Di sebuah kota kecil yang dipenuhi dengan keindahan alam, lyra, Cassie, Kalila, Genny, dan Lana pulang sekolah dengan semangat. Mereka telah merencanakan untuk menghabiskan sore mereka di perpustakaan kota.
lyra, yang selalu membawa tas buku favoritnya, memimpin rombongan menuju perpustakaan. Cassie, dengan ransel yang penuh dengan cemilan, sibuk merencanakan petualangan mereka di perpustakaan. Kalila, yang selalu misterius, tertawa kecil sambil berbicara tentang buku-buku misteri yang ingin dia baca. Genny, yang membawa pulpen dan buku catatan, sudah memiliki ide untuk proyek seni yang ingin dia kerjakan. Sedangkan Lana, yang senang dengan keindahan alam, membawa kamera untuk menangkap momen-momen indah.
Sesampainya di perpustakaan, mereka langsung bergegas memeriksa rak-rak buku. Setiap karakter menemukan novel yang menarik dan saling berbagi rekomendasi. Mereka menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan, terpesona oleh dunia-dunia baru yang ditemukan dalam halaman-halaman buku.
Setelah selesai dari perpustakaan, mereka berjalan menuju taman kota. Di sana, mereka meletakkan selimut di bawah pohon rindang dan duduk bersama sambil membaca buku-buku baru mereka. Sore itu berlalu dengan damai, diiringi dengan suara angin sepoi-sepoi dan gemerisik daun-daun.
Ketika matahari mulai tenggelam dan langit berubah menjadi warna oranye kemerahan, kelima teman itu masih berada di taman. Mereka merasa terlalu terpikat dengan buku-buku baru mereka untuk segera pulang. Namun, ketika bayangan malam mulai menyelimuti taman, suasana menjadi berbeda.
Lyra mengangkat kepalanya dari bukunya dan merasakan udara malam yang mulai menggigit. "Mungkin sudah waktunya kita pulang," katanya kepada teman-temannya.
Cassie menggelengkan kepala. "Tidak begitu cepat, Belle! Malam ini terlalu indah untuk dilewatkan begitu saja. Bagaimana kalau kita menjelajahi taman dalam kegelapan?"
Kalila, yang selalu tertarik pada hal-hal misterius, langsung setuju. "Apa yang bisa lebih menyenangkan daripada menjelajahi taman di malam hari?" tanyanya dengan semangat.
Genny dan Lana berpandangan sebentar sebelum mengangguk setuju. Dengan demikian, mereka memutuskan untuk tetap di taman dan menjelajahinya di bawah cahaya remang-remang bulan.
Mereka berjalan-jalan di antara pepohonan yang rimbun, merasakan aura misterius yang menyelimuti taman di malam hari. Cahaya bulan menerangi jalan setapak mereka, menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan di sekitar mereka.
Tiba-tiba, Kalila mengetuk bahu Lyra dan menunjuk ke arah semak-semak yang gelap. "Ada sesuatu di sana," bisiknya dengan suara serak.
Semua mata langsung tertuju pada semak-semak tersebut. Mereka menatap dengan tegang, mendengarkan setiap suara yang terdengar di kegelapan. Namun, setelah beberapa saat, tidak ada yang muncul dari semak-semak tersebut.
"Kita mungkin hanya terlalu paranoid," ujar Genny, mencoba meredakan ketegangan mereka.
Namun, ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka, suara-suara aneh mulai terdengar di sekitar mereka. Langkah-langkah ringan di belakang semak-semak, desiran angin yang tidak wajar, dan serangkaian suara bisikan samar membuat mereka semakin gelisah.
Tiba-tiba, Lana menyadari sesuatu. "Tas bukuku hilang!" serunya panik.
Mereka semua berhenti dan beralih ke arah Lana, yang tampak panik. Mereka segera menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres di taman malam itu. Mereka bersatu untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Dengan hati-hati, mereka melanjutkan perjalanan mereka melalui taman, mencari petunjuk tentang siapa yang mungkin telah mencuri tas Lana. Setiap suara membuat mereka melompat ketakutan, tetapi mereka bertekad untuk menyelesaikan misteri ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOCTURNE
Short StoryDi tengah hiruk-pikuk kehidupan remaja, lima sahabat -Lyra, Cassie, Genny, Lana, dan Kalila- menjalin ikatan yang tak tergoyahkan. Mereka berbagi tawa, tangis, dan impian mereka bersama, menembus segala rintangan yang datang. Namun, ketika cobaan hi...