“Ini di mana?” Jaemin merasakan jalanan yang ia pijak tidak mulus. Bahkan ia sesekali tersandung, hampir jatuh.
Tidak ada jawaban.
Jaemin pasrah saja tubuhnya ditarik entah mau di bawa ke mana. Ia tidak mendengarkan suara orang atau kendaraan apa pun, padahal Jaemin yakin sekali bahwa ia di bawa keluar ruangan. Anehnya ia malah mendengar kicauan burung dan serangga.
Mereka berhenti. Jaemin di paksa duduk. Tak lama penutup matanya di buka, dan hal pertama yang ia lihat adalah gelap gulita, tapi ia juga bisa melihat sedikit cahaya yang samar. Minimnya cahaya itu membuat Jeamin tahu di mana ia sekarang.
“Kenapa kamu membawaku ke sini? Apa kamu mau membunuhku?” Jaemin berontak, tapi ia baru sadar ternyata tubuhnya sudah di ikat pada pohon yang tidak terlalu besar di belakangnya. Berada di hutan dalam keadaan gelap dan terikat, ditambah seorang pembunuh yang menemaninya adalah hal tersial yang pernah ia alami seumur hidupnya.
“Membunuhmu? Nggak. Aku kan sudah bilang, kita berburu.” Laki-laki itu yang awalnya ada di balik pohon kini berjalan dan berdiri di depan Jaemin. Ia menundukkan badannya dan menyentuh wajah Jaemin dengan ujung jarinya. “Dan kamu akan menjadi umpanku.”
Jaemin menegang. Ia tidak mengerti apa yang di maksud dengan umpan oleh laki-laki ini, apa ia akan menjadi makanan binatang buas? Astaga memikirkannya saja sudah membuat badan Jaemin bergetar. Ia pecinta binatang, tapi kalau binatang secinta itu padanya sampai ingin memakannya, Jaemin jelas-jelas akan membenci binatang itu.
“Ja-jangan… tolong… lepaskan aku… A-aku tidak akan memberitahu siapa pun tentang ini… kumohon, lepaskan aku.” Air mata sudah mengalir di pipi Jaemin. Tapi sayangnya usaha Jaemin gagal, yang ada laki-laki itu malah tersenyum bahagia. Ia menangkup wajah Jaemin dengan gemas.
“Bagus, menangislah. Dengan begitu akan mudah memancing buruan kita.” Jaemin semakin menangis dengan kencang. Ia merasa frustasi menghadapi laki-laki gila dan tanpa perasaan di depannya ini.
Srek
Srek
Jaemin terisak saat ia mendengar suara langkah yang mendekat, dan sepertinya laki-laki itu pun juga mendengarnya. Jaemin sedikit panik saat melihat laki-laki itu menjauh dan pergi entah ke mana, tidak terjangkau dari pandangan Jaemin.
“Dia benar-benar ingin membunuhku.” Gumam Jaemin.
Masih dengan air mata mengalir dan rasa takut yang sangat, ia berusaha melepaskan tubuhnya dari tali yang mengikat dirinya. sepertinya laki-laki yang mengikatnya itu sudah sering melakukannya ini, karena ikatan tali ini sangat susah untuj di lepas.
Jaemin semakin panik saat suara langkah itu semakin mendekat. Jaemin merasa frustasi sekarang. Jaemin juga dapat melihat tumbuhan liar yang dekat dengannya berada bergoyang-goyang, menandakan ada sesuatu di balik dedaunan itu. Jaemin sekarang hanya bisa pasrah. Ia menyerah. Gerakan dan suara langkah itu semakin mendekat. Jaemin nyaris teriak saat dilihatnya sesuatu sudah keluar dari balik tumbuhan liar tersebut.
Jaemin langsung bernaps lega.
Ia tidak menduga bahwa yang ia kira hewan liar akan menyerangnya, ternyata adalah seorang manusia, lebih tepatnya pria lumayan berumur yang mengenakan pakaian sedikit lusuh.
Bapak itu menatap Jaemin dengan kaget. Ia pun tidak menduga bahwa ada seorang anak muda yang terikat di tengah-tengah hutan pada dini hari seperti ini.
“Astaga, nak. Ada apa ini? kenapa kamu terikat di tengah hutan seperti ini?” Bapak itu mendekati Jaemin dengan panik sambil berusaha melepaskan tali yang mengikat tubuh Jaemin itu. Jaemin bernafas lega, akhirnya ada seseorang yang akan menyelamatkannya, dan ia tidak jadi sebagai umpat hewan liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Habits (Markhyuck&Nomin)
Mystery / ThrillerBagaimana perasaanmu saat kamu melihat pembunuhan di depan matamu secara langsung? Itu yang di alami Haechan dan Jaemin. Dan sialnya psikopat gila itu tidak sendiri. Ia bersama kakaknya berhasil menculik dan mengurung Haechan serta Jaemin. Bagaiman...