15

610 50 2
                                    

Ini adalah pertemuan mereka di kebun binatang, para idol sudah siap untuk mengunjungi kebun binatang. Yaitu tujuan mereka bersama.

Sesampainya yang pertama adalah Jennie dan V, karena Jane sudah marah karena terlalu lama di museum akhirnya mereka lebih awal sampai disana.

Jane segera berlarian masuk namun Jennie menarik tangannya. "Tunggu, jangan berlarian, kita bayar tiket masuknya dulu ya sayang." Jane tersenyum malu dan mengangguk.

June sendiri menertawakan kelakuan adiknya yang seenaknya dan berujung malu, dan June sangat puas melihat Jane yang malu. Jane lantas memukul kepala June hingga pria itu mengadu. "Rasain!" Kesalnya.

Jennie menggeleng kepala. "Jane...sudah Eomma bilang jangan berlaku kasar, kamu anak perempuan harus lembut, apalagi pada Oppa mu jangan berlaku tidak sopan ya." Jane memeletkan lidahnya membuat Jane jengkel. "Dia yang memulai!" Ucapnya ketus.

Jennie menghela nafas. "Ayo minta maaf!" Jane dengan ogah menjulurkan tangannya "Jane minta maaf, dan merasa menyesal Oppa." Ucapnya menekan kalimatnya.

June terkekeh geli. "Adik manis ku yang mirip dengan wajah ku aku tidak merasa menyesal untuk itu." Jane melotot hendak memukul June lagi namun tubuhnya malah digendong V. "Ayo masuk, orang mengantri di belakang." Jane akhirnya memeluk V karena kesal pada June.

Setelah selesai dengan wahana bermainnya Arra menarik Jisoo dengan antusias. "Eomma ayo dong, kenapa lesu begitu. Tapi Arra minta maaf ya karena minta Eomma naik roller coaster dengan Appa, karena Arra penasaran dengan komentar kalian, Arra kan gak bisa naik itu karena masih kecil." Jisoo tersenyum dengan wajah pucat.

"Kamu membuat aku hampir mati muda." Jin terkekeh dan merangkul Jisoo. "Akui saja kamu penakut." Jisoo mendelik, memang ia awalnya berkata bahwa ia berani menaikinya namun ia malah ditertawakan Jin.

Jisoo melepas rangkulannya. "Bukan penakut memang phobia." Jin tertawa renyah dan Arra meninggalkan Jin yang masih tertawa itu.

Saat sadar ia tertawa sendiri Jin segera berlari mengejar Jisoo dan Arra yang sudah mendahuluinya. "Mereka memang kembar." Ucap Jin bergumam.

Di dalam mobil. "Seol pokoknya mau ketemu gorila, mau masuk kandangnya. Liat aja Seol bisa berteman dengan dia!" Ucap Seol geram karena Lalisa dan Jungkook malah menertawakannya.

"Seol sayang, Gorila itu walau wajahnya mirip kamu bukan berarti dia mengenal kamu sahabatnya, dia akan merasa terancam dan kamu bisa celaka." Ucap Lalisa.

Seol cemberut sedangkan Jungkook tertawa karena ucapan Lalisa menurutnya jenaka. "Mama menyamakan Seol dengan wajah jelek mirip Papa itu?" Lalisa menutup mulutnya tidak ikut campur.

Seketika tawa Jungkook terhenti.

"Jangan kurang ajar kamu boy." Seol menjadi ikut terkekeh, dari belakang ia memeluk Lalisa yang duduk di kursi depan. "Ayolah Ma..." Bujuknya.

"Tidak, lihat dari luar pagar saja kalau mau berinteraksi dengan hewan kamu bisa cari monyet, biasanya monyet di lepaskan dari kandang, tapi di wilayah tertentu agar tidak menggangu pengunjung." Ucap Lalisa.

Seol menggeleng cepat. "Monyet terlalu kecil, mereka seperti anak nakal Seol tidak suka anak nakal." Ucapnya dengan polos.

"Kamu tidak sadar di Gym tadi kamu melakukan hal nakal yang membawa Papa dan Mama pada masalah besar." Seol memutar bola mata. "Sudah lupa." Ujarnya dengan wajah tanpa dosa.

"Benar-benar diluar nalar." Gumam Jungkook.

Lalisa mengelus tangan Seol. "Dengarkan Mama ya sayang, kalau mau pergi berinteraksi langsung bisa dengan monyet dan burung hewan besar lainnya terlalu berbahaya jadi pemilik kebun binatang pun berpikir dua kali mencari aman." Seol memanyunkan bibir.

"Kalau begitu mau burung elang saja." Jungkook menghela nafas. "Saat sedang ngidam Ibu mu makan apa hingga anaknya aneh seperti mu." Seol mengangkat bahunya acuh. "Mungkin Panji sipetualang." Mendengar itu Lalisa dan Jungkook dibuat tidak bisa berfikir normal.

Sesampainya mereka turun untuk membayar tiket masuk, dan mereka pun masuk kesana Seol berjalan menarik Lalisa dan Jungkook ke kandang burung Elang, dan keduanya hanya pasrah ditarik sambil berlari.

Jimin dan Rose menggendong si kembar yang masih memakan ice cream setelah pulang dari aquarium. "Mom, Dad kami mau melihat kelinci menari." Rose dan Jimin menatap bingung.

"Ji an, disini tidak ada aksi sirkus semuanya natural dan hewan-hewan hidup seperti di alam liar namun dalam pengamanan yang baik disini." Ucap Rose.

Ji an menatap sedih. "Ji an kira seperti di film mereka bisa berbicara melakukan aksi seperti film pinguin Kelvin." Rose tertawa.

"Itu hanya kartun sayang, sudah ya kita masuk!" Ji an mengangguk dan akhirnya mereka meminta berjalan dan dengan bergandengan tangan menuju dimana jerapah menjulang tinggi sedang di sodorkan makanan oleh pengunjung. "Eonni?" Rose memeluk Jisoo karena rindu. Dan melihat Jennie juga ada bersama keluarganya yang sedang melihat hewan di sebelahnya Rose pun memeluk Jennie.

Sedangkan Jisoo menatap Rose dengan senyum misterius. "Akhirnya ada yang menjagamu dan kamu punya pasangan juga." Rose memukul bahu Jisoo ringan. Jennie terkekeh menutup mulutnya. "Dia benar-benar melupakan Eonni nya." Goda Jennie.

"Jangan menggodaku, kami hanya melakukan pekerjaan, lalu wajah Eonni begitu pucat. Jangan bilang Oppa Jin mengerjai Eonni?" Jin yang diam saja merasa di fitnah.

"Enak saja, kamu kira saya lelaki tidak ada kerjaan, saya selalu menghormati wanita, saya tidak pernah melakukan tindak kasar atau berniat jahat, saya melakukan ketulusan setiap saya melakukan kebaikan, tidak berniat hal yang membuat orang celaka. Dan mana mungkin dengan tega saya membuat eonni mu dalam keadaan mengkhawatirkan." Mendengar rentetan rap milik Jin, Rose menelan ludah kasar.

Jimin berbisik pada Rose. "Kamu salah memilih lawan main."

Setelah berjalan-jalan Lalisa dan Jungkook duduk di kursi taman karena lelah berlarian mengikuti kemauan Seol namun belum sampai beberapa menit Seol membawa seorang gadis yang menangis.

"Dia menangis, harus Seol apakan? Bisakah melakban mulut cengengnya." Mendengar itu Lalisa menepuk jidat tidak habis fikir.

"Sepertinya aku kenal." Ujar Jungkook.

"Astaga ARRA!!" Lalisa dan Jungkook terkejut, baru mau memulangkannya Jin dan Jisoo sudah datang.

"Mati kita." Bisik Jungkook dan Lalisa bersamaan.

"Ada apa, kenapa putriku menangis hah?" Tanya Jisoo menatap begitu kejam.

"Aku membawanya untuk melihat monyet karena mama dan Papa lelah aku kasihan dan karena tidak ada teman aku menariknya dan aku bawa kesana, tapi rupanya monyet nakal itu menarik rambutnya sampai rontok, tapi aku sudah menendang monyet itu hingga kami di kejar mereka karena marah." Jimin yang mendengarnya menahan tawa yang hampir meledak.

"Karena kami bingung aku gendong dia karena dia lambat berlari, namun aku tersandung batu lalu kami jatuh dan gigi dia patah." Jimin sudah tak kuasa menahan tawa dan akhirnya suara tawanya menggelegar. Rose segera menonjok perutnya hingga Jimin diam dalam sekejap.

"Seol, kamu keterlaluan boy. Bagaimana bisa kamu memperlakukan Arra dengan tidak baik?" Tanya Lalisa dengan serius.

"Seol hanya mencoba yang terbaik tapi tetap saja monyet itu mengerubungi kami dan berakhir Seol juga ditarik kaos nya sampai robek. Sudah Seol bilang jika Seol tidak suka monyet karena mereka nakal!" Ujarnya.

"Lantas kenapa kamu masih saja datang bodoh!" Jungkook segera menutup keras mulut Jin yang lemes.

"Aku hanya penasaran, jika memang benar aku atau monyet yang lebih nakal mana, tapi ternyata mereka lebih mengerikan." Arra menatap Seol dengan sinis.

"Kamu benar-benar aneh dan aku tidak suka. Bisakah berpikir sedikit saja untuk tidak mengganggu hewan, mereka juga perlu ketenangan, kamu memang tidak pantas dekat dengan hewan." Ucap Arra. "Karena aku memang bukan hewan, kamu mungkin sahabatnya jadi merasa tenang." Ucap Seol.

"Hwaa....Eomma...Appa...dia jahat." Jin dan Jisoo menenangkan Arra yang menangis keras.

"Nanti Appa kasih dia pelajaran." Jungkook dan Lalisa mengangguk setuju. "Dipersilahkan." Ucap Jungkook dan Lalisa yang sepertinya sudah pasrah juga membuat Seol terkejut bukan main dia ditumbalkan begitu saja.

TBC.

HOUSE WITH BLACKBANGTAN LIFE(short Story')EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang