-Hari Pertama-

295 20 1
                                    

Sinar matahari yang menyinari ruangan kamar name, membuat name membuka matanya perlahan. Melihat kearah jendela yang terbuka, "kenapa bisa terbuka? aku baru bangun dan aku tidak ingat aku membuka tirai-nya." batin name.

"Name, ayo bangun, ini adalah hari pertamamu masuk sekolah, lho. Jangan sampai telat." teriak seseorang yang asalnya dari bawah lantai rumah name. Name bangun dan duduk di tepi kasurnya, masih setengah sadar.

Beberapa menit kemudian, name bangkit dari kasurnya dan turun melewati tangga untuk kebawah,

"Mau sarapan atau mandi dulu?"
Ucap seorang wanita di hadapan name sedang membelakangi name.

"Hm.. sarapan dulu deh, bu."

Name duduk di kursi meja makannya dan mengambil sendok lalu memakan sarapan yang sudah dibuat oleh ibunya. "Semoga hari pertamamu lancar ya, nak. Jangan berbuat onar di sekolahmu, jaga attitude mu kepada guru guru disana." ucap ibu name dengan nada lembut.

"Hm.. pasti aku tidak akan mengecewakan ibu."

Ibu name tersenyum mendengar hal itu,

"Sudah selesai makannya? mandi dulu sana, seragamnya sudah ibu siapkan di sofa, ambil saja."

Name mengangguk dan pergi mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi.

-12 menit berlalu-

"Ah.. sudah lama aku tidak merasakan sensasi mandi di pagi hari semenjak libur." ucap name dengan santai.

Name pergi mengambil seragam yang sudah disiapkan ibunya lalu membawanya ke kamar. Setelah bersiap-siap, name pamit kepada ibu-nya sebelum berangkat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Name berdiri didepan gerbang sekolah-nya, menatap kagum sekolah barunya itu.

"Waw, besar juga. Aku kira sekolahku yang baru tidak beda jauh dengan sekolah lamaku."

Name berjalan masuk ke dalam sekolahnya, menatap murid-murid lain dan berharap akan mempunyai teman di sekolah barunya itu.

"Ini kelasku, yah.." jelas sekali disitu tertulis "KELAS 10-A". Tanpa ragu, name langsung membuka pintu kelasnya itu dan berjalan ke kursi yang kosong dan yang menurut name cocok untuk dirinya.

Kriiiinnngggg

Bel sekolah berbunyi, menandakan waktunya masuk ke kelas.

Semua murid sudah siap duduk di tempatnya masing-masing. Tapi ada 1 orang yang menurutmu cukup menarik, dia memiliki gaya rambut mullet yang cukup menarik perhatianmu.

"Rambut mullet-mu bagus. Aku harap kita bisa berteman, hehe." batin name.

"Bisa kalian memperkenalkan diri sendiri?" tanya wali kelas baru mereka.

"Bisa, bu." sahut satu kelas, kecuali name. Wali kelas baru itu memperhatikan name sejak tadi.

"Ah, kau yang pertama mengenalkan diri duluan." ucap bu guru menunjuk name. Sontak name kaget dan langsung gemetar, pasalnya dia berada disekolah baru dan belum mengenal persis lingkungan barunya itu.

"A-ah, baiklah.. p-pe-perkenalkan namaku full name, aku harap bisa berteman baik dengan k-kalian semua." ucap name dan kembali duduk.

Bu guru tersenyum melihat name, dan menyuruh satu persatu siswa memperkenalkan dirinya sendiri. Dan di sinilah waktu yang name tunggu-tunggu, yaitu saat si pria berambut hitam mullet memperkenal dirinya,

"Namaku Jayjo, salam kenal." ucap Jay dengan lembut dan singkat.

"Ahh.. dia sangat tipeku, mulai dari cara dia berbicara dan juga wajah tampannya. AGH- kamu mikirin apasih name... ayo fokus ke sekolah barumu! jangan memikirkan yang aneh-aneh." batin name.

Name yang sedari tadi melamun pun akhirnya menyadari ada yang menatapnya sejak awal masuk kelas. Name menoleh kearah pria itu dan pria itu langsung membuang mukanya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Pria aneh." batin name.

Akhirnya setelah perkenalan dan berbincang cukup lama dengan wali kelas barunya itu, bel istirahat berbunyi.

Kriiiinnngggg

"Hahhh... aku menunggu waktu ini sedari tadi, aku merasa bosan dihari pertamaku ini.." gumam name.

"Mengapa bosan, nona?" ucap seorang pria berambut pirang yang sedang mendekati name membuat name jengkel. "Apa-apaansih. jangan menggangguku."

"Kau sangat sensitif. Apakah kau mengingat namaku saat aku memperkenalkan diri?"

"Tidak. Mana mungkin aku memperhatikanmu. Aku hanya memperhatikan si rambut mul-"

"Kau tidak memperhatikanku? kau sangat jahat name.., dan mengapa kau tidak menyelesaikan kalimatmu?"

"T-tidak." ucap name dengan wajahnya yang sedikit merah.

"Aku tahu, pasti wajahmu memerah karna melihat ketampanan ku ini?, ahh... aku sudah tidak heran lagi, semua perempuan selalu begitu." pria itu sangat percaya diri saat mengatakan hal itu pada name.

"Mana mungkin! Kau membuat hari pertama sekolahku ini semakin buruk."

"Aww.. aku tidak akan mengganggumu, tapi setidaknya ingatlah namaku dulu" ucap pria itu dengan wajah imut yang di buat-buat. Membuat name semakin jengkel.

"Najis kata gue teh." batin name. "Siapa namamu?"

"Owen Knight, panggil saja aku Owen." Owen tersenyum saat mengatakan itu pada name.

"Baiklah aku mengingatnya, sekarang pergi."

"Kau mengusirku?"

"Bukankah itu kesepakatan kita tadi, dan kau akan pergi setelah aku mengingat namamu."

"Kalau begitu aku meminta waktu lebih."

Owen memegang lengan name dan name menepis lengan Owen dengan kasar. Owen sangat memaksa name yang membuat name risih. Karna tidak ada cara lain, akhirnya name berlari keluar kelas dan Owen pun mengejarnya.

(Owen the rill cogil)

Name tidak fokus ke arah depannya dan membuat dirinya tidak sengaja menabrak seorang pria jangkung dihadapannya.

"Awww..." rengekan name.

Name melihat kearah pria yang menabraknya tadi dan terkejut, tenyata name tidak sengaja menabrak Jayjo. Pria berambut hitam mullet yang menarik perhatian name itu.

"Kau terlihat terburu-buru." ucap Jayjo dengan singkat.

"Ah i-" belum sempat melanjutkan perkataannya, teriakan Owen terdengar dari jauh dan name langsung berlari kearah belakang Jayjo.

"Name, ayo pergi ke kantin!"

"...Name akan pergi bersamaku." JayJo berbicara dengan santainya.

"APA YANG BARU SAJA JAYJO KATAKAN? AHHH!!! INI MEMBUATKU GILA, kau membuatku memerah seperti kepiting yang sedang direbus, JayJo!" batin name.

"Huh..? kau menantangku?"

? kau menantangku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.

Take Me With You | Owen x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang