2

180 23 3
                                    

Cklekk,,,

Mix membuka pintu kamar mandi itu dengan perlahan, netranya mengedar ke sekeliling, melihat seisi rumah yang hanya di penuhi benda-benda bernuansa kayu.

Dimana dirinya berada saat ini?

Ah sial, bahkan Mix tak banyak berpikir saat melangkah memasuki hutan ini, pikirannya terlalu kosong saat itu.

Mix memerhatikan suatu sertifikat yang terpajang rapih di tembok rumah ini, yang terbaca di matanya itu adalah lisensi penghargaan sebagai penjaga hutan terbaik.

Apakah Earth adalah penjaga hutan?

"Iya, aku penjaga hutan. Pakailah pakaianmu lalu beristirahat." ujar Earth yang seakan bisa membaca pertanyaan di dalam pikiran Mix.

Mix terdiam dengan wajah polosnya memerhatikan Earth yang sedang merapikan kembali pakaian di lemarinya setelah memilihkan baju untuknya.

Kemudian Earth menoleh, melihat pria kecil yang menatapnya dengan tatapan polos dan bibir yang melengkung, kedua tangannya masih menahan handuk yang melilit tubuhnya hingga atas dada.

"Huh? Ini pakaianmu, kenapa menatapku seperti itu?" tanya Earth seraya memberikan pakaiannya untuk Mix.

Namun alih-alih menerimanya Mix justru mendudukkan tubuhnya di lantai, Earth ingin merasa kesal tapi bagaimana caranya?

Lihatlah wajah pucat dan bibir yang memerah, serta mata bulat yang memancarkan kepolosan seakan hampir membunuh jantungnya, errr... itu sangat menggemaskan.

"Kaki Mix sakit." keluhnya dengan kepala yang menunduk sedih, lantas Earth pun mau tak mau ikut berjongkok dan mengusap lembut rambut basah Mix.

Earth mengambil handuk lain dan mengeringkan rambut Mix dengan itu, sedangkan Mix hanya terdiam dan sesekali menguap kecil.

Kemudian menarik lembut kaki Mix agar di luruskan, ia membersihkan telapak kakinya, membalurkan obat, dan menutupnya dengan perban agar luka itu tidak terkena bakteri.

Setelahnya Earth mengangkat tubuh Mix yang begitu ringan baginya ke atas sofa kecil di rumahnya, ia juga memakaikan kemeja terkecil miliknya yang malah kebesaran di tubuh Mix.

"Tunggu aku disini, na? Jangan pergi kemanapun sebelum aku kembali, mengerti?" tanya Earth kepada Mix yang hanya diam, karena sepertinya Mix sudah mengerti Earth pun berdiri hendak pergi.

Namun jemari kecil nan lentik milik Mix menahannya, "Mix takut, kapan Tuan akan menyelesaikannya dan membiarkan Mix selesai?" tanya Mix dengan suara serak, dan tatapannya masih sama seperti sebelumnya. Terlihat polos, tetapi menyiratkan kekosongan yang mendalam di sana.

"Selesai?" Earth tak mampu berkata-kata, terlalu banyak pertanyaan di kepalanya yang tak mampu ia tanyakan.

Tak di pungkiri hati nuraninya begitu tercubit, manusia lugu dan manis sepertinya selalu memiliki pikiran untuk menyelesaikan hidupnya bahkan sampai memohon. Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?

"Mix capek...." pria cantik tersebut menghela nafasnya seakan ia benar-benar merasa lelah.

Earth kembali berlutut dan memeluk tubuh kurus itu, ia mengusap punggungnya dengan lembut.

"Kalau capek Mix istirahat, aku disini."

Perlahan Mix menjatuhkan tubuhnya di dalam pelukan si pria berotot yang telah menolongnya, kedua tangannya juga membalas pelukan itu, merasakan kehangatan yang terasa tulus.

Earth menghubungi seseorang walaupun sedikit kesulitan karena Mix dalam pelukannya, sepertinya Mix kembali tertidur karena tubuhnya terasa semakin melemas.

The Forest || OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang