"Ya, aku tidak keberatan." Ujarnya dengan tersenyum manis.

Jisoo yang melihat interaksi itu tersenyum manis dan membawakan kopinya, ia letakkan di depan Jin. "Kesukaan Arra apa?" Tanya Jin.

"Matematika." Jisoo terkejut.

"Pintarnya, Arra pasti cerdas di sekolah?" Arra mengangguk. "Guru memberi rangking 1 di sekolah dan memuji Arra. Katanya Arra anak rajin dan pintar." Jisoo mengangguk.

Syruupp.

"Sesuai dengan lidah mu?" Tanya Jisoo khawatir. Jin mengangguk membuat Jisoo merasa lega.

"Eomma seperti ketakutan Appa keracunan." Ujar Arra asal membuat Jisoo merona karena malu, sedangkan Jin terkekeh.

Jin mengelus rambut Arra. "Itu bagus, dia meracuniku dengan banyak cinta jika begitu nanti Cinta Appa akan besar, Arra akan menemukan pangerannya dan melakukan hal yang dilakukan Eomma." Arra mengangguk antusias.

"Arra mau punya pangeran seperti Appa."  Jin terkekeh.

"Akan aku Carikan yang terbaik. Arra juga mencari bahkan Eomma akan ikut cari dan mari lihat siapa yang duluan mendapatkannya." Ucap Jin.

Arra mengangguk dan mengepalkan tangan ke udara. "Arra pasti yang menang!" Jin dan Jisoo tertawa melihat tingkah lucu Arra.

Hal yang sangat menggemaskan untuk ukuran keluarga yang baru bertemu, dan sepertinya keluarga Jin berhasil mendapatkan bintang 5.

Sedangkan disisi lain V baru saja sampai di depan rumah ber cat hitam. Jika Jin masuk di rumah Pink maka V kebalikannya, rumah dengan nuansa simpel namun elegan itu membuat siapa saja betah tinggal di dalamnya.

Bel dibunyikan dan terbukalah pintu oleh seorang anak perempuan berambut kuncir kuda di kedua sisinya.

"Annyeong, benarkah aku tidak salah rumah?" Gadis itu mengangguk.

"Ayo masuk, Appa..." V merasa berdesir saat dipanggil Appa, apa mungkin ini rasanya di panggil Appa oleh anak kecil, rasanya kupu-kupu berterbangan dan jantung mu berdebar kencang.

V masuk mengikuti gadis itu berjalan, sesampainya di dapur terlihat sosok wanita yang ia sangat kenali dan ia tau siapa wanita itu.

Yang di rumorkan kekasihnya. V pun memberanikan diri ikut bergabung. "Annyeong.....emmm...perkenalkan aku V dan semoga aku bisa diandalkan sebagai seorang Appa." Ucap V dengan gugup.

"Ya Appa, kami anak kembar namaku June dan ini adikku Jane Kim kami kembar dan kami blasteran mungkin kami tinggal dari lahir jadi tidak perlu sungkan dengan bahasa di sini karena kami sudah faham." Ujar June.

V mengangguk lantas melirik Jennie yang sibuk memperhatikan si kembar. "Eomma??" Seketika Jennie menggeleng kepala dan menoleh ke arah V.

Jennie lantas berdiri. "Aku akan siapkan minum, maaf aku terlambat mencerna situasi, untung Jane membuatku tersadar." Ucap Jennie. Jane menggeleng kecil.

"Eomma memang terkadang banyak melamun, Appa harus selalu mengingatkan okay!" Pinta Jane membuat V menggaruk tengkuk tidak gatal.

"Ne..."

Jennie merutuki kebodohannya dengan menepuk jidatnya, ia terlalu gemas dengan Jane dan June hingga lupa ada tamu lain yang hadir di rumah ini. Ia jadi malu dan merasa tidak sopan.

Tanpa lama ia sudah selesai dengan teh nya memberikan pada V.

"Jadi Appa apakah kamu nyaman di rumah ini? Kami memilihnya karena nuansa tenang ini begitu sama dengan harapan kami, bisakah kita menjadi keluarga yang tenang untuk kedepannya? Karena dimulainya acara maka akan sulit kedepannya tantangan yang diberi untuk kita termasuk untuk Eomma dan Appa." Ucap June.

"Ne, aku akan beradaptasi dengan cepat sehingga merasa di rumah sendiri." Senyum terbit di bibir mungil si kembar.

Penonton pun bersorak senang akan kedewasaan si kembar dalam mengambil situasi.

Sedangkan Jimin sudah sampai dan kini sedang bermain game Barbie dengan si kembar Ji an dan Seo-ah nampaknya pemuda itu awal masuk sudah mengakrabkan diri dengan mudah apalagi sifat murah senyumnya yang sangat kontras membuat Ji an dan Seo-ah langsung akrab.

"Ini dia...aku bawa minuman dingin di cuaca panas ini dengan ditambah buah segar wow..." Mendengar kehebohan Rose mereka nampak ikut senang dan menyerbu minuman itu.

"Mom kau tau saja jika kami butuh minuman segar..." Ucap Ji an.

"Mungkin ini disebut insting seorang Mom.." Ucap Rose mendramatisir.

Sedangkan Jimin tertawa, saat akan mengambilnya Rose mencegah. "Itu punyaku, kamu ambil saja di kulkas." Mendengar hal itu Jimin nampak menunduk karena ia pikir Rose tau ia juga haus.

Rose terkekeh dan memberikannya. "Bercanda..." Kini suasana sedikit berwarna karena rupanya hal itu dibawa candaan membuat Ji an dan Seo-ah tertawa karena mimik wajah Jimin yang merasa tidak dianggap.

Tertawa lah para penonton melihat kelakuan Rose yang mencoba mencairkan suasana.

Sedangkan kini giliran si maknae yang baru masuk ke rumah nampak membawa Bam.

"Wow, besar sekali." Ucap Seol.

Jungkook tersenyum meminta Bam memberi salam akhirnya Seol mengikuti instruksi untuk mengulurkan tangan dan Bam menyalami Seol membuat anak itu kembali dibuat terkejut.

"Anjing pintar, apa namanya Bam?" Jungkook mengangguk.

"Dia adalah temanku." Ujarnya.

"Apakah bisa menjadi teman Seol juga Papa?" Jungkook sebenarnya merasa tergelitik di panggil Papa tapi ini memang tema nya jadi ia menanggapi dengan anggukan.

Ia membawa Bam ke kandang dulu agar bisa istirahat. "Setelah Bam istirahat baru kita bermain lagi, dan sekarang saatnya kita perkenalan oke boy?" Seol mengangguk.

"Mama ...Papa Seol sudah datang." Teriaknya.

Lalisa yang baru saja merapihkan ruang TV sambil membawa kemoceng datang menghampiri saat tau tamu datang ia lantas menyimpan kemoceng nya dan membersihkan pakaiannya.

"Annyeong, ternyata aku couple dengan si maknae." Gumam Lalisa dengan senyum terpaksa.

"Semoga kita menjadi partner yang bisa saling diandalkan." Ucap Jungkook dengan senyum tidak bisa dibaca maksudnya.

Lalisa berdehem mencoba positif thinking dengan segala ide aneh pria itu. "Ne.." dan Seol sepertinya menyadari sesuatu dalam hubungan mereka berdua.

TBC.

HOUSE WITH BLACKBANGTAN LIFE(short Story')EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang