Prolog

12 1 0
                                    

" Enam wilayah yang terpisah oleh sungai yang cukup besar, Dell'eternità, Erdő, Gelsomino, Welzijn, Morte, dan Zločin. Ke enam wilayah itu memiliki ceritanya masing-masing"

"Masing-masing? Lio jadi penasaran dengan lima wilayah lainnya, Dell'eternità wilayah kita kan bunda?" Saut Lio kecil yang mendengarkan cerita bundanya. Sedangkan adik kembarnya sudah tertidur di kasur

Bundanya hanya bisa terkekeh dan membawa Lio ke pangkuannya "Benar sekali, Lio. Kamu ingin tahu tentang lima wilayah lainnya?"

"Aku mau tahu, bunda!" Jawab Lio dengan semangat.

"Jika Lio ingin tahu, nanti kita keluar istana ya? Tapi ada syaratnya, Lio harus tidur sekarang. Dan jangan ganggu adik mu, oke?"

Lio yang mendengar itu menggembungkan pipinya, dan menyilangkan kedua tangannya "Baiklah bunda, tapi bunda harus janji"

────────────

Dio terbangun dari mimpinya
"Janji itu... Kenapa aku masih mengingat nya? Ya ampun, mungkin karena aku kecapean"
Dia mengacak acak rambutnya, ia melihat keluar jendela untuk menenangkan hatinya. Salju turun? Sepertinya sudah masuk musik dingin.

Kini Lio sedang melihat beberapa dokumen kerajaan. Itu yang dia lakukan sehari-hari, harinya berbeda jika adiknya berulah seperti kejadian beberapa hari lalu.

────────────

"Kak Lio!!" Suara yang tidak asing di telinga Lio. Wanita itu membawa sebuah pakaian yang terlihat seperti pakaian wanita.

Lio yang mendengar itu menoleh ke arah belakang, dan tiba-tiba adik nya menarik tangannya. Itu di saksikan oleh beberapa pelayan kerajaan.

Mereka sudah mencoba untuk menghentikan Lia, namun usaha mereka sia sia. Para pelayan hanya bisa menghela nafas, melihat raja mereka di perlakukan seperti itu namun itu membuat suasana kerajaan menjadi hangat.

"COCOK!! Liat deh, kakak ku yang satu ini cocok mengenakan pakaian itu" Lia tersenyum lebar, bangga dengan hasil karya nya. Pakaian yang di gunakan Lio : Baju permaisuri, dengan mahkota mainan di atas kepalanya.

────────────

"Aku tidak ingin mengingat itu lagi. Itu memalukan" Batin Lio, Lio sudah terbiasa dengan dokumen yang banyak itu walau bisa di bilang ia masih muda. Biasanya umur raja di Dell'eternità harus berumur 30 tahun.

Namun karena raja Alkym, ayah dari Lio dan Lia meninggal 5 tahun lalu. Yang membuat Lio menjadi raja di umur 20 tahun.

Dimasa masa itu membuat Lio tertekan. Namun syukurnya Lia, adik kembarnya tidak merasa tersaingi. Malahan dia sangat senang kakak nya menjadi raja.

Posisi Lia saat ini adalah putri kerajaan sekaligus pemimpin dari pasukan Dios, kesatria kerajaan.

Tetapi karena hobinya membaca buku saat ia masih kecil, dia tidak terlalu bisa membaca dokumen kerajaan itu. Itu sudah menjadi kebiasaannya dari kecil.

Di saat ia masih membaca dokumen kerajaan, ia tidak sengaja melihat sebuah surat.

"Surat dari siapa ini? Jarang sekali ada yang mengirim surat ke kerajaan" Lio membuka surat itu dan membacanya. Dia terkejut dengan siapa yang mengirim surat itu.

────────────
    Satu satunya wilayah yang paling modern. Di banding ibu kota Terra magica, Welzijn di jadikan wilayah yang paling modern dari semua wilayah. Di karenakan leluhur Welzijn dulunya seorang ilmuwan yang tidak sengaja menemukan desa yang kosong.

Dia mendapatkan ide, dengan kepintarannya ia ingin membuat desa itu menjadi kota yang sangat modern dan megah. Semua orang di Welzijn di sebut dengan orang yang pintar dan modern

──────────

"Welzijn... Kalau tidak salah Welzijn itu wilayah yang paling modern di negeri ini?" Walau Lio seorang raja dia sama sekali belum keluar dari wilayah Dell'eternità

Dia ingat dengan janji bundanya namun, semenjak hari itu Lio tidak keluar dari wilayah Dell'eternità. Karena kecewa dan takut untuk pergi kesana.

Tapi karena surat undangan itu, dia memutuskan untuk pergi ke perayaan tersebut. Tentunya bersama Lia.

"Lia dimana kau...-" Saat Lio keluar dari kamar nya, sang adik sudah ada di depan kamar dengan perasaan yang baik. Seperti ia sudah tau mengapa kakaknya mencari nya.

"Aku disini! Ada apa kak?"

"Kamu ingin ikut ke perayaan Welzijn, besok malam?"

Mata Lia langsung berbinar, ya dia memang sering keluar wilayah karena tugas sebagai pemimpin pasukan tapi datang keperayaan, dia belum pernah datang ke acara itu.

"Siapa yang menolak? Lagi pula kerajaan jarang di undang ke perayaan bukan!?"

Ya- setelah ayahnya meninggal negeri itu sangat sepi dan ketika mendengar Dell'eternità menjadi dingin. Itu membuat semua orang khawatir.

Tapi Lio ingin membuat suasana negeri itu kembali seperti dulu, namun ia merasa ada yang janggal dengan kematian ayahnya.

Terra MagicaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang