MASUKIN PERPUS BIAR DAPET INFO UPDATE.
•••
Sederhana. Hanya sebuah kisah dari tujuh anak laki-laki bersaudara. Tujuh orang remaja laki-laki yang mempunyai kekurangan serta kelebihan mereka masing-masing dan berusaha untuk melengkapinya antara satu d...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Pada dasarnya jika kamu bisa bersyukur dengan apapun nikmat yang Tuhan berikan, maka itulah kebahagiaan yang sesungguhnya."
-7 RAGA-
***
Happy reading💐
Berhubung karena sebentar lagi udah mau lebaran saya cuma mau bilang, selamat hari raya idul fitri 1445 H. Minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batinn🙏🏻
***
Siang hari ini hujan turun walau tak terlalu deras. Namun, pengaruhnya begitu besar untuk sebuah perdesaan. Hari mulai sepi meski pada siang hari karena turunnya hujan. Orang-orang seolah enggan untuk sekedar duduk di teras rumah sambil melihat rintikannya yang berjatuhan.
Suara guntur mulai terdengar menggelegar. Langit pun sudah mulai semakin gelap. Hawa dingin angin kencang sudah terasa menusuk ke dalam tulang-tulang.
Di dalam sebuah rumah yang jauh dari kata mewah ada anggota keluarga yang sedang makan siang. Rumahnya memang tak mewah, hanya rumah sederhana tapi mampu membuat sejuta cerita dengan kenangan indah di dalamnya.
"Wahh, Ibu masak banyak hari ini?" tanya Harsa dengan raut wajah sumringahnya.
Sang ibu pun mengangguk menanggapinya. Lalu berjalan kembali menuju dapur untuk mengambil air minum.
Mahen, Reza, Noval, Nadi, Cakra, dan Jendra juga ikut bergabung. Ruang makan yang bergelarkan karpet merah dengan nasi serta lauk pauk diatasnya mampu membuat perut kroncongan saat melihatnya.
"Ada acara apa nih, tumben Ibu masak banyak kayak gini?" timpal Mahen yang sudah duduk bersila di atas karpet dengan yang lain.
Ibu datang dari arah dapur sambil membawa nampan berisi air minum. Reza yang melihat ibu kesusahan lantas menghampiri dan membantunya. Ibu tersenyum lalu berkata, "ndak ada apa-apa kok. Salah toh, kalo Ibu pengen buat anak-anak ganteng Ibu ini seneng?"
[Nggak ada apa-apa kok. Salah ya, kalo Ibu pengen buat anak-anak ganteng Ibuk ini seneng?]
"Aaaaaa! Lope-lope sekebun buat Ibu!" balas Nadi tersenyum lebar sambil membentuk love menggunakan kedua tangannya ke atas kepalanya.
"Mas, udah Mas. Cakra jijik liatnya." ucap Cakra khas dengan ekspresi wajahnya yang merasa jijik.
"Apa sih, suka-suka Mas lah!"
Cakra memutar bola matanya jengah. "Iyo Mas, karepmu. Wes, pokok e sak seneng mu dewe!"
[Iya Mas, terserah kamu. Dah, pokoknya suka-suka kamu sendiri!]