▪️▪️▪️
Beberapa bulan kemudian.
.
.
.
Usia kandungannya semakin tua, perut Haerin sudah membesar. Mungkin terlihat seperti beban yang berat untuknya, tapi ia begitu menikmati prosesnya. Ketika tangannya menyentuh permukaan perutnya, ia mulai bisa merasakan kehadiran calon anaknya. Rasa takut yang menyelimutinya pun perlahan hilang, tergantikan oleh rasa yang tidak bisa dijelaskan secara nyata.
Semakin hari, kulitnya semakin pucat dan tubuh Haerin semakin ringkih. Wanita itu mudah kedinginan dan mudah jatuh sakit. Namun, ia juga mudah melepas senyumnya karena ia tak mau meninggalkan kenangan menyedihkan untuk orang-orang tersayangnya. Kadang ia suka berandai-andai. Jika saja usianya masih panjang, ia ingin memotret momen masa kecil anak keduanya seperti ia memotret momen masa kecil Joan hingga album fotonya overload.
"Ibu, kapan sembuhnya?" tanya Joan yang duduk di sisi ranjangnya.
Sudah beberapa hari ini Haerin tidak kuat berdiri dan berjalan, jadi wanita itu hanya bisa berbaring di ranjangnya.
Haerin mencubit pipi Joan. "Doakan saja, ya. Semoga Ibu selalu bisa melihat Joan bahagia."
Joan mengangguk. "Aku selalu berdoa untuk kesembuhan Ibu." Ia memberikan Haerin sebuah kertas. "Aku menggambar ini untuk Ibu, supaya Ibu cepat sembuh."
Haerin tersenyum saat melihat gambar Joan.
Dulu Joan selalu menggambarkan Haerin sebagai kakak perempuannya, sekarang Joan menggambar Haerin sebagai ibunya. Joan tidak perlu berimajinasi terlalu tinggi lagi untuk ayah dan ibunya, karena Joan memiliki Haerin dan Taehyung sebagai orang tua yang disayangnginya. Di dalam gambar itu, terdapat dirinya, Joan, Taehyung, dan seorang anak yang memakai jas hujan bewarna merah.
"Ini siapa, Joan-ah?" tanya Haerin.
"Adikku," jawab Joan penuh semangat. "Aku tidak tahu dia laki-laki atau perempuan, jadi aku pakaikan jas hujan saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leodric's Ecstasy [M] ✔
Fanfiction[Short Story] "Layaknya ekstasi yang gila, iblis mengutusku untuk memberimu kesenangan dan kepuasan sesaat." - Mr. Leodric . . . Minggu, 10 Maret 2024 Arr.