"NAMEEE" "NAME KAU TEGA MEMBIARKANKU MEMBUSUK DIDEPAN RUMAHMU??"
Oh fuck. Masih pagi buta gini lho, siapa sih yang manggil sampe segitunya?!
Aku berjalan kearah jendela rumahku dan melihat kebawah, "Name, kau masih hidup?! bukankah kita sudah membuat janjii?!"
"Huh.. apa itu? warnanya pirang.. atau coklat? tapi kok bisa gerak ya" ucapku sambil mengusap usap mata, "OWEN?!!!"
Aku terjatuh kebelakang karena terkejut, BAGAIMANA BISA AKU MEMBIARKAN SEORANG PRIA MELIHAT WAJAH BANGUN TIDURKU??? AH INI SANGAT MEMALUKAN!
"Name? kau tidak apa apa? bolehkah aku masuk?" teriak si pirang dari luar rumah, "tidak! tetap tunggu disitu!"
•°—°•
"Nah, ayo kita berkencan, nonaku~!"
"Kau menjijikkan! jaga jarak denganku nanti"
Owen memasang wajah imut, name bukannya gemas malah semakin jijik dan ingin menampar Owen.
"Kencan? pagi pagi begini? kau tidak bisa dekat dengan wanita jika begini."
"Name? aku adalah ahlinya, kau tidak tahu saja, aku kemarin mencuri perhatian seorang selebgram karena aku berhasil menemukan kacamatanya yang terjatuh, dan kemarin juga aku blablablablabla"
"My bad. Kenapa juga ya aku ga nolak dia dari tadi? ahh nyesel banget, kencan apaan kaya gini?!" ucapku dalam hati.
"Kau kelihatan tidak sehat? ada apa?" si pirang bertanya.
"Uh.. aku kemarin terjebak hu- tidak. tidak apa apa, aku hanya sedikit pusing."
"Terjebak.. apa?" dia bertanya.
"Tidak! lupakan saja" aku kesal.
Disaat moodku sedang buruk, si gila ini tiba tiba memegang lenganku lalu mengelusnya sedikit dengan lembut, "ayo istirahat sebentar, ah disana."
•°—°•
"Merasa lebih baik?"
"Hm.. ya, ini lebih baik dari sebelumnya" aku mengangguk.
"Kau bisa berjalan?"
"Hah? hanya karna aku pusing bukan berarti aku pincang!"
"Bukan itu maksudku.."
"Kau menantangku?!" ucapku percaya diri.
"Name jangan memaksakan diri! kau terlalu gegabah"
"Lihat! kau terlalu memandangku seperti anak kecil. Aku bahkan bisa berlari, lihat in- AHHH!!!"
"NAME!"
"Baru juga dibilang.."
"BERISIK! CEPET BANTU AKU!"
Owen menggendongmu lalu mengeluarkan perban kecil yang dia bawa di kantongnya sedari tadi. "Kau bisa meramal aku akan jatuh?" ucapku
"Hei.. tidak, aku hanya menyiapkan ini karna aku tahu kau sangat gegabah." Owen meledekku.
"Bagaimana bisa.. kau langsung mengerti kepribadian seseorang yang bahkan belum kau kenal penuh?!" aku menatap Owen kagum.
"Hahaha, itu mudah" Owen tersenyum sembari mengobati lukaku, lalu tiba tiba Owen mendekatkan wajahnya ke telingaku, "'Belum kenal penuh'...? aku sudah mengenalmu persis, Name."
Tiba tiba saja aku reflek mendorong tubuh Owen karena merasakan nafasnya yang panas mengenai telingaku, "Ah maaf! itu salahmu juga sih.." aku membantu Owen berdiri.
"Name..."
"Apa? aku sudah minta maaf lho?"
"Bukan itu masalahnya.... masalahnya adalah, kau mendorongku hingga aku tak sengaja menindih sepedahku!"
"Eh? benarkah? oh maaf aku tak sengaja." ucapku sembari menggaruk rambut bagian belakangku.
"Ah.. kalau begitu kita akan jalan kaki hingga pulang."
"BUKANKAH KITA SUDAH JALAN KAKI SEDARI KITA KENCAN?! KAU BAHKAN MENENTENG SEPEDAHMU SAAT KITA BERANGKAT!"
Aku mengoceh terus menerus hingga akhirnya aku sadar, Owen menatapku sembari tersenyum lebar.
"Huh? apa?!"
"Kau menganggap kita berkencan juga, name?! aku sangat senang mendengarnya!"
"B-bukan begitu..!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me With You | Owen x Reader
Fiksi PenggemarAku tahu kau tidak mencintaiku, tapi biarkan aku berjuang mati-matian untukmu, name. -Owen Knight.- MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN MAUPUN DARI KATA KATA DAN KESAMAAN DARI NAMA ATAUPUN SIFAT KARAKTER. SAYA...